Part 14
Pertama kali jatuh cinta dalam hidupnya, cinta pertamanya juga yang membuat patah hati. Ariana tidak tahu sudah berapa lama dia menagisi kebodohannya, saat dia tersadar hari sudah menjelang malam. Buru-buru gadis itu menghidupkan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu, bersama luka yang masih menganga.
Sesampainya di rumah, yang Ariana cari adalah mamanya. Ia ingin memeluk wanita yang telah melahirkannya, Ariana hanya ingin menumpahkan segala kesedihannya malam ini. Mama terkejut saat tiba-tiba putri semata wayangnya memeluk erat sambil terisak, mama tidak mengerti kenapa Ariana-nya yang selalu ceria sekarang berlinang air mata. Hati mama ikut terkoyak ketika melihat anak kesayangannya hancur.
“Sayang, kamu kenapa? Pulang-pulang kok malah nangis gini? Tadi, Mama ke toko, kata mereka kamu pergi dari siang terus gak balik-balik.” ucap mama cemas.
“Aku mau bilang, aku gak apa-apa, tapi hatiku gak baik-baik aja, Ma,” bisik Ariana parau. Ia sangat lelah malam ini. Yang Ariana mau, adalah tidur dalam dekapan mamanya.
Pagi menjelang, hangatnya sinar mentari menyusup di celah-celah tirai yang sedikit terbuka. Ariana membuka matanya, ia teringat semalam menangis dan tertidur di pelukan sang mama. Beruntung semalam mama tidak bertanya apa-apa, beliau hanya memeluk dan mengusap punggung Ariana saat menangis. Namun, Ariana tidak yakin pagi ini mamanya akan diam saja.
Sebuah ketukan terdengar dari luar, Ariana segera menyahut menyilakan masuk. Ariana pikir itu adalah mama, ternyata yang datang Laura. Entah kenapa dadanya terasa sesak saat bertemu sepupunya itu.
“Kata Nando, kamu sakit ya?” tanya Laura cemas.
“Kamu ketemu dia?”
“Enggak, dia chat aku nanyain kabar kamu. Katanya kamu gak bisa dihubungi, pas aku telepon HP kamu mati. Sakit apa sih?” cerocos Laura. Ariana menghela napas, menyadari hubungan Laura dengan Nando ternyata sudah sampai ke tahap bertukar pesan. Salahnya sudah memberikan nomor Nando pada sepupunya itu.
“Cuma kurang istirahat aja, sama telat makan,” sahut Ariana pelan.
“Ish ‘kan udah dibilangin jangan sampe telat makan, udah tahu punya asam lambung, masih aja ngeyel!” omel Laura.
Ariana hanya meringis saat sepupunya mengomel, dia menyesal sudah berbohong pada Laura. Sepupunya itu selalu perhatian, terbukti pagi ini datang mengomel sambil membawakan sarapan ke kamar Ariana. Sejauh ini Ariana tidak punya sahabat dekat, baginya Laura satu-satunya sahabat baiknya, biarpun akhir-ahkir ini Laura membuat jengkel dirinya.
“Ra, kamu masih mau aku comblangin sama Nando?” kata Ariana saat melihat Laura meniup bubur dan akan menyuapinya.
“Ya ampuuun ... mau banget, tapi itu nanti ya setelah kamu sehat dan baik-baik aja,” sahut Laura ceria tanpa melihat mata Ariana yang muali berembun.
‘Aku gak baik-baik aja, aku gak bisa baik-baik saja, Ra.’ batin Ariana.
Setelah Laura pergi, Ariana hanya membenamkan diri dibalik selimut. Mungkin lebih baik membantu Laura saja, dari pada terus menerus berharap yang tidak pasti. Ariana juga ingin melihat sejauh mana perasaan Nando terhadap dirinya. Ariana memang bodoh membiarkan lelaki yang disukainya dekat dengan sepupunya, tapi setidaknya itu lebih baik dari pada melihat sepupunya gonta-ganti pacar dengan laki-laki yang tidak jelas.
Ketukan di pintu membangunkan Ariana, dia mengerjap saat mama mengatakan ada tamu istimewa. Hatinya bergetar, ia yakin pasti Nando datang kali ini. Laura datang menjenguknya karena dapat kabar dari Nando, bukan tidak mungkin sekarang laki-laki itu ingin tahu keadaannya. Ariana begitu semangat saat menuruni tangga, sekali lagi Ariana berharap pada lelaki itu. Namun, harapannya tinggal harapan saat matanya melihat sosok yang juga disayanginya selama ini, Lala. Dengan tergesa, Ariana menuruni tangga, mungkin ia kecewa tapi kekecewaanya berkurang saat melihat wajah cantik dan ceria seorang Lala.
