Beli Boneka, Dapet yang Asli!
"Uh... Nama kamu siapa, ya?"
"Aku Purnama, biasanya dipanggil Little Red Riding Hood sama kawan-kawan sekampung. Mungkin karena aku pake jubah merah ini terus yak?"
Imin membatin 'jangan-jangan tuh jubah merah gak pernah dicuci lagi...'
"Oh... Jalannya masih jauh gak?"
"Nggak juga. Tinggal berapa puluh meter lagi gitu."
"Purnama buat kue ini untuk siapa?"
"Ini buat nenek, tapi kalo masih ada sisanya buat Daffa."
"Siapa itu?" Wah, Imin mulai nekat bertanya seperti itu.
"Dia seseorang yang spesial..." Purnama menggantungkan kalimatnya. "...spesial sengkleknya."
(Saat itu, seorang laki-laki yang bekerja di stand jualan boneka di AFA bersin. Ingusnya mengenai boneka Kagamine Rin dan Kagamine Len. Kan udah gue bilang, spesial sengkleknya :v)
"Sisa kuenya gak buat aku aja?"
Imin mencoba modus pada gadis berjubah merah dengan keranjang berisi makanan di tangannya. Dia tidak menginginkan cinta sang gadis, dia hanya menginginkan KUE yang dibawa oleh gadis itu.
Kasian ceweknya. Udah nastarzoned, kaastengelzoned, bolacokelatzoned, sagusempritzoned, dan lain lain sebanyak isi keranjang yang sudah disebutkan di part sebelumnya.
Eit, jangan balek ke part 2 dulu!
"Nih, udah sampe!" teriak Purnama.
Mereka berhenti di dekat sebuah pohon gede. Imin gak tau itu pohon apa. Buat pembaca yang merasa tau, apa nama pohon yang memiliki daun biru, akar kuning dan dahan ungu, batang tinggi menjulang berwarna hijau, lengkap dengan buah-buah jeruk merah bergelantungan di ranting berwarna abu-abu?
(Pembaca : POHON JERUK LAH! KAN BUAHNYA JERUK! *gamparin penulis*)
(Sementara itu, seorang gadis berambut honeyblonde dan memakai pita putih di kepalanya, tidak sengaja memecahkan gelas karena dia menjatuhkannya. Ya iyalah pecah, soalnya gelasnya dari plastik bukan dari kaca *gak kebalik, kan?*
"RIN! LU MECAHIN GELAS LAGI!?" teriak adik kembarnya, Len.
"Kayaknya ada orang lagi ngomongin jeruk deh..." batin Rin.
"TIAP ADA ORANG NGOMONGIN JERUK, LU PASTI NGEJATOHIN GELAS AMPE PECAH! UDAH CAPE GUE BERSIHIN PECAHAN BELING TIAP HARIII!" Len mengamuk.
"Beraninya lu ngebentak-bentak kakak lu sendiri! Udah pernah digiles pake roadroller belom?!" Rin ikutan sewot.
"BELOM TUH! EMANG NAPA!?" Len baru menyadari, kalau jawaban yang ia ucapkan itu salah.
RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!
Yah, sebenernya sih kalau dia jawab 'udah pernah' juga bakalan tetep dilindes.
"MUAHAHAHAHAHAAA! RASAKAN KEMARAHAN ORENJI-ONEESAMA! JOSEPHINE! MARI KITA GEPENGKAN BOCAH PISANG ITU!"
GILA, ROADROLLER AJA DIKASIH NAMA! NAMANYA KECE BANGET LAGI, JOSEPHINE! Eh, caps lupa di matiin.
"UWAAAAAAAA!" teriak Len.
R. I. P Kagamine Len...
*insert suara orang kelindes in here*
*soalnya gw gak tau suara orang kelindes tuh kayak apa*
Behind the scene selesai :v)
"Katanya mau ke AFA, kok malah ketemu pohon aneh bin ajaib gini sihh?" tanya Imin.
"Ini yang mau gw tunjukin ke elu!"
DUAK! KRESEK KRESEK! BRUK!
