3

Yeri pov

Jam sudah menunjukkan pukul dua malam, dan aku masih terjaga sampai sekarang. Kini aku hanya diam dan sesekali meleguh saat dia menusukku terlalu dalam. Aku merasakan beberapa kali ia pelepasan, namun sayangnya ia belum melepaskan tautannya walaupun berkali-kali sudah mencapai puncaknya.

Lahirkan anak laki-laki

Kata-kata itu selalu tergiang diotakku. Suamiku, yah bukan begitu dia suamiku? Walaupun aku tak mengenalnya sama sekali tetapi ia sudah menjadi suamiku, tak ada salahnya kan aku menyebut dia seperti itu?

Jika salah maafkan aku, aku akan segera mencabut perkataanku sebelumnya. Jika memang bisa.

Matanya berat sekali, kutahu dia lelah namun dia bodoh tak berbaring untuk tidur, dia malah masih enaknya menghujamiku. Rasanya badanku remuk semua, tak bisa bergerak walaupun sedikitpun. Mungkin sudah enam kali berturut-turut aku dan dia melakukannya, namun dia sama sekalipun tak merasa lelah. Ia malah semakin kuat setiap menit ataupun jam nya.

Aku jadi berfikir apakah seorang lelaki tampan yang berada diatasku ini seorang lelaki yang mengidap penyakit libido? Jika ia aku tak tahu harus apa, pasti ia akan setiap hari bergempur denganku. Jangan, aku tak mau.

Nafasnya terengah-engah mungkin ini ketujuh kalinya ia merasakan pelepasan. Aku tak munafik bahwa aku sangat menyukai permainanya, bisa ku pastikan bahwa dia adalah lelaki yang sering sekali melakukan having sex dengan wanita-wanita lainnya. Namun aku sama sekalipun tak mengurusinya yang terpenting adalah bagaimana caranya agar aku bisa pergi dari rumah besar milik lelaki ini.

"Jangan pernah berfikir untuk kabur, karena sampai kapanpun kau akan tetap berada disini!." Aku membulatkan mataku, sejak kapan dia sudah berpindah tempat? Pasti aku sudah lama memikirkan jalan keluar sehingga aku tak sadar dia sudah berguling kesampingku.

Oh bahkan tautanya belum terlepas! Apa yang dia inginkan? Aku sudah lelah, bisakah dia mengasihaniku?

Sudah menikahiku dengan paksa, memperkosaku berkali-kali dan kini ia ingin kembali melakukan tindakan sex berturut-turut? Aku sungguh membencinya!

Aku tak tahu siapa dia, dia memiliki banyak anak buah berhoodie bahkan bertopeng putih, aku benci untuk mengakui bahwa aku penasaran dengan sosok lelaki di sampingku ini.

Ku lihat kamarnya ini sangat megah sekali, banyak dokumen-dokumen yang entah itu milik kantornya ataupun apa, yang jelas semuanya ada banyak di dalam satu lemari panjang dan lebar. Dia sangat kaya, bahkan ranjang yang kini ku tempati seperti emas perak yang sangat berkilau. Aku tak tahu apakah emas ini asli atau tidak.

Bukan hanya ranjang saja, ada juga tempat lampu, gagang pintu, hiasan-hiasan dan beberapa figura. Itu semua hampir seluruhnya emas. Sungguh sangat membutakkan Mata kamar ini.

"Jika kau tak menyukai semua yang ada disini aku bisa merubahnya dalam 6 jam." Katanya dengan senyuman penuh arti.

Aku terdiam tanpa menoleh, sekali menoleh padanya aku langsung mendapatkan sebuah senyuman menawan yang penuh dengan arti. Itu pasti membuatku akan langsung jatuh cinta dengan pesonanya. Namun, aku akan berusaha untuk menjaga agar aku tak terjatuh kedalam pesonanya.

"Cuih, kau itu pemaksa. Aku tak mungkin tidak bisa mempercayai mu." Kataku untuknya. Dia lalu terkekeh geli mendengarkan suaraku yang serak.

"Mendesah kau sangat merdu, suaramu itu tak lebih bagus dari desahanmu." Katanya di akhiri dengan tawa yang membuatku langsung menatap tajam kearahnya. Menatap seperti ini harusnya dia yang takut, lantas sekarang mengapa aku yang takut padanya? Sial aku benci diriku sendiri!

