BAB 08

Yuhuu selamat pagi.

Vote ya sebelum baca. Bisa yok 50 vote.


==========================================

BAGIAN

DELAPAN (08)

==========================================

"Siang, Ma." Mahayusa segera menyapa ibu tirinya yang baru mengangkat telepon.

Setelah tiga kali coba menghubungi, dan berakhir tidak dijawab, akhirnya sang ibu tiri menerima panggilan darinya.

Dirinya lalu diajukan sebuah pertanyaan, yakni tentang keberadaannya saat ini.

"Aku sampai di Jakarta sudah sejam lalu."

"Aku sekarang ada di Bank JN. Aku akan bertemu dengan kakak laki-laki Snana."

"Setelah itu, saya akan bertemu Snana."

Ibu Pratiwi tentu sudah diberi tahu alasan dirinya harus terbang mendadak ke Jakarta selepas ditelepon Karna Jayanegara.

"Aku belum tahu dimana Snana sekarang, Ma. Mungkin di rumah Pak Karna."

Ya, sang ibu tiri menanyakan keberadaan istrinya. Ia sendiri tidak tahu karena tak didapatkan informasi seputar Snana.

Sejak Snana memutuskan pergi tanpa izin, sekitar dua minggu lalu, ia memang telah menyewa jasa detektif swasta Amerika.

Tentu untuk mencari dimana Snana. Tapi kemudian, Karna Jayanegara memintanya menghentikan karena akan mengambil alih pencarian dengan detektif pribadi.

Karena menghargai sang kakak ipar, ia pun menyerahkan semua pada bankir itu.

Sayang, dibutuhkan waktu lebih dari dua minggu untuk benar-benar bisa membuat Snana kembali dari persembunyian.

Durasi yang cukup lama.

"Aku juga belum tahu keadaan Snana."

Mahayusa menjawab pertanyaan sang ibu tiri akan kondisi istrinya yang memanglah masih belum didapatkan kejelasan.

"Tapi, akan aku pastikan aku membawa Snana kembali." Mahayusa bertekad saat sang ibu tiri mengingatkan agar ia tidak bertindak gegabah pada Snana nanti.

"Snana harus pulang. Dan harus kembali bersamaku." Mahayusa menekankan.

"Bersama Ashan," perjelasnya lagi.

"Snana tidak akan pergi kemana-mana."

Ya, tujuanya datang memanglah dalam rangka menjemput sang istri. Snana tidak bisa pergi lagi seenaknya tanpa izin.

"Tolong bantu jaga Ashan, ya, Ma," pinta Mahayusa dengan segala bentuk rasa sopan dan hormat pada sang ibu tiri.

"Aku akan balik mungkin besok pagi, aku masih menunggu giliran untuk mendapat pesawat jet sewaan," terang Mahayusa.

Cklek.

Telinga mendengar suara pintu dibuka.

Dan tampaklah sosok Karna Jayanegara, yang telah ditunggu-tunggunya sejak tadi.

Sikap hormat segera ditunjukkan dengan bangun dari sofa. Lalu, membungkuk.

"Maaf saya sedikit lama."

"Tidak apa, Pak Karna," balas Mahayusa sembari duduk kembali mengikuti iparnya.

"Snana ada di rumah saya."

"Dia datang dari Eropa kemarin sore."

"Tolong ajak dia ke Singapura."

"Saya minta maaf atas kelakuan adik saya yang tidak dewasa dan menyusahkan."

Karna Jayanegara biasanya tidak banyak bicara, tapi kali cukup panjang-lebar.

Dan Mahayusa bisa merasakan keseriusan kakak iparnya meminta maaf. Ia menjadi sungkan sendiri atas sikap ditunjukkan.

"Saya akan membawa Snana kembali ke Singapura, Pak Karna."

"Atas kepergian Snana, saya rasa saya juga bertanggung jawab," lanjutnya.

"Saya mungkin melakukan kesalahan yang membuat Snana marah dan ingin pergi.

Hanya dehaman pelan didapatkannya dari Karna Jayanegara atas semua balasan yang dirinya katakan. Namun ekspresi kakak iparnya masih tampak sangat tegang.

"Saya ingin meminta suatu hal."

"Permintaan apa, Pak Karna?"

"Saya ingin bertanya lebih dulu."

"Silakan, Pak." Mahayusa mengiyakan.

"Apa kamu benar-benar mencintai adik saya? Apa kamu juga bersedia memaafkan kesalahan adik saya kali ini?"

"Saya mencintai Snana."

"Saya juga akan memaafkan kesalahan istri saya yang pergi tanpa izin."

Setelah dirinya menjawab, tak ada balasan segera dari Karna Jayanegara yang tentu membuatnya merasa kian penasaran.

"Saya akan membantu kalian."

Walau sang ipar pada akhirnya berbicara, tapi ia belum bisa memahami benar.

"Snana berencana menggugat cerai, saya akan mencegahnya. Dan tolong buktikan omongan kamu tadi, Mahayusa."

"Tolong jaga dan bimbing adik saya."

Kali ini, ia yang hanya diam saja karena merasa amat kaget mengetahui fakta jika Snana berniat berpisah darinya.

Apa yang sebenarnya wanita itu mau?

=================

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top