7

Tolong jangan siders 😢

Yeri pov

Terdengar suara piano yang mengalun begitu indah ditelingaku. Hari menunjukkan pukul 8 pagi dan itu terlalu pagi jika seseorang memainkan alat musik begitu kencangnya.

     Jika dirumah ini memiliki tetangga, mungkin mereka akan memprotes karena merasa terganggu dengan suara itu. Namun beruntungnya, disini tak ada tetangga. Yang ada hanya pepohonan jika aku melihat keselilingnya lewat jendela.

           Sebulan lebih aku tinggal disini, sendirian. Tanpa orang yang ku kenal, memang banyak yang menemaniku disini dirumah ini. Namun aku tetap saja merasa kesepian, aku begitu sangat ingin keluar dari rumah ini. Namun entah kenapa rasanya aku tak mampu. Aku tak bisa melakukannya.

     Dan meninggalkannya, karena aku sudah terikat dalam satu hubungan denganya. Walaupun pernikahan ini bukan pernikahan sepasang kekasih yang saling mencintai, namun tetap saja aku harus bisa menganggapnya seperti itu, srius dalam menjalani rumah tangga. Karena Aku sudah resmi menjadi miliknya, biarpun aku pergi dari sini. Dia pasti akan tetap mencari, biar bagaimapun aku sudah menjadi miliknya, dan kemanapun aku pergi dia pasti akan mencari.

"Kemarilah Sayang. Kau berdiri disitu, kau tak mau melihatku bernyanyi?." Aku tersentak mendengar suara bariton yang berada diruangan musik ini.

     Entah sejak kapan aku tiba-tiba berada disini? Aku benar-benar Tak sadarkan diri.

"Auhmm. Ak-aku mencari dapur."

Dia terkekeh dengan ciri khasnya. Aghh Yeri kau bodoh malah berbicara seperti itu. Pantas saja dia terkikik. Perkataanmu itu menjengkelkan.

"Kau berbohong. Kamarku dan kamarmu hanya berjarak beberapa langkah saja dari dapur Sayang. Mana mungkin kau lupa tempatnya." Ah sial kenapa begini jadinya, aku terpegok karena mengikuti suara piano itu.

"Yah, ak-"

"Sudah lah kemari. Aku ingin berdua denganmu. Kita bernyanyi bersama." Jungkook menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Dia mengulurkan tanganya dari jauh.

      Jungkook masih duduk didepan piano-nya, dan aku berdiri diambang pintu. Butuh 15 langkah aku untuk bisa mendekatinya.

Ini mengingatkanku pada adegan-adengan film maupun drama yang pernah ku tonton. Dimana seorang pria mengulurkan tanganya, meminta sang gadis untuk bersamanya. Membalas uluran tangan itu, lalu pergi bersama sang pria.

Namun aku tersadar terlalu jauh. Bagaimana aku memikirkan hal buruk seperti itu?

"Aku tak bisa bernyanyi." Kataku berusaha menolaknya.

"Tak apa sayang, kau Tak akan aku apa-apakan. Kau tak bisa beryanyi, biarkan aku saja yang bernyanyi." Kata jungkook mengangguk meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja.

   Dengan berat aku melangkah menghampirinya, dengan gugup dan tangan bergetar.

"Duduklah. Kau sudah sarapan?." Katanya bertanya dengan lembut. Dan tentunya aku balas dengan anggukan.

"Baguslah. Karena aku akan menghabiskan beberapa waktu disini bersamamu." Setelah itu jemari Jungkook dengan lihai nya menari diatas piano membuat melodi-melodi indah Yang dikeluarkannya.

    Aku sempat Tersenyum setelah mendengar betapa merdunya suara Jungkook. Aku tidak tahu Jika ia bisa hebat dalam bernyanyi, kukira suaranya pas-pasan. Tetapi ternyata tidak sama sekali.

   Suaranya sangat enak didengar. Mirip sekali dengan Artis-artis papan atas. Ah aku memuji berlebihan sekali.

Aku tersadar saat Jungkook tengah memperhatikanku, sialan mengapa aku bisa segugup ini? Dengan segera aku membenarkan posisi duduk-ku, astaga mengapa aku tak sadar jika sekarang tanganku sedang digenggam olehnya.

   Aku jelas menegang.

"Hm, kau terpanah mendengar suaraku?." Tanya Jungkook dengan alis kanan yang mengangkat. Aku menelan salivaku susah, pasalnya ia bertanya seperti itu. Jelas dia tahu jika aku memang mengaggumi suaranya.

"Aku ingin ke Toilet." Baru saja aku akan bangkit dari duduku. Namun jungkook malah kembali menarikku, untuk duduk kembali disampingnya.

   Ah aku benar-benar sangat gugup.

"Ada apa ke Toilet? Kau ingin pipis karena gugup berada disisiku?." Yah ghost dia memang peka, aku sangat payah dalam beralasan. Apalagi berbohong, oh tuhan haruskah aku berpasrah lagi?