"Jaga tatapanmu itu! Jika kau tak mau konsekuensinya!." Ku teguk air liurku sendiri melihat dia sudah bengis terhadapku. Bagus sekali aku sangat tolol telah berani padanya.

Ingat yerim siapa lelaki ini! Dia jahat, pemaksa, dan pemabuk sex bisa saja kau akan dihukum mati-matian olehnya. Hanya sekedar lewat sex pun sudah dipastikan ia akan Langsung membunuhmu

"Langsung? Apakah kau mau aku mengubah kamar ini?." Oh tuhan, setelah ia melihatku dengan bengis sekarang malah menghalus. Memang aneh sekali lelaki bermarga jeon ini!

"Tak usah lagian aku akan pergi dari sini, atas persetujuanmu ataupun tanpa persetujuanmu!." Kataku tegas, dia nampak mengangkat satu alisnya. Mungkin dia berfikir aku bermain-main dengan ucapanku. Dan aku juga tak yakin sebenarnya bisa pergi dari sini, dilihat dari depan pintu kamar saja, sudah ada sepuluh ataupun sebelas penjaga ketat.

"Silahkan saja!. Jika kau ingin aku bisa mengantarkanmu, tetapi ku pastikan kau tak langsung pulang kerumah. Melainkan kuburan!." Katanya dengan senyuman meremehkan, terdengar main-main namun aku percaya pada sosok orang ini bahwa dia memang benar akan melakukannya.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?." Tanyaku

"Karena hanya ada kau dijalan itu." Dan untuk sekian kalinya jawaban itulah yang ku dapatkan, bisakah dia memberi alasan yang lainnya? Aku muak mendengar dia selalu menjawab perkataan seperti itu.

"Apa warna kesukaanmu." Ternyata dia juga orang yang suka mengganti topik pembicaraan, aku semakin kesal padanya.

"Ungu." Memang aku menyukai warna ungu, menurutku ini adalah saatnya aku untuk berpura-pura menghalus agar ia juga bisa mengimbangi kepura-puraanku, setelah aku sudah bersikap baik padanya dia pasti akan luluh. Dengan cara itu aku akan usahakan untuk bisa pergi darinya.

"Baiklah." Hanya itu? Benar-benar orang ini, setelah mengucapkan kata itu jeon jungkook langsung bangkit, ia memakai pakaiannya, telanjang dihadapanku dan sekarang memakai baju dihadapanku? Hoh, benar-benar lelaki tak memiliki otak.

Aku menutup kedua mataku, dia mengambil pakaianku yang berserakan dilantai dan langsung dihempaskan ke-muka ku begitu saja, aku kaget langsung saja aku mengambilnya.

"Ini pertama Kalinya aku memunguti baju mu!." Katanya, dia lalu mengambil salah satu pakaian dalam ku. Oh tidak, itu adalah penutup aset berhargaku. Mengapa ia malah tersenyum melihat itu, sangat menjijikan.

"Sangat besar, ukurannya saja sangat cocok ditanganku." Dia lalu melemparkan penutup payudara ke padaku. Aku langsung menatapnya tajam, ia tersenyum miring. Mungkin dia stres, dia memang tampan tetapi sungguh dia sangat menyebalkan!.

♣♣♣♣♣♣♣

Sepeninggalnya jeon jungkook dikamar yang sedang ku singahi. Pelayan datang, sekitar tujuh pelayan perempuan langsung menghampiriku. Mereka membungkuk dan tersenyum padaku.

"Nyonya kau bisa langsung mandi, kami akan memandikan anda." Aku terkejut, apa ini. Apa mereka fikir aku masih bayi hingga mandi saja tak bisa? Aku benar-benar tak habis pikir mendengar perkataan pelayan bodoh ini.

"Tak usah aku mandi sendiri saja!." Kataku tajam. Mereka sama sekali tak merasakan aura jahatku, mereka malah tersenyum, senyum hormat lebih tepatnya. Apa mungkin mereka memang diharuskan seperti itu? Melayani seseorang yang dianggap paling spesial di rumah megah ini? Jika memang iya, lantas apakah aku orang spesial disini? Hingga aku mendapatkan pelayanan menakjubkan seperti ini.

