Part 5
Berguling ke kanan dan kiri, Ariana terus saja merubah posisi tidurnya sesekali dia membenahi baju piama bergambar keroppi yang tersingkap. Entah kenapa dia jadi sering mengecek ponsel setelah mengunduh aplikasi itu, biasanya selain untuk telpon, ponselnya hanya berguna untuk melihat jam saja. Kali ini, dia begitu menantikan notifikasi dari aplikasi tersebut.
Sebuah akun bernama Kang Bengkel yang menyapanya kemarin lewat chat membuatnya penasaran setengah mati. Melihat profilnya sekali lagi dan membacanya lagi, untuk kesekian kalinya membut jantungnya berdebar aneh. Padahal hanya sapaan biasa dan perkenalan biasa, tapi sudah cukup membuatnya menjadi manusia setengah gila. Sekarang dia paham kenapa sepupunya itu suka sekali berpacaran, ada perasaan aneh yang medebarkan tapi membuatnya senang. Tidak habis pikir dengan dirinya sendiri, padahal kenal saja belum, hanya bermodal dari profil yang dipasang di aplikasi dia sudah merasa kenal dekat denga laki-laki itu, padahal bisa saja itu semua palsu.
Seandainya bisa bebas bertukar nomor telpon, mungkin dia sudah mengirim chat tanpa ragu. Sayangnya ada rule’s yang melarang para member bertukar nomor telpon dan akun sosial media, sehingga dia harus bersabar menunggu hingga perbaikan sistem selesai agar bisa melanjutkan perkenalanya dengan si Kang Bengkel. Hanya bisa membaca profil saja membuatnya tidak puas, lama-lama Ariana kesal sendiri dan membanting ponselnya ke sisi lain tempat tidur. Ariana memilih untuk memejamkan matanya, dia tertidur begitu pulas sehingga tidak sadar ada tumpukan notifikasi dari aplikasi tersebut.
Saat pagi tiba, Ariana malas melihat ponsel dan lebih memilih masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya agar kembali segar. Sarapan bersama sudah menjadi kegiatan rutin, Ariana tidak bisa menghindari Mama terus menerus, kali ini dia akan menghadapi dengan berani. Masih ada harapan untuk bertemu jodoh pilihannya, bukan meragukan pilihan orang tuanya, hanya saja Ariana terbiasa memilih apa yang dia inginkan, kali ini dia menginginkan jodoh yang benar-benar pilihan hatinya.
Sarapan berlangsung dalam keheningan, Papa sepertinya merasa bosan dengan perang dingin antara istri dan anaknya, berdehem pelan Papa memulai pembicaraan, membahas perkembangan toko, varian baru kue dan kinerja para pegawai membuat fokus Ariana teralihkan. Setidaknya suasana tidak sekaku sebelumnya biarpun Mama masih terus berusaha membujuk Ariana agar mau dijodohkan.
Setibanya di toko, Ariana meresa heran karena ada mobil Omanya Lala terparkir di depan tokonya, ini bukan hari minggu, lagi pula ini masih pagi Lala pasti masih sekolah untuk apa Tante Nindi berkunjung ke tokonya. Ariana merasa was-was, mengingat rencana Mama yang ingin menjadi besan dengan Tante Nindi, tapi segera ia hempaskan pikiran buruk di otaknya, tante Nindi orang yang baik dan menyenangkan tentu saja Ariana tidak keberatan untuk mengobrol dengan perempuan itu.
Kedatangan tante Nindi ke tokonya selalu disambut antusias oleh para pegawainya, tante Nindi yang royal selau memberi tips dan memborong banyak kue di tokonya. Kali ini Tante Nindi berencana membuat pesta kejutan untuk cucunya, beliau ingin memesan kue dan cake buatan Ariana khusus untuk cucunya tersayang. Ariana merasa senang bisa terlibat dalam acara tersebut, tapi ia juga merasa takut, di pesta itu pasti ayah Lala akan hadir bukan?
Ariana terus saja memikirkan cara untuk menghindari pertemuan dengan ayahnya Lala, sampai ia merasa tubuhnya berguncang karena Tante Nindi mengguncangnya. Rupanya dia melamun begitu lama, setelah sadar dari lamunan Ariana kembali memfokuskan diri pada rencana pesta ulang tahun Lala. Jika sesuai rencana, Ariana akan membuat pohon cup cake kesukaan Lala, dan cake besar dengan hiasan kuda pony.
