Chap. 40 : War With Big Strenght
Photo : Queela Zayren (masih inget, kan ?)
Sebelum membaca, tolong baca ini dulu :
Maaf banget, ya, para reader ku tercinta !
Author Fallyn udah AMAT-SANGAT-LAMA meng-update cerita ini, kan !?!?
Sebenarnya saya pengen nulis hiatus beberapa minggu, cuma saya lupa huaaaa !! ; _ ; *cry*
Jangan salahin saya ! *Lu yang salah, lah, Thor : I*
Salahin aja tugas, ul, pr dan ps yang menumpuk !
Bayangin aja, libur dikit lansung dikasih pr seabrek ! Hii !
Rie : emang seberapa banyak coba, PR-nya sampe 5 hari libur ga selesai ?
Hyaaa ! Rie-chan jahat !
Mary : Rie benar, Author-chan.
Hyaaa ! Mary-chan ikut-ikutan !
By the way, pada nyangka ga, kalau Rie-chan dan Ren-kun itu pemilik Legend Weapon ? Wohoho.
Shu : Author-chan jahat ! Kenapa bukan aku yang jadi pemilik The Arrow of God !?
Shu-chan palingan pengen jadi pasangan Rie-chan aja...
Yuuma : Apa lagi kalau bukan itu, Author-san ?
Shu : Hiee ! Yuu-kun jahat !
Pfft--lain kali saya mungkin bakal perbanyak adegan humor. Wa ha ha ha ha.
Ren : Anu..author-san, kapan mulai ceritanya ?
Sebentar Ren-kun !
Ehem-ehem...*berdehem* jadi--uhuk uhuk ! *jadi batuk beneran*
All : YA ELAH THOR, KELAMAAN !
Ihh ! Kalian semua jahat ! *pout*
Ok, maaf. Sekali lagi, saya, minta maaf kalau sudah sangat-amat-lama meng-update magician Academy, ok ?
All : UDAH LAH LAMA AMAT MINTA MAAFNYA, WOI AUTHOR !
Hiee ! Kalian jahat ! Nanti aku--
(Tiba-tiba Kaname mendobrak pintu tempat author Fallyn dan kawan-kawan)
Kaname : Woi, thor ! Para Reader-san tercintamu udah mulau tawuran, bego ! Cepet mulai atau gua libas !?
Kaname-kun jahat ! *pout again*
Btw sejak kapan kau pake bahasa gaol gitu, Kaname-kun ? (O_o)?
Kaname : Author....*Dark aura*
*merinding* ok ! Selamat membaca para reader ku yang imut dan manis *panggilan khusus cewek* !
Magician Academy
By : Fallyn_danella
Kazuto's PoV
Kalau boleh jujur, aku tidak percaya.
Sebenarnya harusnya sudah wajar, sih...
Secara, Rie-chan itu adalah specialis human, kan ?
Menjadi pemilik salah satu dari The Legend Weapon itu harusnya wajar saja.
(Yang lupa soal Specialis Human, baca Chap. 10 : Meet New Friend)
Yang tidak kupercaya selanjutnya adalah bahwa Akusagaya-kun juga merupakan pemilik dari salah satu The Legend Weapon.
Hei ! Bukannya jahat ya !
Bagaimana pun itu aneh !
Rie-chan.
dan 1 member dari Magic Black Organization.
Serta master dari Magic Black Organization itu...
Sudah wajar jika memiliki salah satu senjata The Legend Weapon.
Secara, kekuatan mereka itu luar biasa, kan ?
Tapi, Akusagaya-kun yang selama ini hanya menunjukkan sedikit potensi kekuatan sihirnya juga punya.
Ini lah yang sulit dipercaya.
Dan aku yakin, semua orang di sini, pasti juga tidak percaya.
Ah, atau jangan-jangan Akusagaya-kun merupakan reinkarnasi dari pemilik The Arrow of God terdahulu ?
Reinkarnasi dari Mayrie Elmina ?
Memang, sih, selain karena faktor keturunan reinkarnasi...
Seseorang yang memiliki kekuatan yang luar biasa juga bisa menjadi pemilik The Legend Weapon.
Tapi sepertinya...
khusus untuk kasus Akusagaya-kun dan bocah anggota Magic Black Organization itu karena faktor reinkarnasi.
Ya. Mungkin, sih.
"Tidak."
Sebuah suara memotong pikiran mereka semua.
Mereka semua yang tidak percaya kenyataan...
--bahwa Ren Akusagaya merupakan pemilik salah satu The Legend of Weapon, yaitu The Arrow of God.
Dan suara itu dari...
--Master Magic White Organization, Kayo Mirunda.
"Ren Akusagaya, mungkin kalian tidak tahu...tapi...--", Kayo-san menjeda kalimatnya.