"Aku srius, aku merasa ada yang aneh-aneh akhir-akhir ini." Kataku berkata.

   Yah, kali ini aku ingin mencoba berbicara panjang dengan nya. Aku ingin tahu seberapa asyiknya dia saat diajak bicara. Aku terdiam saat Jungkook mengubah posisi duduknya, menghadap padaku. Dengan wajah yang siap mendengarkan perkataanku.

"Kau sering mengalami apa?." Katanya penasaran. Tanganku bahkan tidak dilepaskan olehnya sama sekalipun. Dia terus menggengamnya, seolah aku ini tidak boleh kabur darinya.

"Bisakah Jangan seintim ini."

Jungkook terkekeh.

"Kita sudah menikah, sayang. Apa yang perlu kau khawatirkan, hm?." Katanya dengan suara yang terdengar serius. Memang srius kita sudah menikah, namun aku masih tetap tidak bisa jika harus seintim ini dengannya.

"Tidak apa, lanjutkan." Jungkook menyerah? Ia melepaskan genggaman tanganya.

   Syukurlah, aku lumayan tidak gugup lagi.

"Aku dari kemarin sering merasa pusing dan mual. Aku selalu saja bolak-balik Toilet hanya untuk memuntahkan isi perutku."

Jungkook bergegas mendekatiku lagi. Duh posisi ini lebih dekat dari sebelumnya.

"Sejak kapan?."

"Kemarin" kataku, Yah aku tidak berbohong mengatakan hal ini padanya. Memang aku mengalami hal itu sejak kemarin.

"Baiklah, sekarang katakan padaku. Kapan kau datang bulan?."

   Gila bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Aku tak habis pikir. Ah, tetapi tunggu dia mengatakan seperti itu karena gejala itu? Apakah aku?

              Hamil?

"Tidak mungkin!." Pekikku dengan gelengan yang kuat, aku tidak tahu harus apalagi. Jika itu nyata bagaimana? Aku terlalu muda untuk mengandung.

"Apanya yang tak mungkin? Apakah kau tahu arti semua itu. Yerim? Aku akan menelvon dokter." Dia lalu beranjak dari duduknya.

Aku hanya mampu melihat punggungnya yang semakin jauh. Dia lalu berteriak setelah keluar dari ruangan musik ini.

  Jungkook berteriak memanggil para ajudannya. Entah kenapa perasaanku semakin tak enak, oh tuhan bagaimana jika itu benar-benar terjadi?

                          ***

"Selamat Tuan Jeon, nyonya yerim memang sedang mengandung. Usianya baru 3 minggu." Aku langsung bangkit dari baringanku.

Setelah dokter datang jungkook membawaku kedalam kamarnya, dia mengatakan kalau aku harus dicek untuk memastikanya. Dan setelah sudah selesai dicek aku pun kaget saat tahu kalau aku tengah mengandung, Anaknya Jungkook.

     Bisa kah aku Menjerit sekarang? Bahkan pernikahan ini paksaan! Aku bahkan tidak mencintainya. Bagaimana anak ini hadir begitu cepat?

"Hiks."  Aku terisak melihat kenyataan pahit ini.

"Kalian keluarlah." Ucap Jungkook mengusir orang yang berada di dalam kamarnya. Kini tinggalah aku dengannya saja.

Apakah dia akan memarahiku? Karena aku menangis?

"Ada apa kenapa kau tak senang?." Bodoh sekali kau jungkook jelas aku tidak senang, aku malah semakin sulit untuk keluar dari sini jika seperti ini!

"Jungkook aku ingin sendiri dulu, hiks.." kataku mencoba mengusirnya secara halus

Kudengar jungkook menghela nafasnya, terdengar nada berat keluar dari mulutnya.

"Kau jangan pernah berfikir yang aneh-aneh yerim. Aku tahu kau belum siap menjadi orang tua, tapi percaya lah padaku. Suatu saat nanti kau pasti akan menerimanya." Kata jungkook bermaksud menenangkan diriku, tetapi aku hanya diam saja tak berminat mendengarnya.

Lalu aku merasakan sesuatu yang lembut mengenai Dahiku. Aku mematung saat jungkook mengecup dahiku. Aku terdiam dan menegang saat dia tersenyum lembut dan mengelus perutku yang masih rata sembari berkata.

"Jagalah dia, aku mencintaimu."

Dia lalu pergi begitu saja meninggalkan aku yang kini kembali terisak melihat kenyataan pahit ini. Aku benar-benar tak menyangka jika aku akan menjadi sosok ibu untuk waktu yang singkat.

Tuhan semoga aku bisa menerima bayi ini.

                          ***



Maaf banget aku telat update😊

Aku Niatnya sih pengen Fokus sama ff aku yang Special to my wife dulu, tapi karena aku juga perduli sama ff ini jadi aku update sekarang.

Maaf banget yah😑😥😩😇😊

Semoga kalian suka

Jangan lupa Votte and koment , terimakasih

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top