29
Author pov
Setelah selesai berkunjung ke-makam orang tua Jungkook. Kedua pasangan suami-istri itu kembali berjalan menuju mobil. Merasa sudah sangat lelah karena selama itu mereka hanya berjalan kaki, jalan menuju pemakamanya begitu sempit hingga tidak bisa dimasuki kendaraan kecil maupun besar.
Mereka berdua lalu Memasuki mobil dengan senyuman dibibir masing-masing. Sepertinya, mereka telah membuang banyak beban ditempat ini hingga pulang merasa sangat ringan dan tenang.
"kau mengantuk?." Tanya Jungkook saat sudah menyetir, ia melihat Yeri nampak menguap. Dan benar saja istrinya itu mengangguk sembari memejamkan matanya.
Melihat itu Jungkook merasa gemas, ia lalu menyenderkan kepala Yeri kebahunya. Agar saat tidur kepala wanitanya itu tidak terbentur oleh Apa saja yang ada dimobil.
"Huam, aku ingin menemanimu bicara tapi rasanya susah sekali membuka mata." Kata Yeri yang masih nyaman memejamkan mata tetapi berbicara.
"Tidurlah, aku akan membangunkanmu jika sudah sampai rumah."
"kau mengantuk tidak?." Sepertinya Yeri tidak mau meninggalkan Jungkook menyetir sendirian, jika ia tidak menemani Jungkook pasti lelaki itu akan bosan dan juga ikut merasa Mengantuk. Ia takut nanti terjadi kecelakaan, karena ini pertama kali Yeri menaiki mobil hanya berdua dengan Jungkook yang menyetir.
"Sudahlah sayang, tidurlah." Namun Jungkook berusaha untuk membuat Yeri tidur, diusap-usapnya kening Yeri agar Yeri semakin menutup matanya.
Kasihan jika melihat Yeri seperti ini. Walaupun wanita itu galak saat terbangun, tetapi saat tidur rasanya Jungkook ingin menggendongnya kepangkuan serta menyanyikan lagu penghantar tidur agar Yeri semakin Terlelap dalam mimpinya.
Jungkook menyukai Yeri saat bermanja padanya, namun wanita itu jarang sekali bermanja dengannya. Hanya dirinya sajalah yang selalu manja pada istrinya, kadang Yeri selalu membentakknya jika ia mengambil kesempatan untuk bermanja padanya.
Untuk itu Jungkook memanfaatkan waktunya memandangi wajah Yeri.
"Kau itu sangat baik Yerim, aku tidak tahu kehidupanku akan bagaimana jika aku tidak bertemu denganmu." Gumam Jungkook dengan helaan nafas beratnya.
"maafkan aku yang dulu Memaksa-mu untuk bersamaku." Jungkook kembali bergumam Tetapi saat ini Yeri tidak benar-benar terlelap dalam tidurnya. Ia malah mendengar semua ocehan Jungkook. Apa sebegitu benar-nya kah Jungkook bisa mengeluh seperti itu?
****
Sudah hampir Menjelang malam, Mereka. Jungkook dam Yeri, sudah sampai kesuatu Tempat yang sendari tadi membuat mulut serta mata Yeri melebar bulat. Melihat Sesuatu yang indah dan luas di hadapanya
Saat masih berada didalam mobil-pun Yeri yang kala itu tertidur langsung terbangun saat Jungkook sengaja membangunkannya, dan Saat sudah tersadar Yeri langsung kaget melihat betapa indahnya monsion dihadapannya.
Jauh lebih besar dari yang Jungkook miliki.
Saat mobil Jungkook memasuki perkarangannya-pun, Gerbang langsung terbuka hanya dengan Jungkook menepuk tangannya sekali. Memang sangat Canggih, bukan? Terlihat jika bangunan itu tak ternilai murah harganya.
"Ah, Jeon. Ini, rumah siapa?." Yeri yang sudah gatal ingin bertanya itu pada suaminya pun, langsung menanyainya. Ia sampai tidak henti-hentinya berdecak kagum.
Oh tuhan, rumah Jungkook yang diTengah hutan saja Besar. Mengapa ada rumah yang melebihi besar rumah Jungkook?
"Hm, Siapa yah." Tidak menjawab malah Lelaki itu menayakan balik pada Yeri.
"Kau ini bisa tidak jangan bercanda."
"Kau bahkan tahu seberapa bringasnya aku saat serius." Yeri menegang mendengar itu, apalagi saat Jungkook mendekatkan wajahnya ketelinganya yang sensitif.
Lelaki itu tiba-tiba berbisik pelan, membuat bulu kuduknya berdiri.
'Apalagi serius saat diranjang'.
