Bonchap | Si Abel.
Kebiasaan dari gue adalah nggak bisa langsung pisah dari tokoh dari cerita yang baru gue tamatin. Kan kezel.
AUTHOR POV.
" Ran! Sini dong! " pekikan dari seorang Wanita muda kepada Anak kecil berjenis kelamin laki-laki itu terdengar.
" Apa sih Bunda? " tanya bocah laki-laki berambut lebat itu, saat telah menghampiri Wanita muda yang tengah hamil tua itu.
Keva berdecak pelan. " Pangeran Aji Rajanatha Wiratama, bisa nggak kamu main nya nggak usah tanah? Capek tau Bunda nyuci nya, " kata Keva.
Di umur pernikahan yang baru menginjak satu tahun, Keva hamil, dan bodoh nya lagi saat ia tahu bahwa ia mengandung, kandungan nya telah menginjak lima bulan. Sebenar nya awal dia mengetahui ia hamil, karena dia bingung kenapa perut nya membuncit.
Dan Keva serta Hayam Wuruk langsung menghubungi dokter untuk meminta di periksa, mereka yang awal nya khawatir kalau Keva mengidap penyakit berbahaya ternyata malah hamil malah sudah lima bulan pulak!
Pangeran langsung mengerucutkan bibir nya kesal. " Bundaaaa... Ran kan cuma mainan bikin gerabah Bunda, kayak di buku paket nya Kak Arsya. Bundaa, " bela Pangeran.
Hayam Wuruk berdecak sendiri mendengar nya. Entah karena Anak pertama nya itu yang terlalu pintar atau gimana, jika melihat sebuah prakarya di buku paket Ara atau Arsya, dan melihat cara pembuatan dan bahan nya, pasti Pangeran akan langsung mempraktekan nya.
" Aji, " tegur Hayam Wuruk.
Pangeran langsung terkesiap saat mendengar Ayah-nya memanggil nya dengan sebutan ' Aji '
" Siap! Yah! Pangeran janji nggak bakalan badung lagi! " seru Pangeran seraya membentuk hormat di di pelipis nya.
Keva berdecak. " Alah! Palingan cuma sehari-dua hari doang, besok nya mah balik lagi, " ucap Keva.
" Suka-suka Ran kek, " delik Pangeran.
Keva memelototkan mata nya. Pengen nampol tapi sayang, gimana dong?
Tiba-tiba Pangeran menatap Bunda-nya itu heran.
" Bunda..... Um... Ngompol? "tanya Pangeran pelan. Tatapan mata Anak umur tiga tahun itu mengarah ke dress pink longgar Keva.
Hayam Wuruk dan Keva pun tersadar. Ketuban nya pecah!
" Landak! Ketuban kamu pecah! " pekik Hayam Wuruk panik. Dirinya segara menggendong Keva yang hanya diam bengong, efek kehamilan nya dia jadi rada lemot.
'Ya ampun, Keva makan apa sih kamu? Kok beratnya udah kayak gajah sih? ' ucap Hayam Wuruk dalam hati.
" Pangeran! Ayo kita ke rumah sakit! Bunda mau lahirin Adek bayi nya, udah lupain aja barang-barang kamu, ntar kita beli lagi, kan kita sultan, " ujar Keva masih santai.
Hayam Wuruk menatap gemas Keva. " Ya ampun Landak, kamu mau lahiran masih aja santai. "
" Hilih! Kalo gue mati kan lo tinggal cari bini baru kelar pan? "
" Keva! "sentak Hayam Wuruk. Dia jadi berpikiran buruk.
" Bunda! Ayah! Cepetan! Ntar Pangeran nih yang bawa mobil nya! Ayo! Pangeran nggak mau ya punya Adek yang lahirnya di mobil, nanti di namain-nya Terios lagi! Ayo! "ujar Pangeran yang tiba-tiba sudah berada di dalam mobil.
" Iya!!!"
***
Rumah Sakit.
Siang hari.
Dokter Nabilla, alias Mertua dari Keva itu nampak menyuruh Keva untuk mengatur pernapasan Wanita yang berumur dua puluh enam tahun itu.
" Ma.... Genta mana? "tanya Keva pelan.
" Dia lagi nangis Va, di pojok kantin. Kayak pas kamu lagi lahiran Ran, bukan nya jadi penyemangat malah dia yang nangis kejer, ck ck ck, " ujar Nabilla geleng-geleng kepala.
Keva berdecak. Pengen marah sama protes tapi dia juga sadar kalau ini adalah bentuk dari rasa takut kehilangan Hayam Wuruk.
Itulah obrolan singkat mereka sebelum akhirnya Hayam Wuruk masuk dengan mata sembab untuk menemani Keva melahirkan, secara normal untuk yang ke dua kali nya.
* * *
" Ihhh.... Uwu banget sih Dedek bayi nya. Nama nya siapa Kak? "tanya Sakura seraya mencubit pipi tembam bayi perempuan yang berada di dalam dekapan Keva. Seusai di azani Hayam Wuruk.
Di ruangan itu sudah ada keluarga Keva, dan keluarga Magenta.
Hayam Wuruk menepuk kening nya pelan. " Aish, Landakkk... Gimana ini? Aku belum cari nama, " rengek Hayam Wuruk.
" Gue punya kok! " seru Keva.
" Apa Va? "tanya Aretta penasaran. Adrian yang di samping nya pun ikut mengangguk.
Keva membelai kepala bayi nya itu yang lebat akan rambut berwarna hitam pekat. " Dia, Abella Kusumawardhani Wiratama..... Abel, bukan Bella, " ujar Keva.
" Uuuuu... Hallo! Dedek Abel, Adek nya Abang Ran, " celetuk Pangeran yang tiba-tiba datang. Kayak Jailangkung aja.
Balita yang umur nya baru tiga tahun itu langsung berlari menuju brankar Ibunya, dan langsung menoel-noel pipi Abel.
" Ran! Jangan cubit-cubit dong! " kata Ara yang juga ikut-ikutan nyelonong masuk.
Arsya mendelik tajam. " Bacot Ra! "
" Abang tuh yang bacot! " Ara tak mau mengalah guys.
" Bisa diem nggak? " hujam Arsya tajam.
" Nggak!! Kenapa?! "tantang Ara sengit.
Keributan itu berakhir dengan Arsya yang harus menghafal rumus matematika, dan Ara yang harus di sita ponsel nya selama satu bulan full.
" Sukurin! Maka nya! Jangan suka! Ngerusuhin Ran!! Sukurin! Hahahah! "
* * *
" Sya.... Sayang jangan ngambek dong, " ujar Arsen merayu Radisya yang kini tidur membelakangi nya.
Radisya melirik nya tajam. " Sadar nggak sih Sen? Kesalahan kamu itu apa? " tajam Radisya.
Arsen menghela nafas nya berat. " Aku minta maaf Sya, iya aku tau aku salah udah hukum Arsya sama Ara terlalu berat. "
" Bukan itu Arsen! " Radisya merenggut.
Kening Arsen mengekerut. " Lah terus apa sih Sya? "
" Kamu tadi itu nginjek dress aku tau! "
* * *
Yeay! Welcome to the world Dedek emesh Abella...... Semoga nggak jadi bobrok kayak Emaknya yaww..
Oke, ini last part dari Crazy Destiny.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top