Tante Nindi memeluk dirinya dan bertanya kabarnya hari ini, Ariana bersyukur ketika hatinya sedang pilu ada banyak orang yang peduli padanya. Seharian Ariana hanya bermain dengan Lala, anak itu menceritakan bagaimana keseruannya saat di sekolah, dan betapa rindunya Lala terhadap dirinya, sebagaimana Lala merindukannya, Ariana-pun sama rindunya.
“Tante, aku sebel deh sama temen aku si Dion, katanya aku lahirnya dilepeh, emang ada ya manusia lahirnya dilepeh?” tanya Lala dengan wajah polosnya.
“Ya enggak dong sayang, mana ada manusia lahirnya dilepeh, ada-ada aja.” jawab Ariana.
“Katanya, anak yang gak punya ibu, kayak gitu lahirnya tante, aku ‘kan punya Bunda ya, Tan, Cuma Bunda aku udah duluan ke surga aja, makanya aku harus jadi anak baik, biar nanati ketemu Bunda di surga.” kata dengan ceria, anak itu tidak menyadari apa yang dikatakannya sudah membuat Ariana terenyuh.
“Benar itu sayang, Bunda kamu akan selalu ada di sini, di hati kamu. Pasti Bunda kamu bangga banget, sama kayak Tante, banggaaa banget sama kamu. Terus jadi anak yang baik ya cantik,” ucap Ariana sambil mengusap kepala gadis kecil itu.
Hingga sore tiba. Lala bermain bersamanya, saat bersama anak itu entah kenapa Ariana merasa beban di hatinya seolah terangkat. Ariana memang sangat menyayangi Lala, tetapi, untuk menjadi ibu sambung anak itu, Ariana belum siap. Ia perlu menata hatinya dahulu, perlahan Ariana akan melupakan cintanya terhadap Nando, mungkin mereka memang ditakdirkan tidak lebih dari teman.
Di tempat yang berbeda, Nando sedang memandang gelisah ponselnya, Ariana tidak bisa dihubungi sama sekali. Kemarin siang mereka tidak jadi makan siang bersama, gadis itu berakata dia sedang sakit. Padahal Nando ingin mengenalkannya dengan sang mama. Setelah perdebatan panjang masalah perjodohan, akhirnya ia mengakui bahwa sedang jatuh cinta lagi, dan tidak mungkin menerima perjodohan dengan anak teman mamanya. Sayangnya, kemarin Ariana mendadak tidak enak badan, seolah semesta menyembunyikan keberadaan pujaan hatinya itu, saat mencari gadis itu ke tokonya, Ariana sedang cuti, katanya akan beristirahat sampai waktu yang tidak ditentukan.
Mengerang frustrasi, Nando akhirnya dengan terpaksa meminta bantuan Laura untuk mencari tahu kondisi Ariana. Menurut Laura, asam lambung Ariana kumat, Nando ingin menjenguk gadis itu, tapi dia harus bertemu salah satu koleganya. Ia sudah kepalang janji dengan salah satu pengusaha properti di mana dirinya pernah berinvestasi. Maksud bertemu lelaki itu sebenarnya, bukan murni karena pekerjaan, karena setelah diingat. Lelaki yang bersama Ariana tempo hari adalah lelaki yang akan ditemuinya saat ini, Rio Meganthara, seorang pengusaha yang berhasil membuat dirinya dan teman kuliahnya berinvestasi dalam beberapa proyek besar.
Nando memang jarang bertemu Rio, ia sering diwakili oleh temannya saat meeting, karena ia juga sibuk mengurus bengkel dan pabrik batik, mereka bertemu hanya saat penting dan tidak bisa diwakilkan. Sekarang Nando menyesal, tidak mengorek informasi lebih dalam tentang partner bisnisnya.
Saat memasuki sebuah restoran di sebuah mall, Nando melihat bahwa Rio sudah menunggunya. Lelaki itu pasti sangat sibuk dengan berbgai urusannya, tetapi laki-laki yang sudah sukses membuatnya cemburu itu, datang tepat waktu. Diam-diam Nando merasa kalah, dia tidak bisa mengatur waktu sebaik itu, padahal sudah ada beberapa orang yang membantunya, tetap saja membuatnya kerepotan.