"Astaga mesumnya!." Yeri menepuk Lengan kekar Jungkook, sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada saja ya jawaban mematikan dari lelaki itu. Astaga, Mau marah-pun tidak bisa karena Yeri sudah tidak mau melakukannya lagi.
"Mari kita masuk." Jungkook lantas mengenggam jari jemari Yeri dengan erat. Membawa wanita itu memasuki Rumah yang bak istana itu.
Namun, belum sampai mereka menginjakkan kaki ke-lantai Rumah. Tiba-tiba saja ada seseorang berteriak cukup keras dibelakang mereka, hingga dengan kompak pasangan suami istri itu berbalik melihat sosok itu.
"papa!." Seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki berlari menghampiri Jungkook sembari melebarkan tangannya. Ia tersenyum manis saat Jungkook terkekeh dan langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.
"Bagaimana kabarmu, jagoan." Tanya Jungkook pada anak kecil itu sembari mengelus kepalanya sayang.
"Ah, papa aku merindukanmu. Jelas sekali aku tidak baik dengan itu." kembali Jungkook terkekeh kecil mendengarnya. Bukankah Lucu bagi anak yang masih berusia sekitar empat atau lima tahunan, berbicara layaknya orang dewasa?
"Sayang, maafkan papa. Banyak kerjaan yang menumpuk. Papa sampai lupa padamu." Kali ini Jungkook mengecup pipi anak itu dengan lama, membuat sang anak kegelian dan tertawa lebar.
Melihat itu, entah kenapa Yeri merasa hatinya remuk. Bagaimana bisa ada anak kecil yang dengan tiba-tiba memanggil Suaminya 'papa' sementara dirinya? Belum pernah melahirkan sama sekalipun. Hampir pernah, namun itu gagal kan?
"papa, kau bawa siapa?." tersadar dengan ucapan sang anak Jungkook langsung membelalakan matanya, lupa akan adanya sosok istri yang tengah menatap datar padanya.
"Yerim, perkenalkan ini Jeon Haechan. Dia adalah putraku, putra angkat. Dia Cucu dari Namjoon, tetapi karena ada sesuatu kejadian tragis yang membuat orang tuanya tiada. Akulah yang menggantikan orangtuanya itu, hm. Maaf sebelumnya aku tidak memberitahumu." kata Jungkook sembari menggendong anak kecil yang bernama Haechan itu. Haechan tersenyum lembut pada Yeri yang mulanya bermuka datar kini bermuka terkejut.
"Hai," sapa Haechan kecil diselingi senyuman manisnya.
Yeri melihat seperti ada sesuatu yang terjadi didepanya. Haechan nampaknya tengah membisikkan sesuatu yang membuat alis Jungkook mengerit serta tertawa setelahnya.
"Panggil saja seperti itu." ucap Jungkook yang sama sekalipun tidak Yeri ketahui apa itu makna-nya, kan itu jawaban untuk bisikan Haechan.
"Mari masuk, mama." Yeri melebarkan matanya saat mendengar Haechan memanggilnya dengan sebutan 'mama'yang terdengar sangat manis. Oh tuhan, mengapa Yeri jadi terharu.
Apalagi saat Haechan turun dari gendongan Jungkook dan langsung berjalan menarik tanganya untuk masuk kedalam Rumah. Persis sekali seperti anak pada ibunya. Yeri jadi ingin menangis karena mengingat tentang anak-anaknya yang telah tenang dialam sana.
"Mama, apakah mama menyukai Ikan? Aku punya banyak. Papa dan kakek yang memberikan aku semua." Jungkook berjalan dibelakang mereka berdua sembari memasukan kedua tanganya kedalam saku celana. Melihat bagaimana interaksi si-kecil bersama dengan istrinya itu.
Nampaknya Reaksi Yeri biasa saja. Jungkook patut bersyukur karena Yeri tak marah saat Haechan memanggilnya 'mama'. Karena sejujurnya tadi Haechan membisikan ingin memanggil Yeri dengan sebutan itu pada Jungkook, dan Jungkook langsung membolehkannya.
Ia tahu Yeri tidak mungkin marah pada anak-anak. Apalagi sepolos dan seimut Haechan.
"Hm, Ak-aku menyukai ikan." Kata Yeri terbata-bata, ia dibuat gugup dengan panggilan Itu.
"Mama, Kita beri makan ikannya. Agar tidak mati." Serasa Yeri bersama anaknya sendiri, jadilah Yeri sangat senang melihat Haechan begitu semangat.
Padahal belum Sepuluh menit penuh mereka kenal, tetapi Haechan nampaknya mudah sekali berteman. Terbukti sekarang Yeri sedikit merasa Suka pada anak itu. Walaupun pada awalnya ia sempat berfikir bahwa Haechan adalah anak Jungkook dengan wanita lain. Namun, setelah Jungkook jelaskan begitu saja, ia jadi merasa Kasihan pada anak itu.
