21


Author pov.

Flasback.

Yerim memasuki kamarnya, ia tersenyum senang sekali, ia melihat banyak buku yang tertata rapi disebuah rak besar. Sekarang jika Yeri merasa bosan, maka ia akan membaca buku-buku itu, dengan begitu tidak akan Merasa bosan lagi.

    Jungkook sengaja menata banyak buku itu karena ia tahu jika Yeri membutuhkanya, awalnya Yeri tidak sama sekali menyentuh rak itu. Tetapi lama kelamaan tergiur juga.

"Huh, lama sekali Aku berada disini, membaca banyak jenis buku. Aku merasa perutku sedikit keram." gumam Yeri sembari mengelus perutnya yang entah tiba-tiba merasa sakit.

"mungkin aku kelelahan, Aku lebih baik Berbaring dulu." Katanya lagi, lalu ia berjalan kearah ranjang tidurnya. Ia mengelus perutnya yang semakin Sakit.

      Yeri meringis, Ia merasa kalau diperutnya banyak sekali jarum yang menusuk hingga tajam. Ia tidak kuat untuk tak menjerit kesakitan.

"Ah sakit sekali...." jerit Yeri dengan mata yang berkaca-kaca, mengapa dengan perutnya?

Brakk!!

"ommo Nyonya." Ketua Pelayan datang dengan tergesa-gesa, ia menghampiri majikannya itu dengan Cemas.

Yeri memegangi perutnya dengan kencang rasa sakitnya benar-benar tidak bisa dibayangkan dengan apapun, Yeri bahkan menangis sangat kencang sekarang.

     Semua Maid datang berbondong-bondong saat melihat Yeri dan Ketua pelayan tengah terduduk dilantai.

"Panggil dokter kang mina, Kabari asisten Namjoon sekarang juga... Cepat!." Teriak Sang ketua dengan perasaan kawatirnya, ia sangat kasihan pada Yeri.

"Eonni, apakah Obat dari Dokter kang berjalan?." Bisik maid Yang berada Disampingnya.

Ketua pelayan membelalakan matanya, Astaga mengapa ia bisa begitu cepat melupakan itu. Yeri begini mesti karena obat itu, Tidak sama sekalipun terprediksi jika obat itu sangat ampuh sekali.

"Eonni, Dokter kang Mina sedang kemari. Dan Asisten Namjoon akan segera kembali bersama Tuan Jeon." Ucap Pelayan yang baru datang dengan tergesa-gesa.

Mereka membantu Yeri dengan susah payah, merasa sangat kasihan pada Majikannya itu. Jika saja mereka tahu jika efek dari obat itu begini, maka tidak akan mereka masukan obat Sinting itu kedalam makanan Yeri.

"Sabar Nyonya tunggu dokter Kang akan segera kemari."

"Katakan padaku Ryunjin, Anakku tidak akan kenapa-napa kan?." Kata Yeri dengan suara yang sangat bergetar, ia menangis pilu. Jika perutnya sesakit ini apa ada kaitanya dengan sang bayi? Jika begitu Yeri akan kehilangan bayi-nya lagi?

Tidak boleh, Ini adalah anaknya. Jangan sampai kejadian terulang lagi, dimana ia lah yang menjadi pembunuh anaknya.

Yeri mencengkam Baju Ryunjin menahan sakitnya.

"Percayalah Eonni, kau akan aman." Kata Ryunjin menenangkan Yeri.

Kasihan sekali Yerim Eonni.

"Tolong bawa Yeri keRanjang sekarang, aku akan Memeriksanya." Mina Telah sampai wanita itu langsung membuka alat Dokternya.

Ia menarik nafas panjang, kondisi Yeri sangat Berantakan. Ada kemungkinan Kalau bayi itu sudah gugur lagi.

"Rim, aku akan memeriksamu Kau bertahanlah." Katanya Dengan suara yang berbisik.

"Mina tolong Selamatkan Anaku." Ucap Yeri dengan Suara lirihnya, itu adalah perkataan terakhir Yeri sebelum Wanita itu Terkapar tak sadarkan diri.

Mina Menatap Sendu Yeri, malang sekali nasibnya.

Flasback off

Jungkook mengelus puncak kepala Yeri yang masih belum sadarkan diri, Lelaki itu sudah tau semua tentang bayi-nya yang telah tiada.

Astaga jika saja Lelaki itu tidak membunuhnya Mungkin sekarang Yeri tengah tersenyum, bukan malah Pingsan seperti ini.

"Maafkan Aku yah, Aku tidak suka Anak perempuan." ucap Jungkook sembari mengecup pipi kanan Yeri.

    Setelah melakukan operasi Cecar tadi Sekarang perut Yeri diperban akibat banyaknya jahitan, Kemungkinan Juga Yeri sadar akan lama karena bius saat operasi tadi.

Lelaki itu tersenyum.

"Huh, Kalau begitu aku Tidur dulu saja." Jungkook merenggangkan otot tanganya, Bunyi ototnya menandakkan Bahwa ia tengah lelah sekali sekarang ini.

