Prekuel V : Cinta Palsu


Untuk prekuel season sudah selesai di part ini, yaa. Hehe.

Ditunggu spesial part.

==========================================

PREKUEL 05

CINTA PALSU &

LUKA BATIN

==========================================










"Mau ke mana, Sayang?"

"Ke kamar, Mas."

"Tunggu di sana. Aku akan antar kamu ke kamar. Jangan jalan sendiri."

Mahayusa terkekeh menyaksikan sang istri yang segera menuruti permintaannya.

Snana kembali duduk di kursi meja makan dan urung berjalan, seperti dilihatnya tadi.

Tentu, ia juga segera membilas alat-alat makan mereka yang telah dicuci bersih.

Semakin cepat diselesaikan, tentu bagus.

Dan memang, kurang dari lima menit saja dibutuhkan menuntaskan tugasnya. Ia pun berencana pergi ke meja makan.

Namun, sang istri malah sudah berada di dekatnya. Lalu, memeluk dari belakang.

Segera didekap balik Snana dengan rasa cinta tulusnya. Begitu bahagia bisa seperti ini dengan wanita paling disayanginya.

Mereka tak saling bicara untuk beberapa saat. Dan hanya terus saling merengkuh satu sama lain. Rasanya sangat nyaman.

"Mas ...,"

Dehaman dikeluarkan cepat guna berikan respons atas panggilan sang istri.

Mereka saling bersitatap intens.

"Apa yang kamu pikirkan, Na?"

Mahayusa cukup penasaran akan ekspresi dan sorot mata Snana yang menatap lebih tajam, seolah ada emosi terpancar.

Tak pernah sebelumnya seperti ini.

"Jika aku melakukan kesalahan, apa kamu akan mau memaafkanku, Mas?"

"Kesalahan? Kamu tidak me-"

"Andaikan, Mas." Snana memotong cepat ucapan Mahayusa. Tak bisa ditunggu lagi karena ia ingin tahu jawabannya segera.

"Aku akan memaafkan kamu, Sayang."

"Karena?" Snana butuh alasan logis.

"Karena aku mencintai kamu, Na."

Balasan macam apa itu? Cih, ia tak suka mendengarnya, sangat melankolis.

Apa semua pria suka merayu? Ataukah memang karakter Mahayusa begini?

"Andai aku meninggalkan kamu, Mas, apa yang akan kamu lakukan?" Snana masih ingin memancing sang suami.

"Meninggalkanku?"

"Aku akan mempertahankan kamu dengan berbagi cara. Aku tidak akan membiarkan kamu meninggalkanku, Snana."

Mahayusa tampak bersungguh-sungguh. Ia bisa merasakan keseriusan pria itu.

Jadi, apakah benar semua yang dikatakan? Atau malah akan berkebalikan nanti?

Snana jadi tak sabar ingin merealisasikan rencana-rencananya setelah melahirkan.

Seberapa hancur Mahayusa jika dirinya meninggalkan pria itu dan bayi mereka?

Mahayusa harus menanggung semua rasa sakit dan luka batinnya. Bayaran setimpal karena pria itu merebut ibu kandungnya.

"Sayang ...,"

Snana pun menghentikan semua pemikiran liciknya. Lalu, fokus meladeni sang suami yang memanggil, kian memeluk erat.

"Aku sudah menemukan satu nama untuk putra kita, Na. Kamu mau tahu?"

"Apa namanya, Mas?" Snana merespons.

"Ashan."

"Ashan?" Snana mengulangi. "Nama yang bagus, Mas." Ditunjukkan antusias palsu.

Namun ketika sang suami menempelkan tangan di perutnya, lantas mengusap-usap lembut, membuatnya merinding.

Kenapa Mahayusa begitu hangat?

Tidak, tidak.

Dirinya tak boleh mencintai pria itu, justru harus dimanfaatkan untuk rencananya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top