Tapi ?
Kayo-san nampak meneguk ludahnya sebelum bicara.
"...--sepertinya ia masih menyembunyikan kekuatan yang sebenarnya...", lanjut Kayo-san.
"Menyembunyikan kekuatan yang sebenarnya...?", ujar lirih Shu-kun.
Mungkin juga...
"Ah..."
Suara itu membuat semuanya...
--termasuk aku...
--beralih ke seseorang, yaitu...
--Chris.
***
Author's PoV
"Ah..."
Sebuah suara muncul dari Chris.
Chris menggaruk tengkuknya canggung, "Sepertinya... Master Kayo benar.", ujar Chris.
Kayo berbinar-binar, "Tuh, kan !", seru girang.
Asseyn mengangguk-angguk, "Aku setuju.", ujar singkat Asseyn.
Sekarang semua mata beralih ke Asseyn dengan bingung.
Asseyn beralih ke Zun, Kay, dan Jimmy serta Akira.
"Kalian, Zun. Kay. Jimmy. Akira.", panggil Asseyn.
Ke-empat orang yang namanya dipanggil menampakkan wajah bingung.
Asseyn melanjutkan perkataannya, "Kalian ingat ? Saat kita berlatih one-on-one dalam rangka mempersiapkan Magic Battle."
Zun, Kay, Akira, dan Jimmy mengangguk bingung.
"Yeah. Aku ingat. Saat kita berlatih satu lawan satu saat itu, yang menjadi lawan Ren..--"
Ucapan Kay terpotong oleh Akira.
"--..adalah kau, kan ? Asseyn ?", tanya Akira.
(Yang lupa, baca Chap. 2 : Magic Battle)
Asseyn mengangguk.
"Kau benar, Akira. Hanya sedikit, sih...tapi aku merasa sesuatu dari tubuh Ren.", ujar Asseyn.
Zun balas mengangguk, "Kalau diingat-ingat, aku juga merasakan itu.", ujar Zun.
Kay menampakkan wajah kaget, "Ehh ? Zun, kau juga ?", tanya Kay.
Zun mengangguk singkat.
"Ya. Saat dia bertarung melawan Asseyn, dia terlihat... menahan diri, mungkin ?", ujar Zun ragu.
Asseyn menunjukkan ibu jarinya ke pada Zun dan tersenyum puas.
"Zun benar.", balas Asseyn.
"Ren seakan-akan menahan kekuatannya, agar tak terjadi sesuatu yang menimbulkan kepanikan."
DUARRR !!
Dan diskusi mereka terpotong karena suara ledakan.
...dari arah pertarungan Ren, Rie, Chris, Fayley, Albren, dan Ridyo.
***
(Go to the Rie-Ren-Chris-Fayley and Albren-Ridyo side)
Albren menatap tidak percaya dengan 2 orang yang ada di depannya.
"Master Ridyo...mereka...--"
Ucapan Albren terpotong decihan Ridyo.
"Tch. Kau benar, Albren.", ujar Ridyo kesal.
Albren membelalakkan kedua bola matanya.
"T-tidak mungkin, kan ?", tanya Albren gemetar.
Ridyo menyeringai, "Ya, mereka berdua. Ren Akusagaya dan Rie Ayanasaka...", jeda Ridyo.
"...adalah pemilik dari The Sword of Light dan The Arrow of God.", lanjut Ridyo.
Albren berdecih kesal, "Tch. Ditambah bocah elemen listrik itu, pertarungan ini nampaknya akan semakin merepotkan.", ujar Albreb.
Ridyo tertawa sinis, "Yah. Mau gimana lagi...~", ujar Ridyo lalu tersenyum--ralat, menyeringai.
"Kalau begitu, serang saja tanpa ragu-ragu~!"
Albren ikut menyeringai, "Yes, master ! Copy Sword.", ujar Albren.
The Sword of Dark milik Albren mengeluarkan aura kehitaman, dan dalam sekejap, sekelilingnya dipenuhi oleh pedang hitam.
Pedang-pedang hitam itu mengarah ke Chris, Fayley, Ren, dan Rie, dan maju secepat kilat.
Ren menjalankan serangannya.
Ia memposisikan panah miliknya dan sembari berucap, "Copy Arrow", ujar Ren.
Panah yang ditembakkan diselimuti aura hijau, dan aura hijau itu menyebar dan membentuk panah yang sama persis.
Dan kedua kekuatan itu saling bertabrakan.
DUARRR !!
Asap menyebar ke mana-mana.
Setelah asap itu menghilang, tidak nampak satu pun pedang hitam tadi.
Tiba-tiba, Rie berseru ke arah Ren.