Purnama menendang pohon itu sampai jatuh. Buahnya yang jatuuuuh! Kalo pohonnya jatuh, ntar disuruh ganti (?)
"Imin, liat deh!" Purnama mengupas jeruk itu.
"Itu jeruk merah mau diapain?" Imin jadi ngiler. Soalnya dia belom makan apa-apa sejak buka puasa kemaren.
Purnama membuka mulutnya, melempar sepotong jeruk, lalu...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hap!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Udah eh, kebanyakan! (ditendang)
Well, udah tau kan apa yang terjadi?
Purnama dengan santainya melahap jeruk itu.
"Lu gak puasa?" Imin mangap, pengen juga.
"EH, LUPA!" jerit Purnama. Tapi dia malah masukin satu potong jeruk lagi ke mulutnya.
"Kok makan lagi?"
"Lupa lagi! :v"
"Hadehh! Minta jeruknya, dong!"
"Ambil sendiri, Min!"
"Ah sebel gua ama lu, Pur! Mau ke AFA pake acara batal puasa dulu!"
"Gue ga batal! Gue kan lupa!"
Tiba-tiba terdengar suara yang sangat elit dan terkenal di kalangan pada pecinta vocaloid.
Kimi wa oujo boku wa meshitsukai
Unmei wakatsu aware na futago
Kimi wo mamoru sono tame naraba
Boku wa aku ni datte natte yaru
"Yak, halo nek?"
Ternyata itu ringtone hp-nya Purnama.
"CUUUK, MANA KUENYAAA? KOK LU LAMA AMAT NYAMPENYA?" teriak sang nenek gak woles dari seberang sana.
"Sabar lah nek! Purnama lagi nganterin orang ke AFA niih! Sekalian mau nyari apel beracun titipan Nenek jugaa!"
"CEPAT LAH! JANGAN LAMBAT LAMBAT! OPAH DAH TUNGGU KAT RUMAH NI! LAMBAT SANGAT! Teriak neneknya Purnama dengan bahasa upin ipin.
"YAAAAAAA!" Purnama menutup telpon dengan frustaseh.
Imin takjub mendengar suara neneknya Purnama.
'Gile, suara Mariah Kere kalah tinggi!'
"Min, lu gapapa kan ke AFA sendiri? Nenek gue udah ngamuk-ngamuk ga jelas gitu soalnya.
"Gapapa deh. Tinggal lurus doang kan?" Imin memastikan supaya gak nyasar kayak temen penulis pas ke borobudur.
(Sosok berkacamata bersin)
"Iya tinggal lurus. Nanti ada tiga pintu, pilih pintu yang gak ada pintunya." Jawab Purnama.
'APAAN DAH MAKSUDNYA PINTU GA ADA PINTUNYA!?' Jerit Imin di dalam hati.
Tiba-tiba ada ojek lewat di dekat mereka.
"BANG SETOP BANG! Ke Kampung Flory, yak!" Teriak Purnama sambil nyetop ojek.
"Ok dek" jawab tukang ojek sambil nge gas.
WHUUUUUSH!
Lalu mereka melaju dengan kecepatan 300.000 km/detik. *emang cahaya!?*
"Eeh, apaan nih kok ada kunci jatoh?" Imin memungut kunci itu. Jumlahnya ada 3.
"Palingan kunci buat pintu yang diceritain Purnama tadi." gunam Imin.
Tiba-tiba ketiga pintu itu muncul. Panjang umur... *dilempar*
Ada pintu warna putih, pintu warna merah, dan metal detector yang biasanya ada di bandara-bandara.
"Ooh, jadi ini toh maksudnya pintu yang gak ada pintunya. Tapi kalo gak ada pintunya, gimana gue bisa masuk?" Imin bertanya pada langit.
Masuk tinggal masuk aja kali, Min.
Lalu sebuah bohlam lampu 0,5 watt (yang berarti sangat redup) muncul di kepala Imin.
"Mending gue buka pintunya pake jurusnya Sutomo (Saitama) yang di anime Wanpansmen aja!"
