Prekuel I : Malam Pertama (21+)
==========================================
PREKUEL 01
MALAM PERTAMA
[21+]
==========================================
“Tidak apa-apa, Ma. Sungguh.” Mahayusa meyakinkan sang ibu tiri sekali lagi.
Dirinya tak mau mendengar permintaan maaf lagi dari Ibu Pratiwi karena tidak bisa terbang ke Indonesia untuk datang ke pernikahannya dan Snana Jayanegara.
Badai salju melanda tiba-tiba, dan semua penerbangan harus dibatalkan mendadak.
“Santai, Ma. Aku sungguh tidak apa.”
“Nanti akan aku bawa istriku ke sana agar bisa bertemu dengan Mama.”
“Yang terpenting Mama jaga kesehatan di sana. Jangan sampai sakit. Oke, Ma?”
Sang ibu tiri pun mengiyakan sarannya. Ia tentu mencemaskan keadaan beliau karena baru beberapa pekan sembuh dari sakit.
Apalagi ketika musim dingin seperti ini, cuaca di negara-negara Eropa lebih tidak bersahabat, termasuk juga untuk Peru.
“Makasih sudah selalu peduli, Ma. Tolong doakan agar pernikahan kami langgeng.”
Ibu Pratiwi pun mengamini.
Lalu, memberikan juga sedikit wejangan soal kehidupan berumah tangga. Tentunya mengingatkan pula agar ia tidak meniru ayah dan sang ibu tiri yang bercerai.
“Iya, Ma. Makasih, ya.” Mahayusa hanya membalas singkat. Tak punya sahutan lain.
Namun, akan diserap dengan baik pesan Ibu Pratiwi karena ia tidak ingin punya pernikahan yang gagal nantinya.
Walau, dirinya dan Snana hanyalah dekat intens selama tiga bulan, ia sangat serius.
Komitmen ini akan dijaga sampai tua.
“Mama belum sarapan?” tanggapnya saat sang ibu tiri ingin mengakhiri panggilan.
“Makan tepat waktu, Ma. Maag Mama bisa kambuh kalau telat makan.”
Ibu Pratiwi tak berkomentar banyak. Dan hanya mengiyakan, sebelum mengakhiri sambungan telepon di antara mereka.
Panggilan pun benar-benar terputus.
Besok pahi akan ditelepon lagi sang ibu tiri. Sehari tak berkomunikasi, tidak bisa.
“Sudah selesai, Mas?”
Mahayusa mendengar suara lembut milik Snana. Ia segera menolehkan kepala pada sosok wanita yang sudah resmi menjadi istrinya tadi pagi secara agama. Prosesi pernikahan dipimpin pendeta Hindu.
“Bagus pakaian dinasku, Mas?”
“Bagus, Sayang.”
Snana mengenakan gaun tidur yang minim bahan dan sangat ketat, sehingga lekukan tubuh wanita itu tampak begitu jelas.
“Benarkah? Bagus kalau Mas suka.”
“Aku suka.” Mahayusa menjawab mantap. Ia sudah melangkah mendekati istrinya.
Snana pun bergerak ke arah Mahayusa dengan senyuman menggoda terbaiknya.
Mereka lantas bertemu pada suatu titik.
Saling memeluk erat. Bibir saling menyatu dan menciptakan ciuman yang panas.
Ketertarikan fisik satu sama lain tentu sudah begitu menggelora. Malam ini, dua tubuh akan saling menginginkan dengan hasrat menggebu yang telah terpendam lama. Percintaan panas harus tercipta.
Mahayusa sangat yakin dengan perasaan pada Snana. Wanita itu akan dicintainya dalam pernikahan bahagia mereka.
“Ini yang pertama untukku, Mas.”
“Aku juga, Na. Kamu yang pertama.”
Selesai menjawab, bibir sang istri pun dipagut lagi dengan lebih rakus. Lembut dan manis rasanya, sehingga ia candu.
Dibopong cepat Snana ke kasur.
Malam pertama mereka akan dimulai.
===============
Mau lagi?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top