"Ren !! Menunduk !! Shadow of Sword Light"
Bersamaan dengan Ren yang menunduk -walau dengan agak bingung-
Dalam secepat kilat, sebuah bayangan berwarna putih sudah menabrak sesuatu yang ada di belakang Ren.
Dan yang ditabrak bayangan itu lansung meledak dan menjadi tersebar-sebar.
Dan itu adalah...
Pedang berwarna hitam yang menguap dan akhirnya menghilang.
Rupanya itu adalah kopi-an pedang hitam milik Albren yang masih tersisa.
Albren mengerutkan keningnya kesal, "Tch.", decihnya kesal.
Ren memandang Albren kesal dan mengangkat busurnya ke arah Albren.
"Tranparant, actived", gumam Ren dengan lirih.
Dan 1 detik kemudian, tubuh Ren tidak terlihat lagi.
Hal itu sontak membuat Albren terkejut.
Ridyo juga sedikit terkejut, namun ia berhasil mengendalikan keterkejutannya dan menatap sekelilingnya dengan was-was.
Ridyo tahu dan sadar, Ren, bukan sedang menghilang.
Namun menjadi transparan atau lebih tepatnya tidak terlihat.
Rie yang mengetahui kesempatan menyerang lansung mengucapkan mantra sihirnya.
"Majulah, Knife Ribbon.."
Pita di ujung gagang pedang cahaya milik Rie lansung terlepas.
Sisi pita yang sebelah kiri berubah menjadi sedikit melengkuk, dan tajam.
Membentuk seperti sebuah pisau.
Pisau dari pita itu mendekat cepat ke arah Ridyo.
Mengetahui serangan itu, Albren lansung mengeluarkan pertahanannya untuk Ridyo.
"Receive Attack", ujar Albren.
Dan sebuah selaput berwarna hitam melingkari Ridyo.
Namun, Rie menyeringai.
"...High Level", lanjut Rie.
Pisau dari pita itu lansung diselubungi aura keputihan--
(Author : Jangan ambigu, ok ?
Satoushi : Apaan lagi yang ambigu, sih, Author ?
Reader : No Comment. Author ! Lanjutin ceritanya, dong !)
Author : Iya deh. Iya. Hh... *menghela nafas*)
Sorry reader-san, back to the story again.
Pisau dari pita itu lansung diselubungi aura putih...
dan aura putih itu menjalar ke mana-mana. Membuat tekanan yang mengerikan.
Albren sedikit merinding melihatnya.
Seperti harapan para pembaca *mungkin*.
Penerima serangan milik Albren lansung pecah dan menabrak Ridyo.
Albren panik, "Master Ridyo !!", seru Albren.
Ridyo meringis dan melihat lengannya yang ia pakai untuk berlindung sedikit mengeluarkan darah.
Ridyo berdecih kesal, "Tch ! Menyebalkan.", ujar Ridyo.
Albren khawatir, "Master, kau tidak apa-apa ?", tanya Albren.
Ridyo hanya mengangguk.
Sedangkan Ren, berjalan perlahan menuju Albren dan Ridyo, ia menyiapkan busurnya.
Dan dengan pelan, Ren bergumam, "Arrow with Light Speed"
Panah ia tembakan dan panah itu terlihat dan bergerak secepat cahaya.
Albren yang masih sibuk dengan Ridyo terkejut melihat serangan itu.
Ia lansung memakai pedangnya untuk menghalau panah milil Ren.
Ren tersenyum sinis, "Usaha yang sia-sia, kawan.", ujar Ren.
Panah itu menabrak pedang Albren.
DUARRR !!
...dan menimbulkan suara ledakan yang sangat besar.
Dan setelah itu, terlihatlah Albren...--
"Hah...Hah..hah...sialan..", gumam Albren.
--...Albren yang terengah-engah dengan energi sihir yang hampir habis.
Rie dan Ren tersenyum sinis bersamaan, "Pertarungan masih belum selesai.", ujar keduanya.
Dan mereka kembali melanjutkan pertarungan mereka, yang akan mengubah nasib dunia sihir.
Who the win ?
The dark...
Or..
The light..?
See in the next chapter
To Be Continued...
***
Akhirnya saya update chapter juga...
Konnichiwa, all my reader-san !!
Bagaimana dengan chapter ini ? Kalau ga puas gapapa sih. Soalnya ga terlaly banyak.
Ide makin buntu, hu hu hu. Susah tauk buat adegan tarung gitu !!
Bagaimana kabar para reader manisku ini ? *kedip-kedip* *Reader muntah dadakan liat kelakuan absurd sang author*
Pokoknya, selamat membaca chapter ini, minna-san !!
See you in the next chapter, my sweet and pretty reader-san~!!
Jaa nee, reader-chan and reader-kun~!
Mohon vote dan comment kalian, ya, reader-chan dan reader-kun~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top