BAB 25 END

==========================================

BAGIAN

DUA PULUH LIMA (25)

==========================================

Saat mendengar derap langkah kaki, Ibu Pratiwi pun menolehkan ke sumber suara.

Yang datang ke dapur rupanya Mahayusa.

Segera diukirkan senyuman hangat untuk menyambut sang putra sambung.

"Mama sudah selesai buat jus?"

Menu wajib setiap malam yang harus sang istri minum. Mahayusa tentu tak akan lupa dengan daftar ini. Sekarang pun begitu.

"Sudah, Yusa."

"Mau kamu atau Mama yang bawa, Nak?"

"Biar aku saja, Ma. Sekalian ada yang mau aku bicarakan dengan istriku."

"Kalian akan membahas perceraian?"

Mahayusa yang mengangguk mengiyakan tentu menjadi respons tak diinginkan oleh Ibu Pratiwi dengar, beliau seketika sedih.

"Kalian tetap akan berpisah? Apa kalian tidak kasihan dengan cucu Mama?"

"Tolong pertahankan pernikahan kalian, Yusa. Bujuk Snana untuk berubah pikiran. Mama ingin kalian tetap bersama, Nak."

Mahayusa membentuk senyuman simpul. Ia juga menggeleng. "Tidak, Ma."

"Aku tidak akan menceraikan Snana. Aku masih sayang dia. Aku akan membatalkan gugatan dan membujuk istriku."

"Mama senang?" Mahayusa bercanda.

Dan terbitlah senyum lega di wajah sang ibu tiri. Lalu, respons dilanjutkan dengan anggukan beberapa kali. Tentu, harapan baik Ibu Pratiwi tak boleh dipupus.

"Mama ingin kalian bersatu selamanya."

"Pernikahan bukan untuk main-main. Ada badai yang siap mengguncang setiap saat. Mama yakin kalian bisa melewati."

"Mama percaya Snana mencintai kamu, Nak. Dia hanya belum mengakui itu."

"Aku juga, Ma." Mahayusa menimpali.

"Aku akan berusaha menjaga pernikahan kami karena aku sayang Snana."

"Bagus, Nak. Doa Mama menyertai."

"Hm, aku bisa minta tolong, Ma? Apa Mama mau bantu aku jaga Ashan?"

"Mama pasti akan jaga Ashan. Rencana kencan apa yang kamu miliki, Yusa?"

Kekehannya pun keluar. Merasa lucu dan takjub akan kepekaan sang ibu tiri. Sejak dulu memang selalu paling awal tahu akan apa yang dirinya hendak lakukan.

"Rencananya aku mau ajak Snana pergi selama dua hari. Mungkin kami menginap di hotel. Kami butuh waktu berdua."

"Itu bagus, Nak. Mama dukung."

"Apa aku pantas dimaafkan?"

Ibu Pratiwi dan Mahayusa, tentu terkejut akan keberadaan Snana yang rupanya juga ada di areal dapur. Mereka tak menyadari.

Mahayusa dengan segera mendekati sang istri. Ia tidak mau Snana pergi begitu saja.

Dan ketika sudah berdiri di depan wanita paling dicintainya itu, ia menaruh kedua tangan pada masing-masing bahu Snana.

Mereka saling memandang lekat. Senyum hangat ditunjukkan pada sang istri supaya wanita itu tidak merasa sungkan lagi.

"Aku sudah maafkan kamu, Na."

"Aku tidak bisa marah lama-lama dengan kamu. Aku sayang kamu." Mahayusa pun mantap mengungkapkan perasaannya.

"Andai kamu belum bisa mencintai, apa kamu mau beri aku kesempatan agar aku bisa membuat kamu jatuh cinta, Na?"

"Aku tidak bisa membiarkan pernikahan kita berakhir. Aku tidak mau Ashan tu-"

"Love you, Mas."

END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top