Setelah urusan dengan Oma Lala selesai, Ariana baru teringat akan ponsel yang ia lupakan dari semalam. Dengan hati berdebar ia membuka kunci pada layar dan menghidupkan data, ada puluhan pesan bertumpuk di sana, mulai dari Mama, Laura, dan dari beberapa klien, tak lama kemudian muncul notifikasi dari aplikasi secara beruntun. Ariana mengabikan semua pesan yang masuk, ia terlebih dulu membaca chat yang masuk dari aplikasi itu.
[Hai, kamu sudah tidur?]
[Apa kamu marah aku tidak membalas pesanmu?]
[Entah kenapa, pesan ku tidak bisa terkirim]
[Hei, ayolah, balas aku saat waktumu luang]
[Apa kamu sibuk?]
[Jangan abaikan aku!]
Ariana hanya mengulum senyum, sebelum ia melihat gambar batrai ponselnya berwarna merah, segera ia mencari charger di dalam tasnya, tak lama ponselnya mulai mengisi batrai, tapi ia langsung menggunakannya dengan kondisi ponsel masih menacap pada kabel data. Ariana langsung membalas chat dari orang yang paling dia tunggu.
[Semalam sedang perbaikan sistem]
[Aku juga baru pegang ponsel dari tadi sibuk]
Tidak perlu menunggu lebih lama lagi, pesannya segera terbalas.
[Kamu sibuk sekali rupanya? Pembuat cake profesional ternyata]
[Jangan lupa makan, aku juga tidak bisa berlama-lama dengan ponsel, banyak kerjan juga]
Ariana merasa senang ada yang memerhatikan dirinya, mungkin ini yang dirasakan orang yang sedang berpacaran. Tapi ia sadar ini hanya di dunia maya, tidak benar-benar nyata, Ariana mulai berharap lebih dari aplikasi itu, dia ingin bertemu dengan Kang Bengkel, biarpun hanya bertegur sapa lewat chat di aplikasi tapi Ariana sudah merasa cocok, sayangnya belum ada ajakan bertemu. Mengenyahkan segala pikiran buruk, sekali lagi dia berpikir postif, mereka belum intens dalam obrolan, mana mungkin dia akan segera bertemu dengan Kang Bengkel itu.
[Baiklah, silahkan kembali bekerja, aku juga ada yang harus dikerjakan, bisakah nanti malam menghubungiku lagi?]
[Tentu saja, aku bahkan tidak bisa tidur karena menunggu balasan pesan darimu. Aku merasa kita perlu lebih saling mengenal, aku menantikan malam tiba dengan cepat.]
Ariana tidak dapat berhenti tersenyum saat membaca balasan pesannya, ia begitu bersemangat hari itu hingga samapi di rumah pun begitu ceria, berbeda sekali dengan tadi pagi mukanya tampak kusut setelah berdebat lagi soal perjodohan dengan Mamanya. Mama dan Papa bingung dengan kelakuan putri mereka, yang makan malam dengan terburu-buru dan masuk ke kamar denga terburu-buru juga, biasanya selalu menyempatkan mengobrol dengan Papa, kelakuan Ariana benar-benar aneh menurut orang tuanya.
Malam semkin larut, tapi dua insan yang sedang kasmaran seolah lupa dengan waktu, mereka terus saja berbagi pesan menceritakan ini dan itu. Kegiatan mereka berulang setiap malam, dari yang awalnya kaku menjadi menyenangkan, dari yang tadinya cuma iseng menjadi serius. Mereka begitu larut dalam obrolan di ruang chat itu seolah-olah tidak ada sekat lagi di antara mereka. Ada keinginan untuk bertemu langsung di hati Ariana tapi ia menahannya, ia menunggu pasangan chatnya meminta bertemu lebih dulu.
Hari-hari Ariana di isi oleh canda tawa dari ruang chat tersebut, seolah itu adalah dunianya, Ariana seakan lupa dengan kehidupan nyata. Mama merasa khawatir melihat putrinya jadi menutup diri, Mama juga merasa bersalah, mungkin saja Ariana jadi tertutup gara-gara tekanan darinya, saat Ariana pulang ke rumah Mama langsung menariknya ke ruang baca milik Papa, saat itu juga langsung meminta maaf atas keegoisannya meminta Ariana menerima perjodohan.
Ariana sadar mungkin dirinya terlalu terlena dengan dunia maya, sampai-sampai lupa denga dunia nyata, ia meminta maaf kepada Mama. Pagi hari semua kembali seperti semula, obrolan hangat mengiringi sarapan, semua kembali normal, tapi tidak dengan hati Arian yang terlanjur jatuh pada pasangan chatnya di aplikasi Madam Rose. Kang Bengkel dan Kang Bolu mereka masih tetap berada di dunianya, saling bercanda, saling memberi semangat dan dukungan, juga saling merindukan.