    Banyak kasus yang ia tangani diluar sana, Musuh semakin berkembang biak, Jungkook sudah membasmi satu keluarga Ternyata Masih Tersisa satu keluarga lagi diluar sana. Secepatnya Jungkook harus Mengurung orang itu agar masalah tidak semakin menumpuk.

"Ah, Senang sekali yah hari ini." Ucap lelaki itu santai, ia duduk di sofa terdekat Dengan ranjang Yeri, lelaki itu lalu membaringkan diri disana.

******

"Sialan, mengapa saat seperti ini Aku harus hamil!." Seorang Wanita Cantik mengomel tak jelas dikamar mandi, menghadap cermin dengan umpatan-umpatan tak jelas, seperti orang gila saja.

"Victor! Aku benar-benar kesal padamu, karena permintaanmu ini aku harus mengandung disaat aku mulai merasakan bagaimana jadi orang kaya!." Jennie Menggebrak Cermin dengan keras sehingga menimbulkan suara Yang sangat keras.

     Namun karena kamar mandinya kedap suara, jadi diLuar tidak akan bisa mendengarnya.

Lalu Jennie nampak menatap cermin dengan intens, ia mengangkat satu alisnya. Berfikir dengan sangat telaten.

"Victor ingin aku hamil Dengan alasan taruhan dengan Jeon Jungkook? Jika anakku ini laki-laki, maka kemenangan akan berpihak pada Victor? Berarti Jungkook akan Tunduk?, tetapi aku juga tidak tahu pasti hadiah apa dari taruhan itu?." Gumam Jennie Sembari menaruh tangannya didagu.

"Hm, aku jadi penasaran." Katanya lagi, ia mengelus perutnya sembari terus berfikir.

Tiba-tiba senyuman miringnya mengembang dengan Indah.
"Hahahaha, Aku akan Mewakili mu Victor!."

******

Kang Mina membangunkan Jungkook yang tengah tidur diSofa, dokter itu sebenarnya takut membangunkan Tuannya itu. Namun melihat keadaan Yeri yang hancur sekarang, wanita itu nekad melakukan ini.

Jungkook menyipitkan matanya, remang-remang ia mendengar seorang menangis dengan sendu. Ia menoleh ke-kanan, ada kang Mina yang tengah menunduk.

"Yerim Bangun, ia menangis keras dikamar mandi. Tolong bujuk dia untuk keluar Aku takut terjadi hal yang mengerikan nantinya." Kang Mina memilin ujung jas Dokternya, ia takut Yeri melakukan hal yang diluar batas didalan sana.

    Jungkook berdeham sebentar, sebelum ia berjalan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Lelaki itu mengetuk pintu kamar mandi dengan pelan.

"Sayang, sudahlah jangan terlalu terlarut dalam hal ini. Kau kan tahu kalau Anak itu diciptakan Tuhan kalau Tuhan ingin mengambilnya pun ia akan langsung melakukannya." Ucap Jungkook diluar sana, lelaki itu tersenyum mengejek dirinya sendiri. Ah kata dari mana itu? Mengapa terdengar sangat jijik sekali jika Jungkook yang berkata?

Cleak.

Yeri keluar dengan mata sembabnya, wanita itu melihat kearah Jungkook yang tengah ekting sedih. Ah aktris yang satu ini benar-benar menyebalkan.

   Jungkook siap jika Yeri ingin memarahinya, dilihat dari gurat wajah istrinya itu yang sedang sedih sekaligus menahan amarahnya.

Brukk.

Tetapi tak disangka Yeri tidak memarahi Jungkook melainkan memeluknya dengan erat, wanita itu menangis kencang sekali hingga mampu membuat Jungkook terheran sendiri.

"Anak kita telah mati..hiks." Ucap Yeri ditengah tangisanya.

Jungkook menghela nafasnya, ia lalu melepas pelan pelukan istrinya, takut jahitannya Kena. Ia mengelus Pipi Yeri dengan pelan, Dikecup puncak kepalanya dengan lama.

"ikhlas-kan saja Yah, dia sudah tenang di syurga. Ia sudah bertemu kakaknya disana." Mendengar Itu Yeri kembali terisak karena Jungkook mengingatkan tentang anak pertamanya Juga.

"Hush hush, Sudah sayang. Kau tidak boleh terus begini yah, aku akan Marah jika kau terus seperti ini." Kata Jungkook lagi dan kini terdengar yakin, membuat nyali Yeri menciut.

   Huh sepertinya Yeri tidak tahu jika Jungkook lagi yang melayangkan nyawa Putrinya.

"hm, Jahitanmu seminggu lagi kering. Aku tawarkan kepadamu, bagaimana jika nanti kita buat anak yang baru lagi?."

*****

Hahahahahahahaa kasihan deh sedikit wkwkwkkwwk.
😂😂😂😂😂

Bingung nih chapt sedih atau bikin ngakak. Ada ada aja yah Jungkook 😂😂😂 masih Basah udah minta lagi wkwkwkwkwk.

  Oke jangan lupa kewajibanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top