Chap. 17 : Rie Fight With A New Beast
Rie's Pov
'New Beast type, heh ?', batinku.
Yah...aku memang melihat api yang menyelimuti kaki depan dan kaki belakangnya. Memangnya sejak kapan beast punya sihir ? Mereka kan bertarung menggunakan fisik.
Kalau jujur, beast berbentuk singa ini juga besar tubuhnya ada di luar batas wajar.
Aku menyiapkan panah api kegelapannya, ia memfokuskan matanya ke arah targetnya, yaitu mata kiri beast yang aku dan mereka lawan saat ini.
"Rie !! Awas !!", sebuah seruan merusak konsentrasi aku, baru saja aku ingin protes, sebuah tangan lansung menarikku menjauh dari beast itu.
CRASH !!
'Oh, astaga !', batinku ngeri.
Aku benar-benar terlalu fokus dengan seranganku sampai-sampai aku tak memperhatikan bagian tubuh beast ini yang lain !
Aku menengok ke arah orang yang menolongku. Ren. Ia terengah-engah, sepertinya ia berlari cepat untuk menyelamatkan aku dari maut tadi.
Aku segera memegang tangan Ren dan menatapnya dengan sedih dan perasaan bersalah, "R-Ren. K-kau baik-baik saja ? Ada yang terluka ?", tanyaku sangat khawatir.
OK, aku benar-benar merasa menyesal.
Ren menatapku tajam, uhk, rasanya aku ingin meminta maaf lagi.
"M-maaf--" "Aku yang harusnya bertanya. Perhatikan sekelilingmu, bodoh. Ayo !", seru Ren.
Aku tersadar, aku mengambil ancang-ancang untuk berlari.
Aku menarik nafasku, dan menghembuskannya lagi, aku menutup mataku, berusaha konsentrasi denga keadaan sekitar. Kuubah panah api kegelapanku dan mengubahnya menjadi pedang es lagi, suara pertarungan menjadi suara sayup-sayup bagiku.
Apa ini...?
Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, yang jelas tubuhku rasanya panas dan hangat. Aura-aura seakan ke luar dari tubuhku.
Tiba-tiba, sebuah gambaran muncul di pikiranku.
Aku sangat mengenal gambaran ini.
Gambaran pertarungan kami. Aku bisa melihat gerakan-gerakan dan serangan dari semuanya. Namun entah kenapa aku bisa merasakan ke-meleset-an serangan-serangan dari mereka.
Gambaran yang semula bergerak cepat, entah mengapa mulai melambat.
Aku sebenarnya bingung, tapi aku mengabaikannya dan segera menyiapkan senjataku.
Masih dengan mata menutup, aku berlari seperti biasa yang aku lakukan. Lambatnya gerakan itu masih tidak berubah. Aku bahkan juga melihat tatapan tidak percaya dari temanku.
Aku juga melihat tangan kanannya yang terselimuti api bergerak lambat ke arahku.
Dengan cepat, aku menebaskan pedangku ke arah tangan kanannya itu.
GROAAA !!
Aku mendengar suara gaungan New Beast ini.
Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku, yang jelas, sekarang aku bisa melawan dan menyerang beast ini.
"Semuanya !! Dengarkan instruksiku !!", seruku penuh keyakinan.
===
Author's Pov
Rie menutup matanya, entah kenapa, sebuah aura berwarna putih menyelimuti seluruh tubuhnya.
Masih dengan mata menutup, Rie berlari secepat kilat, bahkan dijamin alat pengukur kecepatan pun bisa rusak kalau mengukur kecepatan Rie saat ini.
Beast itu mengayunkan tangan kanannya dengan cepat, namun pedang es Rie tak kalah cepat untuk menebas tangan kanannya.
Carlay menatap tak percaya, "A-ada apa dengan Rie ?", tanya Carlay.
Kaname membelalak melihat Rie, "Aura putih itu...", kalimat Kaname terpotong oleh Varl, "Itu pasti kekuatan Slow Motion in Feeling !", seru Varl menyambung perkataan Kaname.
Dundy menatap tidak percaya, "Tidak mungkin...! Slow Motion in Feeling itu, kan, kemampuan legendaris yang hanya dimiliki 1 orang di dunia !", seru Dundy.
Shu masih menatap bingung setengah mati ke adiknya. 'Rie...dia punya kemampuan Slow Motion in Feeling ?', batin Shu, 'Rie...kaulah...', Shu menggeretakkan giginya dengan keras.
