Protected


Mahou berhenti di depan cerminnya dia menatap permukaan cermin itu dengan sedih.Jika dia kembali sekarang dia tidak bisa bertemu dengan Rin secara langsung lagi, ini adalah kesempatan pertama dan terakhirnya.

"Apa yang sudahku lakukan..."

"Aku tidak ingin melihatmu lagi, itulah permintaanku!"Kalimat itu terus berputar-putar di kepalanya.Mahou menghembuskan nafas lelah.

Sekarang dia benar-benar menyesal karena sudah membentak dan memarahi rin, padahal itu bukan salahnya, dia tau perasaan Rin kepadanya, hanya saja dia belum mau menerimanya.

"Harusnya ini jadi hari yang menyenangkan.Maaf Rin, maaf riri aku tidak bisa menepati janjiku."

Rin yang menyuruhku pergi, dia pasti akan baik baik saja.Meskipun begitu perasaan khawatir dan rasa bersalah masih ada di dalam hatinya.

Mahou menatap ke dalam cermin, sebentar lagi dia akan masuk ke dalam sana dan kembali ke tempatnya, sebenarnya itu hal yang sangat mudah di lakukan hanya saja dia merasa masih harus tinggal disini.

"Rin akan baik baik saja, ya dia akan baik baik saja."Tangan kanannya mulai menghilang ke dalam cermin secara Perlahan lahan.

Selamat tinggal.

Mahou menarik tangannya kembali dan menatap keluar pintu.Barusan dia seperti mendengar suara Rin, suara keputusasaan.

Mahou merasa ada sesuatu yang terjadi dan Rin dalam bahaya.Tanpa berpikir panjang Mahou memutuskan untuk pergi kembali menemui rin.

"Telephortal."Tubuhnya menghilang dalam sekejap.

Mahou berdiri di belakang pohon tempat dia dan Rin duduk.Seekor serigala berada di pinggir sungai dan di bawahnya Rin terbaring.

"Aera!"Angin kencang muncul dan melempar serigala itu ke sisi lain sungai.Mahou berlari ke tempat Rin.

Darah segar mengalir dari lehernya, wajahnya sudah tenggelam kedalam air sungai yang dingin.Mahou segera menggendong Rin ke bawah pohon."Rin, kamu bisa mendengarku?!"Ucapnya panik.

Dia sangat terkejut ketika tangannya menyentuh wajah Rin, kulitnya terasa sedingin es."Rin, Rin jawab aku kalau kamu mendengarku!!"

Tidak jangan lagi, jangan buat aku cemas rin.Dia memeluk tubuh Rin dan membenamkan wajah Rin di pundaknya.

"Maafkan aku Rin, ini semua salahku!"Tanpa sengaja dia melihat luka yang cukup besar di leher rin, bekas gigitan serigala.

"Setelah ini aku akan memperbaiki semua kesalahanku, aku berjanji.leighto healing."Cahaya hijau mulai menyelimuti tubuh mereka berdua.

"Hah..!"Rin membuka matanya, nafasnya berderu cepat dan pendek."Apa, apa yang...terjadi?"Tanyanya dengan susah payah.

"Maaf Rin, aku benar benar minta maaf."Rin mengerutkan alisnya bingung, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan kenapa Mahou bisa berada disini, bukankah seharusnya dia sudah pergi sejak tadi.

Rin menatap kearah sungai."belakang.."

"Apa Rin?"

"Lihat...belakang.."Mahou menoleh kebelakang dan melihat 3 ekor serigala, mereka pasti mencium bau darah Rin.

"Tunggu disini."Dia membaringkan Rin di atas salju, Rin hanya bisa menurut karena tubuhnya terasa sangat lemah, meskipun lukanya sudah sembuh.

Mahou berdiri di depannya untuk melindunginya.Serigala-serigala itu melompat dan segera berlari kearah mereka.

"Magis fire valcon."Sebuah bola api mengenai seekor serigala dan langsung hangus terbakar.

Mahou menghela nafas.Sihir barusan membuatnya cukup kelelahan.Dia kembali berkonsentrasi."Aqua elemental!"

Air sungai membentuk sebuah ombak yang besar dan berhasil menyeret seekor serigala, sayangnya serigala putih yang tadi menggigit Rin sempat menghindar.

Mahou jatuh ke tanah, tubuhnya terasa lemas.Serigalanya masih tersisa satu, dia pasti mengincar rin.Pikirnya.

Mahou berlari menghampiri Rin dan memeluknya."Rin tenagaku tinggal sedikit, aku tidak bisa menggunakan sihir lagi."Ucapnya dengan nafas yang terputus-putus.

"Tinggalkan saja aku, Mahou tidak perlu menyulitkan..diri."Dia berusaha melepaskan pelukan mahou.

"Tidak akan, kali ini aku tidak akan meninggalkan Rin, meskipun Rin memintanya!"Ucapnya tegas.

Rin diam seribu bahasa, dia tidak tahu harus menjawab apa."Dengarkan aku Rin, aku punya rencana, rin percaya padaku?"

"Aku tidak tahu."Ucapnya ragu.

"Tidak apa-apa."Dia menarik nafas yang panjang.

Serigala putih itu semakin mendekat dan menggeram kelaparan.Jantung Rin berdetak kencang, tanpa dia sadari dia mencengkeram jubah Mahou dengan sangat erat karena ketakutan.