Menyapa ramah, Rio langsung berdiri dan mengajak berjabat tangan dan langsung diterima Nando saat itu juga. Nando akui, laki-laki di hadapannya saat ini, tidak bisa dibilang biasa saja, Rio sangat berkarisma, dari tuturkatanya saat berbicara sudah cukup menggambarkan kecerdasannya. Pantas saja dia terlihat sangat cocok dengan Ariana. Menggeleng pelan, Nando menyingkirkan pikiran buruknya, sekarang yang paling penting dia harus tahu bagaimana hubungan Rio denga Ariana.
“Beberapa hari lalu, saya melihat anda di toko kue teman saya, The Sweetnes Dream, saya sangat yakin itu anda,” ucap Nando penuh keyakinan.
“Oh, betul saya sering berkunjung ke sana, pemiliknya anak dari kolega saya, Ariana juga cerita kalau kalian teman sekolah ya, kebetulan sekali ya!” sahut Rio begitu ceria, kata SERING BERKUNJUNG dan TEMAN SEKOLAH sedikit mengganggu Nando.
Mata Rio yang begitu berbinar saat menceritakan tentang Ariana, juga bagaimana mereka berkenalan dan bisa dekat, membuat Nando yakin 100 % bahwa laki-laki di hadapanya juga menyimpan rasa yang sama dengannya terhadap Ariana. Ditambah dengan fakta bahwa papa Ariana yang mengenalkan mereka membuat Nando merinding, bisa saja Rio orang yang akan dijodohkan dengan wanita pujaannya itu.
Setelah pertemuan Nando dengan Rio, Nando semakin yakin bahwa sekarang dia sudah punya saingan berat untuk mendapatkan Ariana, apalagi sepertinya orang tua Ariana sangat menyukai Rio. Nando tidak bisa diam saja, ia harus bergerak, kalau bisa, ia akan membawa gadis itu langsung ke penghulu.
Membayangkan tentang pernikahan membuat Nando tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum. Sebenarnya, selama ini dia ingin menjadikan Ariana kekasihnya, tetapi, mengingat usianya yang sudah tidak muda, Nando merasa sudah bukan waktunya lagi untuk pacaran, toh selama ini hubungan mereka dekat dan terasa intim. Mengingat Ariana belum pernah pacaran, membuat Nando semakin senang, merasa semakin beruntung, karena dirinyalah yang mendapatkan ciuman pertama gadis itu.
Setelah urusan pekerjaannya selesai, Nando berencana menghubungi Ariana. Nando berharap Ariana sudah sembuh dan bisa diajak bertemu. Ia ingin membicarakan hal serius, lebih tepatnya ingin segera mengenalkan Ariana kepada ibu dan puterinya. Segera nando menggambil ponselnya untuk menghubungi gadis pujaannya.
“Halo,”sahut Ariana di sebrang telepon.
“Halo, Ari, gimana kabar kamu? Udah sehat? Maaf ya aku gak bisa jenguk kerjaanku numpuk.”
“Sudah biasa Do, jadi aku gak apa-apa.” jawab Ariana dengan nada menyindir.
“Maaf ya, beneran aku gak bis ninggalin kerjaan aku.” ujar Nando semakin merasa bersalah, ia sadar, sudah dua kali Ariana sakit tapi tidak pernah sekalipun ia menjenguk. “Sebagai, permintaan maafku, kalau kamu sudah sehat gimana kalau kita makan malam yuk, aku ada referensi tempat makan yang enak.” lanjut Nando penuh harap.
“Oke, besok malam aja, itu juga kalau kamu tidak sibuk.” tutup Ariana. Gadis itu sepertinya benar-benar sedang kesal.
Nando berencana mengajak Ariana makan malam di sebuah restoran yang romantis, setelah itu ia akan membawa gadis itu bertemu ibunya. Hatinya berdebar tidak karuan, rasanya sudah tidak sabar memberi kejutan pada gadis itu. Nando yakin Ariana pasti akan senang bertemu dengan ibunya, mereka punya hobi yang sama, yaitu membuat kue. Nando berharap Ariana bersedia diajak membina hubungan yang lebih serius.