'Kaulah yang ditakdirkan untuk untuk melindungi dunia sihir ini !!!'
Itu adalah batin Shu, Kaname, Satoushi, Dundy, Varl, Kazuto, Chris, dan Yuuma.
Sementara itu, Rie masih bertarung melawan beast itu, walau sebenarnya bisa dibilang pertandingan itu berat sebelah, karena Rie sudah memutilasi hampir seluruh bagian tubuhnya.
SPLASH !
Sebuah cahaya lansung menyelimuti beast itu, melihat itu, Rie lansung berhenti dan menghindar.
Setelah beberapa detik, beast itu lenyap seakan dimakan oleh cahaya.
"Eh !?"
"Hilang !?"
"Kok bisa !?"
Seruan tidak percaya muncul dari Kay, Carley, dan Akira.
Mijyu menghela nafas pasrah, "Kan, sudah kubilang.", ujar Mijyu.
Akira lansung melirik ke arah Mijyu, "Kau bilang apa, memangnya ?", tanya Akira. Mijyu lansung jatuh secara tidak elitnya (?).
Mijyu menatap kesal, "Ka-kalian tidak dengar, hah !?", tanya Mijyu yang dibalas gelengan semuanya (minus Kazuto dan Yuuma).
Mijyu menghela nafas pasrah (lagi) sambil menahan kesal, "Tadi, kan, sudah kubilang. Kemunculan beast ini hanya beberapa jam. Masa kalian tidak dengar, sih !?", seru Mijyu.
Carlay membela, "Tentu saja ! Bisa-bisanya kau bicara saat kami sedang bertarung !", kata Carlay, disambut anggukan Carley.
Akira menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal, "Em...tapi..", ujar Akira kebingungan, "Tapi...kenapa beast tadi baru muncul 30 menit, tapi sudah lenyap ?", tanya Akira sambil menatap Rie.
Rie yang sedang ter-engah-engah sambil menyingkirkan keringatnya.
Chris menatap Rie, 'Sepertinya efek Slow Motion in Feeling-nya sudah habis.', batin Chris.
Sekarang giliran Mijyu yang bingung, "Hm...mungkin karena Rie sudah menyerangnya sampai seperti itu. Kalian memang tidak lihat pertarungan Rie dengannya, ya ?", tanya Mijyu.
Kaname mengangguk, "Master Rie sudah membuat beast itu kehabisan tenaga.", ujar Kaname yang dipikirkan oleh yang lainnya.
Mary sedikit gemetar, "Ta-tadi Rie...memutilasi beast itu...menyeramkan...", ujar Mary yang sudah pucat pasi. Sejak dulu ia tak kuat dengan hal yang seperti ini.
Rie yang menyadari Mary sudah takut, lansung panik dan gelagapan, "H-huaa ! Mary, maafkan aku sudah membuatmu takut !", ujar Rie sambil berlari ke arahnya.
Mary menggeleng.
Zun yang diam saja mulai membuka suara, "Lebih baik kita berangkat sekarang...", ujar Zun.
Kay lansung merangkul Zun, "Zun ! Kau membosankan sekali, sih ! Ayo, cerialah sedikit !", seru Kay sambil tersenyum lebar.
Perempatan lansung muncul di dahi Zun, aura-aura hitam sudah menjulur ke luar dari tubuhnya membuat semuanya menjauh (kecuali Kay).
BUAK !
Dan seketika Kay lansung melayang ke antariksa~(?).
Semuanya mendadak keringat dingin dan mendoakan Kay agar tenang di alam sana (?) (Kay : Aku belum mati, hoi !).
"Um...mari berangkat..", ujar Rie tidak semangat. Tenaganya sudah lemas karena menggunakan sihir legendaris tadi.
Shu yang menyadari kelelahan Rie lansung menggendong Rie gaya bridal-style dan sukses membuat mata-mata melirik ke arah mereka dengan wajah cengo.
Rie gelagapan, "E-eh ? S-Shu-niichan ? A-ano, tolong lepaskan, eh t-turunkan aku..?", ujar Rie dengan wajah memerah.
Rie paling tidak kuat kalau sudah digendong seperti ini karena ia pernah mempunyai pengalaman memalukan saat digendong seperti ini.
Shu memandang Rie polos -atau sok polos-, "Bukannya tadi Rie tidak semangat ? Ya sudah, niichan gendong Rie seperti ini.", ujar Shu sambil cengir lebar -jadi kakak modus banget, sih-.
