Prekuel II : Bulan Madu (21+)


Vote dong sebelum baca.

==========================================

PREKUEL 02

BULAN MADU (21+)

==========================================

“Kenapa lama di dalam?”

Snana cukup kaget mendapati sang suami yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Ia nyaris saja berjengit karena terkejut.

Lalu, didapatkannya pelukan mesra dari Mahayusa yang membuat ruang geraknya menjadi tidak leluasa. Termasuk tak dapat menjauhkan diri karena merasa risi.

Jika ditunjukkan, Mahayusa bisa saja akan sadar tentang sandiwara cintanya. Tentu tak bisa dibiarkan pria itu mengetahui.

Minimal sampai dirinya mengandung dan merealisasikan semua rencananya.

“Aku berendam air hangat tadi, Mas. Jadi aku agak lebih lama di kamar mandi.”

“Berendam? Kenapa tidak mengajakku?”

“Memang Mas mau ikut? Apa aku harus mandi lagi agar Mas bisa ikut berendam?”

Godaan palsunya dengan nada mesra pun disambut kekehan oleh Mahayusa. Pria itu jelas akan menganggapnya guyonan.

“Tidak, Sayang.”

“Aku lebih suka mengajak kamu naik ke kasur, daripada kembali ke kamar mandi.”

Mahayusa membuktikan cepat apa yang ia tengah inginkan. Diangkat tubuh sang istri guna dibopongnya ke ranjang mereka.

Sembari berjalan dengan gesit, ia memulai ciuman mereka. Dilumat lembut bibir sang istri yang selalu terasa manis bak permen.

Lewat cumbuan seperti ini, biasanya akan lebih cepat membangkitkan gairah Snana, dan hasrat mereka saling menggelora.

Tentu, setelah nanti direbahkan sang istri ke kasur, ia akan memberikan pemuasaan dulu sebelum menuju inti permainan.

Dan dalam hitungan detik sana, ranjang telah digapai. Lalu, dibaringkan sang istri.

Dirinya berada di atas wanita itu.

Seraya terus mencecap rakus mulut Snana, ia menarik tali jubah mandi yang tengah dikenakan istrinya. Tentu akan dibuka.

Mulut juga dipindahkan ke leher Snana. Ia mencium beberapa bagian yang sensitif.

“Bentar, Mas.”

Mahayusa langsung menghentikan aksi. 

Lalu, memusatkan atensi pada mata sang istri yang menatapnya lekat dan serius.

“Aku nggak mau ke Peru.”

“Kita batalkan pertemuan dengan Mama kamu, Mas. Aku nggak mau bertemu.”

“Apa?” Mahayusa spontan merespons. Ia tak percaya akan penolakan Snana.

Padahal, mereka sudah sepakat pergi ke Peru untuk berjumpa ibu tirinya. 

Bahkan, tiket pesawat sudah dipesan.

“Aku malas ke Peru, Mas.”

“Kita akan lanjut bulan madu ke New York.” Snana tanpa bersalah berbicara.

Tentu, ia tak akan mengungkapkan jujur alasan pembatalan karena enggan bertemu dengan ibu kandung yang dibencinya.

Dan sebelum sang suami bertanya lebih lanjut, ia lekas mengalihkan perhatian pria itu dengan mencumbu panas.

Lalu, menarik Mahayusa hingga terjatuh.

Snana pun bergegas berpindah tempat. Ia naik ke atas tubuh suaminya. Seringaian menggoda ditunjukkan pada pria itu.

“Masih mau bercinta, Mas?”

“Yes, Sayang.”

Percintaan mereka akan dilanjutkan. Dan dirinya yang memimpin kali ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top