Waktu yang ditunggu tiba, Nando sudah memberikan alamat restoran tempat mereka bertemu. Rupanya Ariana harus mengenakan pakaian yang formal, Ariana mendesah resah ia jarang sekali menghadiri acara formal, ia hanya memiliki beberapa gaun yang bisa dihitung dengan jari. Dari semua gaun yang dia miliki ada sebuah gaun yang belum pernah ia pakai, itu hadiah dari Laura. Bukan tanpa alasan Ariana tidak pernah memakainya, gaun itu berpotongan one shoulder berwarna hitam, Ariana yakin akan sangat ketat saat dipakai, belum lagi belahan yang cukup tinggi akan memperlihatkan sebagian pahanya, membuat Ariana enggan mengenakannya.
Ariana tidak sempat membeli gaun baru akhirnya dengan terpaksa harus mengenakan gaun pemberian Laura itu. Ariana hanya berharap Nando tidak menganggapnya sebagai gadis penggoda, Ariana sudah memutuskan tidak akan berharap lagi kepada Nando, namun, entah kenapa malam ini ia berdandan seolah mereka memiliki hubungan yang istimewa. Dadanya berdenyut sakit saat ingat janjinya kepada Laura bahwa dia akan berusaha mendekatkan Laura dan Nando.
Nando sudah menunggu dengan tidak sabar, ia sangat bahagia malam ini, rencana demi rencana sudah ia susun dalam otaknya. Ia yakin sekali Ariana tidak akan menolak ajakannya untuk hubungan yang lebih serius sampai ke pernikahan. Nando tidak bisa berhenti tersenyum saat menghayalkan pernikahannya dengan Ariana. Lamunannya terhenti karena ada suara yang begitu lembut memanggilnya, saat matanya menangkap sosok yang dirinduinya, Nando hanya bisa terperangah. Ariana selalu cantik di mata Nando, tapi kali ini, penampilan Ariana mampu meruntuhkan akal sehatnya. Gaun one shoulder berwarna hitam yang begitu pas sehingga memperlihatkan tubuh ramping dan lekukan indah di tubuh gadis itu, jangan lupakan belahan yang cukup tinggi memperlihatkan sebagian paha mulusnya, seolah paha itu meminta dijamah oleh tangan Nando.
Nando tidak keberatan memandangi tulang selangka milik Ariana selama berjam-jam, baginya itu adalah tulang selangka yang paling indah yang pernah dia lihat. Andai tidak sadar di mana dia sekarang berada, mungkin Nando akan menarik lengan gadis itu dan mencumbunya sampai puas. Namun Nando harus mengembalikan kewarasannya, karena ada hal yang lebih penting yang harus didahulukan sekarang.
Ariana menatap nando dengan penuh cinta, ia tahu laki-laki itu sangat tampan, tapi malam ini dalam balutan jas yang formal, Nando tampil begitu luar biasa di matanya. Ariana sadar, sejauh apapun ia mencoba, ia tidak bisa melupakan persaannya terhadap Nando, tapi kali ini dia tidak bisa mundur lagi, Ariana sudah berjanji kepada Laura.
Setelah memesan beberapa makanan, Ariana menunggu dengan jantung yang semakin berdebar, ia sudah menghubungi Laura agar menyusulnya ke restoran itu. Melihat Ariana begitu gelisah, Nando langsung meraih jemarinya berusaha mencairkan kekakuan yang sedari tadi terasa mengganggu baginya. Saat jemari mereka bertaut Ariana langsung menatapnya dengan sorot kebingunggan yang kentara.
“Ari, ada satu hal yang ingin aku bicarakan sama kamu, ini sangat penting buat aku,” ucap Nando dengan lembut. Ia bisa merasakan bahwa tangan Ariana gemetar dan terasa dingin.
“Emh ... Do, bisa lepas gak tangannya, malu dilihat orang,” kata Ariana sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Nando.
Nando tidak mengerti dengan perubahan Ariana malam ini, entah kenapa ia merasa gadis itu berusaha menjauhinya. Saat akan melanjutkan perkataannya barusan, tetiba ada suara yang terdengar nyaring menyapa mereka.
“Hai, gak nyangka kita bisa ketmu di sini, aku boleh gabung sama kalian gak?” sapa gadis itu dengan ceria. Seolah tidak melihat wajah kaku dari kedua orang di depannya Laura langsung menarik kursi dan duduk di antara Ariana dan Nando.
Hallo, maafkan aku yang selalu ngaret ini.
Semoga kalian selalu sehat ya dear.
Aku lagi kesel sama ArNan couple ini bikin geram tau 😆
Yuk kasih taburan bintangnya 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top