15

Makin kesini kenapa Votte Aku makin Nurun yah 😔😪 kenapa sih?  Apa Ceritanya udah Gak menarik lagi? Aku jadi Males buat lanjutin.. Padahal kalian Udah sering aku peringatin berkali-kali tentang Votte terus di cerita aku. Tapi tetep aja kalian kaya Bodo Amat😥 sedih banget sumpah, tapi ya mau gimana lagi orang kalianya masa bodo 😞

*****

Author pov

"apa kau bilang?." Yerim menggeram marah, apa yang barusan Jungkook katakan sungguh sangat gila, lelaki itu hanya Mengucap saja tanpa harus berfikir panjang.

  Cepatlah hamil lagi yerim, aku ingin punya anak!

Memangnya gampang menciptakan anak? Memang banyak yang bilang mudah, tetapi Itu semua butuh proses kan? Tidak mungkin Hanya dengan mengatakan  maka Yeri akan segera hamil. Itu sangat mustahil bukan?

"aku baru saja kehilangan calon bayiku! Tapi kau dengan seenaknya memintanya lagi padaku? Hey Tuan Jeon yang terhormat, kau fikir aku adalah mesin pembuat anakmu apa!?." tanya Yeri dengan suara lantangnya, tidak perduli jika seisi rumah mendengarnya. Dia sudah marah sekarang, memang siapa yang mau direndahkan seperti ini?

Yah walaupun, tidak ada salahnya Jungkook meminta anak pada Yeri Karena Yeri adalah istrinya. Tetapi jika Jungkook sampai meminta dengan intonasi tinggi seperti tadi, bagaimana Yeri tidak terpancing emosinya?

"oke-oke, aku faham itu. Kau baru kehilangan Anakmu, tetapi itu sudah berhari-hari lalu. Harusnya kau bisa melupakan itu." Kata Jungkook dengan tenang, mungkin lelaki itu tahu jika Yeri sudah sangat marah saat ini.

"ayolah Yerim, apakah kau tau jika Aku ingin sekali mendengar teriakan anak-anak dirumah ini?." Terdengar sendu memang, namun Yeri masih belum bisa tenang. Wanita itu tak habis fikir dengan Jungkook yang dengan mudahnya berkata, tanpa harus merasakan sakitnya.

"tidak, jika kau ingin anak. Maka pergilah cari wanita lain, lepaskan aku! Karena aku tidak ingin berlama-lama hidup dengan lelaki kejam sepertimu!."

Prang!

"apa katamu? Aku kejam?." Jungkook mencekal kedua tangan Yerim, Jungkook mendesis tajam, ia tak suka ada yang membahas tentang perilakunya. Lebih baik ia mendapatkan pujian yang melimpah dari pada mendengar seseorang menjelek-jelekkan dirinya.

      Yah bukan hanya Jungkook saja,bahkan seluruh orang pun akan seperti itu jika dijelek-jelekkan.

Yeri mencoba melepaskan tanganya yang digengam Parah oleh Jungkook, Bahkan kini tangan Yeri sedikit memar akibat Panasnya tangan Jungkook yang mencengkamnya.

"lepaskan Brengsek! Ini sangat sakit."

"tidak ada yang boleh berkata seperti tadi, Termasuk kau Yerim! Wanita jalang murahan!." Jungkook lalu menggendong Yeri dipundaknya, tidak bukan terkesan romantis yang Pasangan itu lakukan, namun terlihat sangat menakutkan dan auranya sangat Mencekam sekali.

   Yeri meronta ronta dipundak Jungkook, bagaimana tidak! Kini ia tidak Bisa bernafas lega. Kemungkinan besar sesuatu akan terjadi padanya, oh tuhan Yeri tidak siap mendapatkan hukuman malam ini, ia sangat takut jika Jungkook berbuat macam-macam padanya.

  Ia teringat pada saat Jungkook memperkosanya Dulu.

Itu sangat menjijikan Yeri tidak bisa mengulang kejadian itu lagi, ia trauma berat dengan perilaku Hewan seperti Jungkook!

Brak!

Tubuh mungil Yeri Dihempaskan begitu saja diranjang, Dengan tergesa-gesa Jungkook membuka jas hitam dan Juga kemeja dibadanya. Ia bertelanjang dada dihadapan Yeri.

   Senyum miring Jungkook, mampu membuat Yeri Meringis wanita itu tiba-tiba merangkak Mundur dari Jungkook yang mulai mendekat.

Bahkan kini Yeri sudah menjerit dengan tangisan yang membuncah.

"Apa kau tahu konsekuensinya? Aku tidak suka mendengar kau mengolok-olokku, walaupun kau istriku tapi kau tidak ku anggap sebagai istri! Kau tahu Perilaku-ku yang manis padamu itu karena aku hanya ingin membuatmu nyaman padaku!." Kata Jungkook sembari mengelus rambut Yeri. Apa reaksi Yeri sekarang? Wanita itu hanya diam dan memejamkan matanya, berharap kalau malam ini adalah malam yang tidak akan membuat Kepalanya pusing karena memikirkan perkataan Jungkook!