Sungguh ide yang sangat cemerlang. Secemerlang bagian dasar wajan yang sering dipake masak biskuit sama Yaya di Boboiman (BOBOI BOY, COEG! Dan sejak kapan biskuit dimasak pake wajan!?)
Serangan kaki kiri!
"HYAAT!"
Serangan kaki kanan!
"CIAAT!"
Serangan jantung!
"DAG DIG DUG JEDEER! MANTANKU JADIAN (eh?) !"
Belly attack!
"HOEKK! (eh?) !"
Wind attack!
Eh, sejak kapan Imin bisa ngendaliin angin!?
Kayaknya keren deh jurusnya!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"DUUUUUUUT! DUT DUT DUT DUT DUT DUT DUT BROBOT BROBOOOOT!"
Oke, kayaknya gak sekeren itu.
Setelah meninggalkan aroma yang 'wangi' Imin pun masuk ke metal detector itu. Dia tiba di dalam mall, tempat diadakannya Anime Festival Asia. Di kiri ada cosplayer, di kanan ada cosplayer.
Imin merasa jelek.
"YOOO! DIBELI DIBELI, BONEKA KAGAMINE TWINS! BARU NYAMPE DARI PABRIK! BUY RIN GET LEN! BUY LEN GET RIN!"
Imin yang terpancing dengan suara mbak-mbak campur preman pasar itu langsung menuju ke salah satu stand untuk membeli kedua boneka yang dia inginkan.
"Mbak, bonekanya satu berapa?" tanya Imin.
"Satunya 50 rebu, kalo yang gede 70 rebu, yang kecil 30 rebu!"
"Mbak, nawar dong! Yang gede 100 rebu!"
'Bahlul ni bocah...' batin mbak mbaknya.
"Yodah yang gede 100 rebu! Ambil aja boneka gedenya!"
Wah, ternyata mbaknya pinter juga nyari pemasukan tambahan.
"Arigato~ mbak... Pa, Pa... Pa... Paijem?"
"PAULINE CUK! BEDA JAUUUUH!" Pauline teriak gak terima dibilang Paijem. Lengkap dengan dua tanduk di kepala plus background api gede banget di belakangnya.
Hampir aja Imin nyerang Pauline pake wind attack. Biar kayak Avlontar, perang sama negara api gitu. Imin pun segera kabur, menyeret boneka Rin dan Len yang dia beli sebelom kebakar sama api neraka.
"OOOI BOCAAAAH! JANGAN LARI LUUU!" teriak Pauline sambil bawa-bawa Rotan Ketobatan (Keinsafan, neng) punya Papa Zola.
"WAAAA! SALAH SAYA APA MBAK!? KAN SAYA SUDAH KASIH PEMASUKAN TAMBAHAN BUAT MBAK!" jerit Imin.
"BONEKA YANG ITU TETEP GAK BOLEH LU BAWA PULANG!" teriak Pauline sambil melempar-lempar botol sake, es krim, daun bawang, ikan tuna, wortel, terong, cherry, apel, buku, dress motif Hello Kitty, USB, hape, roti dan lain-lain ke arah Imin.
"KAN GUE UDAH BAYAR!" Imin mementung kepala Pauline dengan palu gede yang entah ia dapatkan dari mana.
TUNG!
-1000000000000000000000 POINT!
CRITICAL HIT!
IMIN WINS!
"Yeeey! Menang! DAPET BONEKA KAGAMINE TWINS!" Teriak Imin sambil nyeret dua boneka gede itu keluar dari metal detector.
"Rin, dia siapa sih? Nyeret-nyeret kita dari mall sampe sini!"
"Kaga tau, Len. Fans kita kali? Tapi ga ada yang separah nih bocah."
Imin melotot horror.
"BONEKANYA BISA BICARA!?" teriaknya.
"KITA BUKAN BONEKAAAAAAA! KITA ASLIIIIIIIII!" teriak kakak-adik kembar itu.
"EH!?"
------to be continued!------
Bacotan penulis :
Pegeeel! *kretek kretek*
1.3k words~ yeeeey~my new record~
Uh~ jangan lupa vote dan comment ya~
*poof* *ngilang*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top