Rie makin gelapagan, wajahnya yang sudah merah makin merah, "Ta-tapi, bisakah kau menggendongku belakang s-saja ?", Rie tahu betul watak kakaknya yang iseng ini.
Shu menggeleng polos -sok polos aslinya-.
Tiba-tiba, Rie sudah berpindah tempat ke punggung Ren, kali ini Rie digendong Ren, tapi dengan gaya piggy-back, bukan bridal-style.
Ren memasang wajah khawatir, "Kau baik-baik saja, Rie?", tanya Ren cemas. Rie menggeleng lemah dengan wajah tersenyum kecil.
Melihat kedekat-an Ren dan Rie, Mijyu, Carlay, Carley, Shu, dan Mary lansung memasang wajah seperti iblis yang sedang kesal. Rie yang polos -atau kasarnya tidak peka- tidak menyadari aura hitam mereka.
Tanpa menghiraukan tatapan-tatapan mereka -walau Ren udah keringat dingin melihatnya-, masih dengan gaya menggendong Rie di punggung, Ren berjalan mendekati Zun yang sudah jalan duluan.
"Ayo, cepat ! Atau mau ditinggal ?", tanya Rie yang masih dengan gaya digendong piggy-back style.
Semuanya mengangguk tanpa niat dan berjalan kembali.
===
Setelah beberapa jam, Rie dan semuanya memutuskan untuk istirahat sejenak.
Rie membuka percakapan, "Ngomong-ngomong, bahan makanan kita sudah habis, lho. Kita harus berburu lagi.", ujar Rie. Kay -yang sudah kembali dari antariksa*bercanda deh*- mengangguk, "Benar juga.", ujarnya.
Shu bertingkah seperti anak kecil, "Hah...aku capek. Nanti saja, ya ?", katanya dengan senyum canggung melihat aura hitam Kazuto.
Kazuto menatap Shu garang, "Demi Tuhan, kenapa aku bisa punya sahabat seperti ini ? Tidak boleh. Kita harus cari sekarang. Ingat. S-E-K-A-R-A-N-G atau kau mau kita cari nanti, tapi nanti kita tidak akan ketemu bahan makanannya, dan kita akan mati, kau mau tanggung jawab, hah ?", ujar Kazuto.
Shu lansung keringat, "S-Siap, Kazu-kun.", ujar Shu lansung berdiri tegak. Kazuto mengangguk.
Rie dan yang lainnya lansung sweatdrop, kecuali Yuuma yang sudah sering melihat hal ini.
Kaname menengok ke arah Yuuma, "Apa mereka tidak apa-apa, Yuuma-san ?", tanya Kaname khawatir.
Yuuma tertawa hambar, "Tenang saja. Walau Kazu-kun paling galak di antara kita, sebenarnya dia juga yang paling khawatir terhadap kita.", ujar Yuuma sambil tersenyum kecil.
Pada akhirnya, mereka mencari bahan makanan. Makanan yang terkumpul....
-3 beast ukuran ekstreme jumbo.
Dan...
-6 ikan ukuran ekstreme jumbo.
Dan semuanya mereka dapatkan hanya dalam waktu 30 menit.
"Kadang-kadang kita gila juga, ya..."
Itulah kata-kata Rie saat melihat bahan-bahan makanan yang mereka dapatkan.
Dalam hati, mereka semua berkata secara serempak, non-telepaty,
'Kita gila bukan kadang-kadang lagi, Rie / Master Rie / Rie-chan / nona Rie. Tapi setiap saat, dan kaulah yang paling gila dalam kekuatan...'
To Be Continued...
===
Konnichiwa, all reader read it !
Thank you reader, you are read it ! Terima kasih telah membaca cerita sampai chapter ini. Sungguh saya senang sekali~maaf updatenya lama. Maaf kalau ada typo. Maaf kalau humornya garing. Maaf kalau ceritanya membosankan. Maaf dan maaf seterusnya. Semoga update berikutnya lebih cepat. Semoga. Dan satu lagi yang mau saya katakan...maaf kalau agak nusuk :
TOLONG JANGAN PAKSA SAYA BUAT LANJUT CERITA INI DENGAN CEPAT YA ! SOALNYA SAYA GA MAU PHP (hah?)
Yaa, bye-bye, minna-san~!
Sampai bertemu di chapter selanjutnya, minna~!
Dimohon vote dan comment kalian, minna~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top