   Sesampah itu kah aku? Batin Yeri.

Dan malam itu adalah malam yang sangat menyakitkan bagi Yeri.

****

Yeri membuka matanya, saat ia merasakan hembusan nafas yang Menerpa Lehernya. Ia menoleh kesampingnya.

Alahkan terkejutnya saat ia melihat Jungkook nampak sudah segar.

Yeri mencoba melepaskan diri dari pelukan suaminya itu, Mungkinkah Jungkook sudah bangun? Dan mandi? Lalu kembali tidur disampingnya?

Jika benar. Maka Jungkook Menang banyak hari ini, Yeri masih terlanjang bulat diranjang sementara Jungkook sudah Tampil segar seperti ini. Ah betapa malunya Yeri.

"maafkan aku tadi malam hm, aku terlalu Kesal padamu." Yeri tersentak, oh ya ampun bahkan Jungkook sudah sadar sekarang. Apa yang harus Yeri lakukan?

Sebenarnya Yeri marah, namun ia tak bisa. Dan kini ia hanya bisa meneteskan air matanya saja, menangis dipagi hari? Ini sangat menjijikan.

"Hey kenapa menangis?." katakanlah jika Jungkook itu bodoh, menayakan hal yang membuat Yeri ingin sekali memukul telak perut Jungkook. Memang yah, benar apa adanya Jika Jungkook adalah lelaki jelmaan iblis.

Semalam dengan teganya menyakiti Yeri dengan bermain diranjang Dengan tak henti-hentinya, sekarang malah Menayakan 'Kenapa' Yeri menangis? Hey bahkan Orang lain pun Pasti tahu itu!

"jangan mendekat padaku, aku mohon Jungkook. Kau pergilah, aku tidak sedang ingin bersamamu!." Yeri memejamkan matanya, berharap perkataannya itu tidak menimbulkan Kekejaman Jungkook lagi.

   Jungkook menarik sudut bibirnya Keatas, Ia terkekeh geli.
"oke, aku akan pergi. Tetapi kau jangan lupa nanti malam layani aku lagi." Lalu Jungkook bangkit, dan tak lupa mengecup kening Yeri, langsung pergi tanpa mengucapkan perkataan lagi.

"aku sangat membencinyaaaa!!"

***

"Tuan Jeon, anda nampak muram." Namjoon mengeritkan alisnya, tanda tak mengerti. Karena inilah Ketidaksukaan Namjoon pada Jungkook, laki-laki itu tidak seperti biasanya. Terlihat Kosong!

"apa benar kata orang jika aku ini lelaki yang tak berperasaan?." Tanya Jungkook tiba-tiba.

"ada apa sebenarnya, mengapa kau menayakan hal seperti itu? Apa ada masalah."

"Tidak terlalu rumit, namun ini sangat menyinggung perasaanku." Jungkook memejamkan matanya, Entahlah yang ia butuhkan adalah jawaban dari Namjoon, ia ingin tahu seberapa kejamnya dia.

Namjoon mengangguk mengerti.

"Kook-ah, sebenarnya setiap manusia memiliki Hati yang lembut. Namun sebagian dari mereka mungkin ada yang tidak bisa menggunakanya."

"maksudmu?."

"kau memang lelaki yang tak memiliki perasaan Jungkook, itu semua sudah kau pelajari dari kau masih kecil."

Jungkook menatap Namjoon dengan sungguh-sungguh, oh ia sebenarnya Jungkook tidak terlalu mengerti jika membahas tentang kebaikan. Mungkin rasa baik Jungkook sudah tidak ada lagi, maka lelaki itu harus belajar lebih keras lagi dari Namjoon.

"aku tak paham."

"Ayahmu dulu seorang lelaki kejam, wajar saja jika itu menular padamu. Karena didikan ayahmu begitu tegas, ia ingin anaknya mengikuti apa yang ada padanya." Namjoon menghembuskan nafasnya.

"itu sebabnya kau menjadi seperti ini, karena kau di didik menjadi lelaki yang kuat dan Keras Jungkook. Ayahmu itu seorang mafia, dan lihat sekarang kau juga seorang mafia. Jika dulu kau diajarkan menjadi lelaki yang berhati lembut, maka sikapmu ini tidak akan pernah Seperti ini."

Jungkook jadi mengingat tentang Masalalunya, saat dimana ayahnya yang sudah berlanjut usia mengajarinya hal-hal yang tak semestimya.

Flasback

Dimana banyak anak yang berumur tujuh tahun bersekolah dengan bebas diluar sana, justru Jungkook malah harus terkurung dirumah. Bahkam Jungkook sempat menangis meminta agar ia dikeluarkan dari rumahnya.

    Sang penjaga dirumahnya dulu sangatlah ketat, ditambah Jungkook yang umurnya masih kecil pada saat itu, membuat Jungkook harus pasrah jika terkurung dirumahnya yang aneh.

Yah Rumah mewah Jungkook yang sekarang adalah Rumah Yang ia tempati sendari kecil hingga sekarang. Sendari dimana ayahnya mendidiknya hingga sekarang ayahnya telah mati.