"Haechan, boleh aku bertanya padamu?." Yeri berkata dengan suara lembutnya sembari melihat Haechan yang nampak senang memberikan ikan-ikan itu makanan.
Haechan yang mendengar itu langsung melirik Yeri dengan Senyumannya.
"boleh saja. Asal satu jawaban satu ciuman, bagaimana?." Yeri melebarkan matanya, Perkataan macam apa itu? Ya ampun, anak kecil bagaimana mana bisa tahu hal semacam itu?
Yeri menoleh kebelakang. Namun disana sudah tak ada Jungkook. Jungkook, meninggalkannya berdua dengan anak kecil yang Menggemaskan ini? Yeri sampai lemas sendiri menghadapi kecanggungan ini.
Tapi, daripada penasaran. Lebih baik ia mencari jawaban yang tepAt saja.
"Baiklah, aku setuju."
"mama, jangan aku. Panggil mama." Ingat Haechan pada Yeri yang bingung harus berbuat apa.
Sepertinya Jungkook meninggalkan Yeri bertujuan Untuk membuat keduanya akrab tanpa harus canggung. Tapi bagaimana lagi? Yeri sampai Bingung sendiri menghadapi anak seperti Haechan ini.
"Yasudah, Mama. Mama, akan bertanya padamu." mendengar itu Haechan tersenyum senang ia bahkan langsung mengangguk antusias sebelum Yeri menyelesaikan Perkataanya.
Yeri menghembuskan nafasnya pelam.
"berapa usia-mu?."
"Hm, Aku tidak tahu mungkin empat tahun atau lima tahun aku tidak ingat. Bulan lalukakek hanya memberiku hadiah saja tanpa memberi tahu Usiaku." jawaban Haechan membuat Yeri gemas sendiri, ia tak menyangka anak kecil sepolos Haechan yang bahkan masih belepotan memakai bedak-pun bisa menjawab pertanyaannya sampai sedetail itu.
"Kakek-mu Namjoon?."
"Betul, mama." jawab Haechan, anak kecil itu tiba-tiba langsung Memiringkan wajahnya. Ia menunjuk pipinya pada Yeri, membuat Yeri sedikit canggung dibuatnya. Ah, Anak kecil terlihat selalu lucu dalam keadaan apapun.
Cup
"satu lagi, kan aku sudah menjawab dua."
Cup
Yeri mengelus kepala Haechan.
"Kali ini yang terkahir." kata Wanita itu pada Haechan yang nampak masih senang dengan ciuman Yeri pada pipi gembulnya.
"banyak-pun tidakpapa. Aku suka." Haechan terkekeh kecil. Ah yaampun satu pertanyaan dan satu jawaban satu ciuman? Jika Haechan minta banyak pertanyaan dan bisa menjawab maka Yeri harus sedia mencium pipi anak itu.
"tidak, mama akan bertanya satu lagi saja."
"siap."
"Kau tinggal bersama siapa? Katanya kau Hanya punya kakek yah?." Pertanyaan cukup senstif memang. Namun Yeri kalau sudah penasaran yasudah seperti ini.
"Bersama dengan nuna-nuna maid cantik. Aku dan mereka selalu bermain, mereka tidur sembari menyanyikanku, makan menyuapiku, Menemaniku kemanapun aku mau." kata Haechan terlewat Jujur.
"Sekarang ada mama. Boleh mama Melakukan itu untukku?." Yeri terkejut dengan ucapan Haechan, bahkan Yeri sempat canggung pada anak itu. Bagaimana Bisa melakukan hal itu?
Kasihan juga melihat Haechan yang polos itu. Yeri sampai terharu.
"Iya Sayang, Mama akan melakukan itu."
Cup.
"Untuk pertanyaan terakhir yang sudah kau jawab."
*****
Jam sudah menunjukkan Pukul 10 malam, Haechan sudah tertidur pulas. Belum sehari penuh, Yeri dan Heechan kenal. Tetapi interaksi mereka layaknya sudah mengenal beberapa tahun. Rasa nyaman melingkup hati Yeri yang Merasa senang. Ia suka dengan panggilan Haechan teerhadapnya.
Anak kecil itu sungguh memiliki daya tarik yang luar biasa.
Sedang asik membayangkan Haechan Kecil. Yeri yang sedang Berdiri diBalkon pun kaget saat ada sepasang tangan Melingkari perutnya.
"Kau suka Haechan?." Jungkook sang pelaku langsung bertanya pada Yeri yang masih kaget ditempatnya.
"dia anak yang manis. Aku menyukainya." jawab Yeri dengan senyumanya.