Sumpah seumur-umur aku tak pernah ditawarkan hal yang sangat membuatku kaget seperti ini, disini seolah aku adalah seorang ratu dari istana hingga mereka harus melayaniku dengan baik seperti ini.

"Sudah-sudah sana keluar, aku bisa mengurusi hidupku sendiri!." Kataku tajam, mereka masih tersenyum. Biarkan mereka merasakan sakit rahang jika terus-terusan tersenyum seperti itu. Aku mengumpati mereka bertujuh itu!

"Tak bisa nyonya, tuan jeon akan marah jika kita tak melayanimu dengan baik." Kata pelayan yang paling depan, ku prediksi umurnya sekitar 30 tahunan. Cukup terbilang paling dewasa dari wajah-wajah menggemaskan pelayan di belakang wanita cukup umur itu.

Aku terdiam, tuan jeon? Dia yang memperkosaku digedung tua itu aku tak tahu apakah aku pantas menyebutnya gedung? Terlihat seperti rumah tetapi Ah sudah lah lupakan, aku tak mau mengingatnya, menyakitkan!. Tuan jeon? Ku kira dia itu sudah tua, berkumis, botak dan perutnya membuncit. Namun yang kulihat disini di real nya, ternyata dugaanku 100% salah, betapa tercengangnya aku saat melihat lelaki itu begitu tampannya. Ku kira dia itu dewa yunani yang turun dari langit untuk membantuku mencari jalan keluar agar hidupku yang membingungkan ini dapat dibantunya agar lurus.

Namun itu juga salah, dia ternyata lelaki tampan yang memiliki hati sebanding dengan monster jahat yang menakutkan. Pemaksa dan tak bisa dibantah.

Tetapi aku juga belum bisa mempercainya bahwa dia sekarang adalah suamiku sendiri, suami yang bahkan aku tak tahu sama sekalipun sifatnya. Dia memang aneh suka enak sendiri tak bisa mengerti perasaan orang lain sepertiku.

Jika dilihat dia memang sangat tak bisa untuk tak bersikap kasar, dia selalu menatap tajam pada apapun yang berada di sekitarnya. Pantas saja para pelayan ini takut padanya, ternyata dilihat dari auranya saja sudah menampakkan aura negatif tinggi, hingga kita harus berhati-hati.

"Baiklah, tetapi aku hanya ingin mandi sendiri. Aku malu, kalian enak saja mau melihat asetku!." Kataku menutup kedua payudaraku yang tertutup oleh selimut.

Mereka semua terkekeh kecil mendengarkan itu semua. Memang apa yang lucu? Tak lucu, mereka aneh sama dengan tuannya.

"Iya kita semua tahu, lagian nyonya semua yang melekat pada diri anda itu adalah milik tuan jeon. Jadi kita bisa sembarangan melihatnya." Kali yang berada di barisan keempat yang menjawab.

Aku memalingkan wajahku, gila saja mereka. Aku sangat membenci perkataan itu.
Tuhan aku ingin menangis Sekarang, mungkin jika aku tak menikah dengan dadakan seperti ini, dijam seperti ini aku sudah berangkat ke kampus. Walaupun tak memiliki teman, setidaknya aku bebas. Tak seperti sekarang ini, aku merasa sangat risih.

Mengerti akan tak kesukaanku, mereka langsung diam dan kembali mencoba membujukku untuk segera mandi. Aku langsung bangkit dari ranjang, mereka lalu membenarkan selimut yang meliliti tubuh telanjangku. Mereka bahkan menuntunku yang sedang susah berjalan karena selangkanganku yang sangat ngilu.

♣♣♣♣♣♣♣♣

Sehabis mandi, pelayan membawaku keluar kamar. Mereka langsung membawaku kedapur, aku memandang takjub semua yang berada di rumah ini. Sudah ku bilang ini sangat diluar ekpetasiku. Memangnya sekaya apa jeon jungkook itu? Sehingga semua dekorasi setiap ruangannya emas? Apakah jeon jungkook sangat menyukai warna gold hingga hampir semua disini sangat berkilau?

Aku kaget melihat beberapa lelaki bertopeng putih melintas didepanku. Sadar akan adanya diriku dengan beberapa pelayan yang mengawalku mereka langsung membungkukkan badanya untuk menyapa ku, mungkin.

