Prolog


Truk militer berisi belasan tentara, melaju, menyusuri jalan lembab ditengah hutan rimba yang gelap. Di kabin kemudi, seorang pria berkulit hitam, kribo, sedang memainkan roda kemudi dengan tenang dan terjaga. Walaupun malam telah larut, walaupun sesekali kantuk menjamah matanya. Namun tidak dengan rekan disampingnya, yang nyaman tertidur, egois terhadap sahabatnya yang bekerja.

Dia bersembunyi di balik bayangan rimbun pepohonan rimba belantara. Sepasang mata putih bersinar, sedang mengawasi diam, tanpa bersuara. Sudah sekitar satu jam lamanya dia mematung. Bahkan suara nafasnya pun pelan tanpa bisik. Bagai seekor harimau yang tegar mengintai mangsa. Suara erangan mesin itu semakin nyaring, semakin mendekat. Dia pun memasang kuda-kuda. Dari ujung-ujung jari tangannya, meruncing cakar-cakar tajam dan berkilau. Menuggu waktunya tiba, detak jantungpun semakin memuncak. Yang dinanti, Truk itu melintas, pandangannya seketika mengunci, mangsa telah didapat.

"Mahesa terkam!" seru seseorang dari balik gelap. Tak tampak wajahnya, selain nyala setitik merah berasap.

Sosok itu berlari gesit, keluar dari persembunyian. Bagai seekor cheetah, dia melesat cepat, mengejar mangsanya. Bercak-bercak lumpur beterbangan ke udara. Licinnya tanah, tak membuat tubuhnya goyah, keseimbangannya tetap terjaga. Brak! hentakan terakhir, kakinya melompat. Dia menerkam, menerabas pintu kain bak belakang, lalu mendarat di tengah sekumpulan tentara yang siaga dan tampak bringas.

"Hei siapa Kamu?!" bentak salah seorang tentara berkulit hitam, yang terkejut pada kemunculan sosok bertopeng di hadapannya. Segera belasan gerombolannya sigap. Mereka meraih pistol di pinggang, gagang senapan di pangkuan, golok, pipa, apapun itu yang berada di dekatnya.

Dor!! Dor!! Suara senapak bersahutan mengagetkan malam. Namun gerakannya cepat dan gesit. Peluru-peluru itu tak mampu meraihnya. Sebaliknya, cakar-cakar tajam itu menebas, menghujam, menebar lumuran darah. Kegaduhan ramai di bak belakang, diikuti teriakan para tentara yang terbantai dan lenyap dalam sesaat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top