"Aku cemburu?." Mendengar itu Yeri mengeritkan alisnya. Bagaimana bisa Jungkook bisa cemburu pada Anak kecil? Apakah itu tidak kekanakan?
"kau cemburu pada anak kecil."
"masalahnya kau selalu memanggil Haechan sayang, sementara padaku? Sekalipun tak pernah." Alasan macam apa itu? Yeri sampai tertawa sendiri. Ada saja yah orang seperti Jungkook kenapa mesti jujur kalau hanya membuat Yeri jijik sendiri mendengarnya?
"apasih, kau ini ada-ada saja."
"Aku serius. Coba panggil aku sayang kali ini saja, ya. Hitung-hitung hadiah karena aku sudah sukses mendirikan rumah dikota."
"Maksudmu?." Yeri melepaskan pelukan Jungkook ia penasaran sekali dengan ucapan suaminya itu.
"Rumah ini adalah Rumahku. Dulu saat aku masih mempunyai masalah dengan Keluarga James, aku pernah Berjanji jika masalah kelar aku akan menjalani kehidupan normal. Dan sekarang? Aku sudah memulainya." jawab Jungkook membuat Yeri terdiam mencerna semua perkataan Suaminya itu.
"Selamat atas usahamu. Aku menyukai rumah ini, kau memang yang terbaik." Kata Yeri membuat Jungkook tersenyum senang.
"Namjoon sudah banyak membantuku, sampai ia meninggalkan cucunya disini bersama dengan para maid."
"iya aku mendengarnya semua dari Haechan. Katanya dia sangat rindu pada Kakeknya." Yeri memang yang menidurkan Haechan, anak kecil itu bercerita banyak padanya mulai dari ia suka mainan apa sampai dengan berbicara tentang Namjoon-kakeknya.
"besok dia kesini."
"benarkah?." Tanya Yeri antusias langsung diangguki Jungkook dengan usapan dikepalanya.
"mulai sekarang kita tinggal disini. Rumah disana akan kita kunjungi sesekali. Semua barangmu dan barangku akan dipindahkan besok kesini. Dan maid akan dibawa setengah kesini." Jelas Jungkook yang kembali membuat kaget. Ah, sudah terhitung berapa kali ia Merasa sangat kaget hari ini?
"Aku sudah memutuskan pelayan yang bernama Ryunjin kesini. Untuk menemanimu." Yeri Langsung memekik senang disambut kekehan senang Jungkook.
Tak pernah ia melihat Yeri sesenang ini. Jika dulu wanita itu merasa terus-menerus sedih. Maka Jungkook sekarang akan mengubah wanita itu menjadi bahagia selalu.
Janjinya untuk Yeri.
"mari tidur." Jungkook menarik Yeri kedalam kamar, Ia lalu membaringkan Yeri diranjang saat pintu balkon sudah ia tutup.
Lelaki itu ikut bergabung disisi Yeri, ia tersenyum saat melihat Yeri membenarkan letak Selimutnya. Satu selimut dengan menutupi tubuh Mereka.
Jungkook menarik Yeri dekat padanya. Ini sudah malam, saatnya tidur Jungkook tidak ingin merusak momen hari ini. Ia tersenyum sembari membelai rambut Yeri, Sementara Yeri hanya diam saja terbuai dengan tindakan Jungkook. Wanita itu, lalu Diam saat Jungkook tiba-tiba mendekatkan bibirnya pada bibir mungilnya. Ia terkejut namun sebisa mungkin menikmati dan mencoba membalas lumAtan Jungkook yang menggiurkan, walau ia kalah dengan Jungkook. Yang penting ia sudah berusaha.
"Terima kasih sudah mau Menerimaku, sayang." Kata Jungkook yang sudah Melepaskan tautannya.
Mendengar itu Yeri tersenyum senang.
"sama-sama, sayang."
Deg.
Jungkook membulatkan matanya. Apa tadi ia tidak salah dengan mendengar Yeri mengucapkan kata sayang padanya? Astaga itu moment yang sudah Jungkook nantikan sejak dulu! Bagaimana Jungkook hampir tidak bisa mendengarnya tadi?
Nampaknya Yeri merasa malu, sampai-sampai ia langsung membalikkan badanya memunggungi Jungkook. Reaksi Jungkook membuat ia takut dan malu, ia baru pertama kali mengatakan itu pada suaminya.
Jungkook kembali memutar Tubuh Yeri menghadapnya. Dan langsung kembali melumat bibir istrinya dengan ganas. Kali ini dengan nafsu yang menggebu hingga harus membuat Yeri paksa diatas kendali Jungkook malam ini!
*******
Kembali lagi denganku 😚
Votte tembus 200 update Cepat okeeee..... Seeyou!!!
Maaf Typooo 🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top