"Mereka menghormati mu, nyonya." Bisik pelayan yang paling tua.

Aku mengeritkan kedua alisku tak mengerti, orang bertopeng itu bahkan masih kompak membungkuk.

"Anda tersenyum atau mengagguk saja. Mereka akan segera pergi." Lanjut sang pelayan.

Mengerti dengan itu aku langsung tersenyum dan mengangguk dengan canggung. Dan benar saja setelah itu mereka langsung kembali melangkah pada tujuan awalnya.

Ini seperti mimpi, aku seperti seorang bangsawan yang harus dihormati oleh orang tadi.

Aku kembali melangkah menuju dapur.

Baru beberapa langkah aku langsung berhenti. Ini bukan seperti dapur pada umumnya, jika di bisa bilang ini adalah lapangan untuk acara makan-makan bukan untuk makan biasa. Wow, sangat menakjubkan.

Aku melihat kesisi kanan, aku mengangkat satu alisku. Saat aku melihat jeon jungkook tengah marah-marah pada ponsel yang berada di telinganya.

Beberapa pengawal ada di depan, samping, belakang dari lelaki itu. Mereka lantas langsung hormat setelah secara kompak melihatku.

Tadi bertopeng, sekarang berjas dan bertopi koboy. Apakah mereka memang memiliki grup yang berbeda-beda? Jika iya aku salut sekali pada orang-orang yang berada disini.

Aku kembali tersenyum dan mengangguk sesuai dengan apa yang diberitahukan sang pelayan padaku. Mereka langsung kembali seperti semula.

"Nyonya anda sudah ingin sarapan?."

"Ah..i-iya." Kataku langsung kelabakan mendengar perkataan itu.

Aku langsung mengalihkan pandanganku kembali menuju meja makan, mereka sang pelayan langsung membuka tudung saji secara kompak.

Bahkan lauknya saja sampai puluhan, aku tak sanggup menilai makanannya benar-benar istimewa semua. Aku merasa canggung, aku tak terbiasa makan seperti ini. Bagaimana jika cara makan ku menjijikan?

Aku tak bisa.

"Apa anda tak menyukai makannya. Kami masih memiliki stok yang sudah dimasak nyonya." Kata pelayan menyadari aku yang diam tak mnyentuh makanan sama sekali.

Aku menggeleng, bukan tak suka melainkan aku minder dan aku tak bisa memakan makanan mewah.

Kulihat jungkook juga nampak sadar adanya diriku, aku kembali diam setelah apa yang kudengar barusan.

Aku mencium istriku dulu,

Dan aku melihat para lelaki yang bertopi koboy serta berjas. Langsung memunggungi jungkook.

Jungkook kini tengah melangkah padaku. Detak jantungku berdebam tak karuan, aku memejamkan mata saat ia kini sudah hampir sampai medekatiku.

Pelayan langsung hormat melihat jungkook sudah berada disampingku, mereka diabaikan oleh jungkook. Seolah tau apa yang akan terjadi mereka lalu membalikan badannya memunggungiku dan jungkook yang terdiam.

"Aku akan berangkat kerja. Nanti malam aku akan kembali bersamamu. Hmm, yeri kabari aku jika perutmu sudah ada nyawa lain." Katanya yang membuatku langsung terdiam mencerna apa saja yang ku dengar.

Chup

"Aku akan belajar menerimamu."

Dia langsung menciumku yang masih terbengong-bengong sendiri mendengar suaranya. Tersadar pelayan dan bodyguard jungkook sudah merubah kembali badanya seperti semula. Nampaknya mereka biasa saja melihatku dan jungkook sudah selesai dengan suatu yang menjijikannya.

Jungkook mengusap rambutku pelan dengan senyuman. Percayalah jika aku ingin sekali menarik hidung yang mancung itu. Dia sangat menarik.

Tidak yerim kau tak boleh menyukainya, dia jahat dia telah merenggut masa depanmu

Yah benar. Akhirnya aku mencoba untuk melepaskan tangannya dari rambutku. Dia terkekeh melihat tingkahku.

Aku membencinya ingat itu.

"Hey jangan mengumpat pada suamimu sendiri, yerim!." Lanjut jungkook sembari tertawa lebar.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top