14 | Tapi Bohong

AUTHOR POINT OF VIEW

"Eneng Disya pilih yang mana?. "

" Abwang Arsen, atau Abwang Juna?. "

"Abwang Arsen lebih galak, serem, nggak romantis. "

Radisya cuma bisa mesem, sambil nyemilin gula gula di bawah pohon pisang.

"KEVA! DI MANA MANA ITU KEBAIKAN GUE YANG DI UMBAR UMBAR BEGO! BUKAN NYA KEJELEKAN! " teriak Arsen kesal.

Lantas membuat seorang Jomblowati paling unyu itu menyengir kuda. "Siyap Sen! Bakal gue benerin tapi harus ada cuan buat gue jangan lupa! " teriak Keva lantang.

Arsen mengacungkan jari tengah nya. Fuck. "Iya iya," kata Arsen malas.

"Abwang Arsen lebih tamvan, lebih setia " nyanyi Keva.

"Abwang Juna lebih baik, body nya juga keykar "

Kini Keva tengah bernyanyi lagu dangdut. Di atas panggung mungil yang tersedia di area pasar. Gemuruh siulan dari penonton laki laki terdengar jelas.

" Cantik banget sih, dayang nya Baginda"

"Tunggu kakanda, Adinda! "

Maksud nya apa coba itu?

"Euy! Ayu tenan, raine "

Hayam Wuruk berdecak kesal. "Ck, Keva turun, kita harus segera membeli pakaian " suruh Hayam Wuruk.

"Ogah! Ntar ae, gue masih pengen jadi biduan dangdut. Euy! " sahut Keva dari atas panggung dadakan.

Karena geram, Hayam Wuruk lantas berteriak. "KEVA CEPAT TURUN HITUNGAN DALAM. HITUNGAN KE TIGA JIKA KAU BELUM TURUN JUGA, JANGAN SALAHKAN AKU JIKA ADA ULAT DI KAMAR MU!, " ancam Hayam Wuruk.

"Satu..... "

Hayam Wuruk mulai menghitung, membuat Keva bingung. Dia pengen nyanyi lagi, tapi ntar dia malah pingsan gegara liat tuh makhluk.

"Dua.... "

"Ti---"

Wushhhh

Keva langsung berlari lalu segera berada di samping Hayam Wuruk. Membuat sang Rajasa itu tersenyum puas.

"Nah, gitu dong, " kata Hayam Wuruk seraya tersenyum manis.

Keva menatap Hayam Wuruk sengit "Hah, ah, dasar Raja kagak ada akhalaq!, " cerca Keva kesal. Masih mengatur pernafasan nya.

"Aku tak peduli "

💎

Tangan Keva dan Radisya tampak meneliti pakaian yang menyerupai kebaya itu.

"Sya! Emang nya kita mau Kartinian, yah pake kebaya?, " ujar Keva bertanya dengan polos nya.

Kepala Radisya lantas menggeleng. "Ya enggaklah. Disya mah mending pake ini dari pada pake handuk! "cerocos nya.

Keva mengangguk setuju, "Bener sih kata lu, cumannnnn------" Keva menggantung ucapan nya. Inilah akibat dari keseringan di gantung gebetan.

Wajah Radisya tampak penasaran. "Cuman, apa?. "

Mata Keva menatap Radisya serius. Dia mendekat lalu membisikan potongan kata itu di telinga Radisya. "Cuman... Ketek lu bau "

"KEVA!. "

💎

"Kucintai kau sepenuh hatiii ku cayangi kau sepenuh dompet ~~~~~ "

Hayam Wuruk menghembuskan nafas nya gusar. Sedari tadi dayang cantik nya itu menjadi pusat perhatian karena wajah dan kulit nya. "Keva... Jangan bernyanyi lagi, cepatlah, memilah pakaian nya " suruh Hayam Wuruk jengah.

"Oke ciap! "

Setelah membeli pakaian dan membayar nya Keva dan Hayam Wuruk duduk di salah satu tempat duduk yang berada di dekat sungai.

Sedangkan Radisya dan Arsen?, ke dua nya telah lebih dulu pulang ke pendopo.

"Yam!, "panggil Keva.

Hayam Wuruk menoleh, menatap Keva penuh tanda tanya.

"Ada apa?. "

"Gue mau nanya, boleh nggak? " tumben neng nanya dulu.

Hayam Wuruk mengangguk kan kepala nya.

Keva mengubah posisi duduk nya. Menjadi saling berhadapan.

"Menurut lo, cinta itu apa?. "

Hayam Wuruk terdiam. Diri nya memang pernah jatuh cinta pada Dyah Pitaloka. Dan hampir menikah.

Hayam Wuruk menatap Keva ragu. "Entahlah, aku tak tau, cinta itu seperti apa. Yang ku tahu adalah ketika kau jatuh cinta kau akan merasakan dunia mu seolah olah berpusat pada satu orang. Dan juga jantungmu berdebar debar kencang " tutur Hayam Wuruk dengan nada tenang.

"Memang nya kenapa?, kau sedang jatuh cinta?, " tanya Hayam Wuruk. ada nada tak rela pada kalimat terakhir nya.

Keva mengedik kan bahu nya. "Nggak tau, gue sebelum nya emang pernah ngalamin hal yang lo sebutin tadi sama Arvan, cuma kan nggak kayak yang gue alamin sekarang. Lebih apa yah? " Keva menggaruk dagu nya bingung.

"memang nya kau merasakan nya pada siapa?. Arjuna?. Arsen. Mahapatih? " terka Hayam Wuruk.

Mendengar nya sontak membuat Keva melotot. "Ajie gile. Yang bener aja lo gue suka sama buaya darat. Arsen? Yang bener aja dia kan sepupu gue. Om Gajah? Gila mang nya gue demen om om apah?, " sembur Keva ngegas.

Hayam Wuruk terkekeh pelan, seraya menggaruk tengkuk leher nya. "Aku kan hanya menerka. Kau merasakan nya pada ku? " kalimat terakhir sangat lirih.

Keva menatap Hayam Wuruk serius. "Kalo iya gimana?. "

Hayam Wuruk terlihat salting. Salah tingkah. "Ah, masa "

"TAPI BOONG! HIYAK! "

Asyuh emang, anak nya Papi Adrian and Mami Aretta. Gak ada akhalaq nya kumat!.

Mendengar nya membuat hati Hayam Wuruk kecewa dan perih, kayak di kasih harapan palsu sama doi.

Raut wajah Hayam Wuruk langsung berubah datar. Dengan tatapan menghunus nya. " Aku pergi dulu " kata nya dingin, lantas melenggang pergi tanpa memperdulikan Keva yang menatap nya bingung.

" Masa ngambek sih?, kan gue cuma berjanda. Tapi emang gue ngeselin sih kalo di pikir pikir. " gumam Keva pelan.

Keva mengedarkan pandangan nya. "Gue baru pertama kali keluar istana. Mana gue enggak hafal lagi sama jalan ke pendopo. Gimana ini?, " sambung Keva lemah.

Tew... Tew... Setelah sekian lama gue bersemedi di kamar gue. Setelah sekian lama gue natep muka nya Aa Lin Yi.

Akhir nya gue dapet edi eh ide ding.

Spoiler part berikut nya. :
Keva Pov

Tangan gue auto ngeliat aplikasi YouTube, ternyata ada video yang di download sama Om Gajah.

Nafas gue tercekat, waktu liat judul apa yang terpampang di vidio itu.

'SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT! '

Cut

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top