BAB 10


Yuhuuu up lagi biar cepat selesai.

Vote sebelum baca yaa.

Bab 09 monggo dibaca dulu.

==========================================

BAGIAN

SEPULUH (10)

==========================================


Jika saja persediaan air botol mineral di dalam kamar hotelnya tak habis, maka ia tak akan keluar untuk mencari yang baru.

Oh, tentu ketika ingin menggapai dapur, dirinya harus menghadapi Mahayusa yang duduk seperti matung di ruang tamu.

Dengan langkah kaki cukup bersuara oleh sandal tidur hotel tengah dipakai, sudah pasti kehadirannya diketahui pria itu.

Dan seluruh atensi Mahayusa pun tertuju padanya, dengan mata menatap dingin.

Lalu, wajah tanpa ekspresi.

Sikap yang tentu masih sama ditunjukkan oleh pria itu saat menjemputnya di rumah sang kakak, lima jam lalu.

Sejak mereka sampai di hotel, memanglah belum ada obrolan yang berlangsung. Ia jelas enggan bicara dengan Mahayusa.

Dikurung diri di dalam kamar hotel. Dan rencananya baru akan keluar besok, saat mereka berdua telah resmi check out.

Sayang, cadangan air minum malah habis.

Harusnya tadi ditahan saja haus dan tidur kembali, sehingga ia bisa menghindari diri berhadapan dengan suaminya.

Percuma sekarang, sudah terlambat.

Dan sikap yang harus ditentukan adalah acuh tak acuh. Anggap saja ia tidak pernah melihat pria itu, sekalipun dirinya terus diperhatikan dengan tatapan tajam.

Walau sudah berusaha mengabaikan, tapi saat melintas di depan Mahayusa, tangan kanannya justru diraih oleh sang suami.

Dicengkram dengan kuat.

Sebagai bentuk ketidaksukaan, ia tentunya lekas berusaha melepaskan dengan cara menghempaskan dalam gerakan kasar.

Namun sayang, tenaganya masih kalah jauh dari kekuatan Mahayusa. Justru ia yang terhempas ke pelukan pria itu.

Dekapan sang suami terasa sangat erat. Membuatnya nyaris terlena karena timbul semacam kerinduan pada pria itu, setelah dua minggu lamanya tak saling bertemu.

Namun kemudian, Snana mencoba untuk melawan kelemahan hatinya. Tidak boleh terlena dengan perasaannya sendiri.

Dan tak semudah itu menyingkirkan kedua tangan kokoh Mahayusa yang membelit tubuhnya. Walau ia sudah terus berusaha.

"Lepas!" Snana berseru marah. Tentunya tetap mencoba menjauhkan dirinya.

Sang suami pun belum berhenti dalam melayangkan tatapan tajam padanya.

"Lepas!" Snana semakin berang.

"Kenapa kamu melakukan semua ini?"

"Kesalahan apa yang aku lakukan, sampai kamu tega meninggalkan Ashan yang baru lahir? Kenapa kamu melakukannya?"

"Apa salahku? Katakan biar aku tahu dan aku bisa memperbaiki semua salahku."

Snana berdecak sinis. Ia meladeni kontak mata sang suami dengan sorot dingin.

Pria itu seperti memendam emosi yang besar selama berhari-hari untuknya.

"Marah saja, Mas." Snana menantang.

"Mas juga boleh marah denganku, kalau Mas merasa kepergianku keterlaluan."

"Marah saja. Aku akan terima, Mas."

"Mau menamparku? Lakukanlah."

Dilihat rahang wajah sang suami semakin keras karena semakin marah dengannya.

Dan ia menunggu reaksi Mahayusa atas semua provokasinya. Seberapa besar akan kemurkaan pria itu pada dirinya.

"Kenapa kamu berubah, Snana?"

"Aku berubah? Aku memang seperti ini."

"Sikapku sejak dulu begini. Aku cuma pura-pura menjadi wanita yang baik agar Mas mau menikahi dan mencintaiku."

"Aku berhasil melakukannya." Snana pun tambah sinis dalam berbicara.

"Masih bingung? Perlu aku perjelas?"

"Aku cuma pura-pura mencintai Mas agar aku bisa menikah dan punya anak."

"Sekarang aku bosan berakting. Aku ingin kembali ke sifat lamaku." Snana berikan penekanan untuk setiap kata-katanyam

"Aku tidak pernah mencintai kamu, Mas."

"Kita akan segera bercerai. Aku nggak mau hidup selamanya dengan orang yang tidak aku cintai." Snana menegaskan.

Dan tanpa wanita itu sadari, Mahayusa terpukul bukan main mengetahui fakta ini.

Hatinya hancur seketika.

Kenapa sang istri begitu tega? Dan lebih bodoh lagi adalah dirinya yang termakan cinta palsu Snana sejak mereka menikah.

Dulu, saat ia nyaris bangkrut, wanita itulah yang membantunya bangkit hingga bisa meraih kesuksesan seperti sekarang lagi.

Snana adalah wanita tertulus yang pernah dijumpainya karena tak memandang harta saat bersedia menikah dengannya.

Nyatanya semua hanya kepalsuan.

==============

Mana nih komennya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top