Make Him Lose

[Aloha! Cerita ini bisa kalian baca lengkap hanya di Karyakarsa kataromchick, ya. Terdiri dari 5 chapter dengan total 52 halaman. Ada kode voucher yang masih tersedia untuk kalian pakai juga. Happy reading semuanya.]



"Suraya Akarigita. Nama yang bagus untuk perempuan yang memiliki kelas paling rendah di sini."

Suraya tidak bergeming dengan kalimat yang menjatuhkannya seperti itu. Untuk ukuran seorang wanita yang bisa dibeli, Suraya jelas memiliki kelasnya sendiri. Dia mahal untuk suatu alasan. Dia tidak mudah tersentuh bukan karena dia menunggu harga paling tinggi. Justru karena dia tahu harga dan yang dirinya mau. Itulah sebabnya Suraya tidak pernah sembarangan menemani seseorang di rumah bordil tersebut. 

"Itu hanya sebuah nama. Bukan hal yang bisa disandingkan dengan kelas kami sebagai wanita penghibur, Tuan."

Untuk ukuran wanita penghibur, Suraya memiliki keunikan tersendiri yang tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan yang lainnya di tempat 'hiburan' itu. 

Suraya menuangkan minuman di gelas kecil milik sang pria yang selalu meminta ditemaninya itu ketika bertandang. Dengan gayanya yang sering berganti-ganti sesuai dengan tema yang wanita itu mau, Dipantara Surya selalu terhibur dan tidak menginginkan wanita lain berada dalam jarak pandangnya. 

Malam ini, Suraya menggunakan pakaian dengan tema penghibur Jepang yang berada di anime bertema apoteker. Dadanya menyembul dari pakaian yang terlalu ketat mengikat bagian tersebut. Meski begitu, manner yang keluar dari wanita itu tidak norak sama sekali. Suraya tampak tegas tapi seksi. Mungkin itulah yang membuat harga untuk ditemani Suraya sangatlah mahal. 

"Dari mana asalnya nama itu?" 

Suraya menatap Dipantara dengan senyuman kecil saja. Dia tidak menggunakan kesempatan untuk menggoda pria itu. Melainkan hanya bersikap menemani dan menjaga agar Dipantara tidak minum secara berlebihan. 

"Nama hanya nama. Asalnya tidaklah penting." 

"Tapi kamu punya nama yang memiliki aksen Jepang. Dan tema-tema pakaianmu juga kebanyakan terinsipirasi dari tayangan Jepang. Aku bisa melihat betapa kamu mengagumi sisi Jepang yang kamu miliki." 

"Saya suka temanya hanya untuk menghibur siapa pun yang ingin saya hibur. Mengenai dari mana asal nama saya, atau bahkan diri saya sendiri, itu tidak penting. Lebih baik Tuan menikmati waktu untuk melupakan masalah yang terjadi di luar tempat ini. Saya disini menemani Anda." 

Dipantara mendengkus dengan balasan yang Suraya berikan. "Baru kali ini ada wanita penghibur yang mengatur saya." 

"Saya rasa bukan hanya kali ini, Tuan. Tanpa Anda sadari, saya sudah mengatur Anda sejak pertama kali Tuan memilih saya sebagai wanita penghibur untuk menemani malam-malam penat Anda." 

Suraya kembali menuangkan minuman untuk pria itu. Terus menimpali pertanyaan yang Dipantara utarakan, dan tidak menjawab dengan gamblang jika pria itu berusaha mengorek informasi pribadi. 

"Aku benci diatur. Kebebasan adalah yang aku inginkan." 

Dipantara akan mulai meracau dalam kondisi seperti ini. Dan Suraya akan memastikan pria itu tetap dalam tempo minum yang tidak terlalu berlebihan.

"Kebebasan hanya akan memberikan tekanan lebih jauh, Tuan. Ingin bebas dari orang lain, maka harus siap untuk memastikan diri sendiri mampu untuk berdiri dengan kedua kaki, sendirian." 

Suraya merasakan Dipantara mendekatkan wajahnya pada Suraya. Pria itu mencari-cari di manik sang wanita. "Apa bekerja di sini sesuai keinginanmu? Kamu nggak ingin bebas dari sini?" 

"Tidak akan ada kebebasan, Tuan. Ketika saya keluar dari sini, itu artinya ada yang bersedia untuk membeli saya sepenuhnya. Ketika saya dibeli, saya tidak bebas, melainkan berada di kuasa orang lain." 

"That's awful." 

"Ya, sangat mengerikan. Tapi saya sudah terbiasa untuk hal semacam itu. Dan yang harus Anda lakukan adalah bersiap untuk terbiasa dengan hal semacam itu, Tuan." 

Masukan yang Suraya berikan tidaklah buruk, meski Dipantara tidak suka mendengarnya. 

"Bagaimana jika kita bersama, Suraya? Kebebasan kamu akan saya jamin, dan saya nggak perlu bersiap untuk terbiasa dalam kekangan?" 

Suraya tidak tersanjung, dia hanya tersenyum tipis tanpa memberikan jawaban dan terus menuangkan minuman.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top