BAB 02

baca bab 01 dulu yok.

vote ya bab ini.

==========================================

BAGIAN

DUA (02)

==========================================




SEMBILAN BULAN KEHAMILAN

Saat merasakan tangannya gagal memeluk Mahayusa Whibawa, mata pun langsung saja dibuka guna memastikan lebih lanjut.

Dan benar, sudah tak ada sosok suaminya itu berbaring di sebelahnya lagi.

Mahayusa tentu telah bangun. Ia sendiri tak sadar karena saking lelap tertidur.

Pencarian jelas tidak akan dilakukan. Dan lebih baik lanjut beristirahat, waktu pun baru menunjukkan pukul enam pagi.

Biasanya, ia akan bangun jam delapan.

Masa cuti menjelang persalinan tentunya harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bersantai tanpa memikirkan pekerjaan.

Posisi sebagai wakil presiden Bank JN, jelas saja menuntutnya harus lebih banyak bekerja keras demi tetap menjaga stabilitas dan juga pertumbuhan bisnis perbankan milik keluarga Jayanegara tersebut.

Walaupun memang, sang kakak yang jauh berperan penting dalam membuat Bank JN menjadi nomor satu di negeri ini.

Siapa yang tak kenal Karna Jayanegara dan tangan dingin saudaranya berbisnis. Ia pun kagum akan kemampuan kakaknya.

Baiklah, untuk sementara waktu, dirinya harus melepaskan bayang Bank JN dari pikiran. Fokus dengan masa cuti saja.

Tak pergi ke kantor pun ia masih sangat bisa hidup nyaman dengan uangnya.

Hingga tiga bulan kedepan, setidaknya ia akan gunakan dengan jalan-jalan keliling Eropa karena visa telah rampung.

Tinggal menentukan negara-negara tujuan dan membeli tiket setelah melahirkan.

Cklek.

Ketika ingin direbahkan kembali tubuh dalam posisi telentang di ranjang, namun didengar suara pintu kamar membuka.

Sosok Mahayusa Whibawa pun tampak masuk dengan membawa nampan.

"Aku kira kamu belum bangun, Sayang."

"Baru bangun dan langsung cari kamu, Mas. Kamu pergi kemana aja?" Snana pun mulai berakting menunjukkan kemanjaan.

"Memasak sup jamur kesukaan kamu."

Ah, Mahayusa membuatkannya sarapan.

Dan selalu begitu setiap pagi. Semacam menjadi kebiasaan rutin wajib dilakukan.

Selain memanjakannya dengan berbagai hadiah mewah dan uang berlimpah, sang suami juga menunjukkan cinta seperti ini. Memperlakukannya bagai ratu.

Awalnya risi, namun kemudian ia merasa puas karena rencana menaklukan pria itu dengan cinta palsunya telah berhasil.

Dan dalam waktu dekat, akan segera pula dirinya akhiri. Perceraian adalah ujungnya.

"Mau aku suapkan?"

"Suapkan? Boleh, Mas." Tentu saja Snana tak akan menolak, walau belum lapar.

"Siap dilaksanakan, Sayang."

Ucapan sang suami hendak disahuti, tapi kemudian perutnya secara tiba-tiba merasa sakit luar biasa. Apa ia akan melahirkan?

Apakah kali ini akan benar-benar terjadi kontraksi? Mengingat usia kandungannya sudah lebih dari tiga puluh tujuh minggu.

"Kenapa, Sayang? Perut kamu sakit?"

Atas apa yang ditanyakan sang suami, ia pun membalasnya lewat anggukan pelan.

Tak bisa menjawab karena hantaman rasa sakit pada perutnya semakin hebat saja.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top