Seperti rencana sebelumnya, ulang tahun Lala akan di adakan besok siang, segala persiapan sudah selesai, dekorasi bernuansa pink dengan Little Pony sebagai tema dari pesta, ada cup cake vanila denga cream strawberi yang tersusun rapi menjulang tinggi seperti pohon, dan ada cake besar dengan hiasan Twilight Sparkle si pony pemimpin dari para pony lainnya yang menjadi favorit dari Lala.
Semuanya telah sempurna sampai ada kabar bahwa ayah dari anak itu tidak bisa mengahadiri pesta karena ada keperluan mendadak, gudang batik yang berada di Jogja kebakaran, dan dia harus memeriksa ke sana malam itu juga. Ada rasa lega di hati Ariana karena tidak perlu bertemu dengan laki-laki yang sempat akan di jodohkan dengannya itu, tapi di sisi lain, ia merasa kasihan kepada gadis kecil yang beberapa bulan ini menjadi dekatnya itu. Lala sudah tidak punya ibu dari lahir, sekarang, untuk ulang tahunnya pun ayahnya tidak bisa meluangkan waktu karena ada keperluan mendadak.
Ariana bertekad akan membuat pesta ulang tahun anak itu lebih menyenangkan, biarpun dia tidak bisa menggantikan arti dari kehadiran ayah gadis kecil itu. Kabar perginya ayah Lala saja sudah membuatnya pusing, sekarang ditambah ada chat masuk dari Kang Bengkel bahwa selama beberapa hari kedepan dia tidak bisa dihubungi, ada urusan mendadak di Jogja dan tidak bisa diganggu, tentu saja dengan permohonan maaf panjang lebar, dia juga berjanji akan menemui Ariana jika urusannya selesai.
Ada rasa khawatir tapi bahagia di saat bersamaan, akhirnya yang ia tunggu tiba juga, ajakan bertemu langsung yang Ariana harapkan. Tanpa diminta Kang Bengkel mengajaknya bertemu lebih dulu, tapi ia khawatir itu hanya janji yang tidak bisa ditepati, mengingat mereka hanya bertemu di dunia maya.
Menghilangkan rasa ragu di hatinya, Ariana berusaha sebisa mungkin melakukan yang terbaik untuk ulang tahun Lala, Ariana tidak bisa membuat anak itu lebih kecewa lagi. Pesta berlangsung dengan meriah, tidak ada air mata di wajah gadis kecil itu, namun gurat kesediahan masih nampak jelas bagi Ariana, anak sekecil itu dipaksa memahami keadaan, Lala memang anak yang baik, tidak pernah mengeluh sekalipun ayahnya jarang menemani. Sikap dewasa anak itu terkadang membuar Ariana malu, dia yang hidup dengan kasih sayang orang tua terkadang bersikap manja dan kekanakan.
Pesta diadakan sebuah ruangan khusus yang disewa di sebuah restoran keluarga, semua hidangan yang tersaji di pesta berasal dari restoran tersebut, kecuali kue dan cake pesanan Oma Lala, semua kue Ariana yang membuat. Setidaknya ada hal yang membuat Lala senang hari itu, setelah kekecewaannya pada sang ayah.
Hati Arian terenyuh, saat Lala berdo’a agar ayahnya baik-baik saja dan pekerjaannya lancar. Bagaimana bisa anak sekecil itu begitu pengertin dan baik hati? Ariana sangat kagum pada kebaikan hati anak itu, dan dia juga semakin menyayangi anak itu. Andai saja bisa bertemu ayah Lala dia akan mengataknan bahwa laki-laki itu memiliki anak yang luar biasa. Akan tetapi ada satu hal yang tidak Ariana tidak mengerti, kenapa kepergian Ayah Lala bisa bersamaan dengan kepergian Kang Bengkel, dan mereka sama-sama pergi ke Jogja. Dalam hati, Ariana merasa bingung dengan kebetulan itu.
Halo, terima kasih untuk para pembaca semua. Maaf baru sempat menyapa.
Ini adalah tulisanku yang serius setelah sebelumnya hanya cover yang nongkrong di work 😁
Tandai typonya juga ya, krisan juga dengan senang hati diterima. Terima kasih buat taburan bintangnya. Oh iya bisakah para reader yang budiman, baik hati dan rajin menabung ini memberikan saran untuk para cast?
Sejauh ini baru Ariana sama Lala aja yg ketemu, lainnya masih blank wkwkwk susah nentuin cast cowok, ganteng- ganteng soalnya 😍
Buat cast cowok, aku kebayangnya Deva mahendra atau Abimana Aryasatya. Aku bingung mereka sama-sama ganteng 😅
Thank's buat votenya, love you.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top