"ayah aku ingin Sekali bersekolah diluar sana, apakah kau bisa mengabulkan aku."

pranggg

"jangan harap Jeon Jungkook! Kau adalah penerusku, identitasmu tidak boleh diketahu publik! bisa hancur semua reputasiku jika kau sampai bertemu orang-orang disana." kata Tuan Jeon dengan amarah yang memuncak.

"tapi Aku ingin seperti teman-teman, mereka senang bermain diluar." Kata Jungkook sedih, sungguh sangat mengenaskan sekali.

"sekali Ayah bilang tidak ya tidak! Kau paham! Kau tidak boleh menjadi lelaki lemah! Kau tak boleh menangis!"

"kau gila Jeon, kau mengajari anakmu tidak benar."

"diam kau Tiffany aku tidak ingin berdebat denganmu."

"mama." Jungkook langsung menubruk Tiffany dengan senyuman lebarnya. Tiffani adalah mamanya yang Paling ia sayang, jika Jungkook bertengkar dengan Tuan Jeon maka Tiffany akan datang dan membelanya.
"aku tidak ingin putraku mengikuti jalanmu!."

"cih! Bahkan dulu kau tak menginginkan Jungkook didunia ini!." kata Tiffany dengan amarahnya yang memuncak.

Jungkook menatap Tiffany dengan takutnya, membuat Tiffany harus merubah Tatapan menjadi lembut.

"tak apa sayang." kata Tiffany sembari mengelus rambut Jungkook.

Tuan Jeon mengepalkan tangannya! Ia tidak suka melihat Tiffany berkata seperti itu, memang dulu Tuan Jeon sangat tak menyukai Jungkook namun sekarang? Tuan Jeon membutuhkanya, ia ingin Jungkook menjadi pewarisnya.

"ikut aku! Akan kubunuh kau!." dan Itu adalah perkataan terakhir dari Tuan Jeon setelah Tiffany lenyap ditanganya dengan cekikannya.

Jungkook kecil menangis memanggil nama ibunya itu, membuat seisi rumah terkejut melihat mayat Nyonya-nya yang mengenaskan.

   Tuan Jeon Merasa bersalah dengan itu, ia sungguh telah kehilangan Tiffany wanitanya. Hingga saat itu Tuan Jeon ikut mati disebelah Tiffany, bunuh diri dengan cara Menyayat tanganya dengan Pisau kecil yang biasa dibawanya.

    Sejak hari itu Jungkook menjadi yatim diumur tujuh tahun.

Flasback off

****

"mama." Jungkook meneteskan Air matanya, ia terdiam sejenak setelah mengulang kejadian singkat itu. Demi apapun Jungkook merindukan Ibunya, Sudah bertahun tahun lamanya ia telah ditinggal oleh Tiffany.

Tiffany lah yang bisa membuatnya merasakan hangatnya kasih sayang, semenjak Tiffany mati Jungkook bukan lagi anak kecil yang menggemaskan. Semenjak kecil Jungkook sudah Menjadi Lelaki yang Arogan, semua Pelajaran yang Ayahnya berikan. Jungkook menerapkannya dari kecil hingga sekarang, jadi wajar saja jika lelaki itu kaku dan tidak bisa bersikap lembut.

    Namun, anehnya. Saat bertemu dengan Yeri, Jungkook merasa ada yang berbeda dengan wanita itu. Jungkook benar-benar sudah terpikat oleh Yeri, yah walaupun Yeri dipandang biasa saja oleh semua orang. Namun tidak bagi Jungkook, Yeri adalah Wanita yang mampu membuat hatinya berdesir, mampu merasakan bahwa ia bukanlah lelaki tak normal, ia bisa merasakan bagaimana rasanya bercinta. Itu semua karena Yeri, Yeri sangat spesial bagi Jungkook.

Memang cara Jungkook menunjukkan kasihnya itu salah, namun itulah Kelemahannya. Ia tidak pernah melakukan hal romantis, ia sengaja belajar agar menjadi lelaki romantis. Dan tidak tahu jika Yeri menganggap dia itu apa.

Yang terpenting Jungkook bukanlah lelaki pada umumnya, ia tidak terbiasa dengan wanita. Jadi maklumi saja akan sifatnya yang memang agak kasar jika dekat dengan Wanita seperti Yeri.

"tuan?." Jungkook lama sekali melamun, membuat Namjoon khawatir sendiri, hingga dengan cepat namja paruh baya itu menyadarkan Jungkook.

"Namjoon-ah, aku sudah lama tidak bertemu dengan Mama." kata Jungkook dengan sedihnya.

"besok antarkan aku bertemu denganya, Aku ingin sekali mencurahkan isi hatiku dengan mama." Ucap Jungkook diakhiri helaan nafasnya.

Ma, Walaupun kau sudah tidak ada. Tetapi ingatlah jika Aku ini Anak mama, yang merindukan mama.

*******

Panjang yah😊

Double Up?

Votte 200 Aku doble up!!!!!

Oke seeyou

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top