Tiba tiba Mahou memeluknya dan tangannya memukul batang pohon besar di belakangnya dengan kencang.

Pohon besar itu tumbang seketika dan menjatuhkan semua salju yang menutupi daunnya, jumlahnya sangat banyak.

Mereka berdua tertimbun salju yang tebal begitu juga serigala putih yang mengincarnya.

Rin membuka matanya dan terkejut melihat sekelilingnya ditutupi salju, tapi yang membuatnya kaget adalah Mahou berada di atas tubuhnya dan sedang menciumnya!

Jantungnya kembali berdetak dengan sangat kencang, wajahnya mulai memerah.Rin tidak lagi merasakan dingin nya salju.

***

"Hah..!"Mahou menggali salju tempat mereka tertimbun setelah mendengar lolongan serigala putih itu pergi menjauh.

Matanya memandang ke sekitar."Aman."Setelah itu dia membantu Rin keluar dari salju dan membawanya ketempat aman.

Mahou menatapnya dengan lembut

Rin tidak mengatakan apapun padanya, dia masih terus terbayang kejadian di dalam salju tadi."Maaf Rin, aku salah, harusnya aku tidak membentak Rin tadi."

"Lagi lagi aku melakukan kesalahan yang membuat Rin celaka."

"Tadi kenapa kamu..."

Mahou menatap Rin dengan penasaran."Lupakan saja."Rin melihat ke arah lain, berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Kenapa kembali, bukankah aku sudah mengusirmu."Ucapnya.berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku ingin memperbaiki sesuatu."

"Apa itu?"

"Kesalahanku.Aku berbohong, maksudku memang aku membantu Rin pada awalnya karena janjiku pada riri, tapi...semakin lama mengenal Rin, aku jadi melupakan janjiku."

"Aku masih tidak bisa percaya, aku takut percaya lagi pada Mahou, setelah kejadian ini."

"Aku berjanji, aku akan menuruti semua keinginan Rin, apapun itu dan aku tidak akan merahasiakan apapun lagi."

"Kenapa kamu keras kepala sih, bukannya labih baik kamu melupakanku dan menjalani hidup normal bersama dengan riri."

"Aku tidak bisa, aku akan kesepian jika tidak bertemu dengan Rin, karena riri itu sebenarnya Rin."

Rin mengerutkan keningnya, ucapan Mahou benar benar membuatnya bingung."Apa maksudmu?"

"Riri adalah Rin.Riri meninggal karena sakit dan dia memintaku untuk bertemu dengamu dan memberikan kebahagiaan yang sudah diambilnya dari Rin."

Rin masih terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.Mungkin aku memang harus mempercayainya, Mahou juga sudah sangat membantuku.

"Aku kedinginan."Rin merutuki dirinya bodoh karena mengeluarkan kalimat yang aneh itu.Mahou tertawa hangat dan memeluknya semakin erat."Terima kasih."

"Untuk apa?"

"Semuanya.Berjanjilah kamu akan menepati semua janiji mu."

Mahou melepas pelukan nya."Sama sama dan aku akan berjanji, tapi Rin aku boleh meminta sesuatu tidak."Dia kembali tersenyum.

"Apa itu?"

"Waktuku tinggal sebentar lagi, setelah matahari menghilang aku sudah kembali ke dalam cermin, Rin mau mengabulkannya."

"Cepat sekali, dan aku justru menghabiskan waktu berharga ini dengan bertengkar.dengamu, maaf."Rin menunduk penuh penyesalan.

"Aku akan mengabulkannya, sebisaku, sebagai permintaan maaf."

Mahou membaringkan tubuhnya di salju dan memeluknya dengan arat."Jangan marah lagi ya, aku tidak suka melihat Rin membenciku."

"Ka..kalau itu tergantung mahou."Jawabnya gugup.

"Kumohon Rin, aku benar-benar sedih jika Rin marah dan menangis."Dia memasang wajah memohonnya kepada Rin.

Rin memalingkan wajahnya karena tidak tahan melihat wajah Mahou yang sangat mengemaskan."Baiklah aku juga akan menepati janjiku."

"Terimakasih Rin, aku benar-benar senang!"

Rin tertawa melihat tingkah mahou."Sama-sama!"Rin membalas pelukan nya, mereka tertawa bersama dan menghabiskan sisa hari itu dengan menatap langit malam yang berbintang.

Mahou menatap Rin yang masih terus memperhatikan bintang di langit dengan tatapan serius yang sangat lucu.

Dia menggigit bibir bawahnya berusaha agar tidak tertawa karena wajah Rin yang sangat lucu."Rin sangat suka bintang."

"Ya, aku sangat suka, biasanya aku dan hibari meliaht bintang bersama, Apa lagi bintang di musim dingin itu jauh lebih indah."

Mahou kembali tersenyum lagi."Ayo kita pulang sebentar lagi, aku harus kembali."

"Apa kamu tidak bisa tinggal lebih lama lagi, aku suka seperti ini, meskipun disini dingin tapi kalau bersama mahou aku merasa hangat, aku ingin melihat bintang lebih lama lagi sama kamu."Air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Suatu hari nanti kita pasti bisa seperti ini lagi, Rin hanya harus bersabar dan percaya."Jari-jarinya mulai menyelinap di antara jari-jari rin.

"Aku..percaya, aku pasti akan menunggu hari itu tiba, aku percaya."

"Aku akan melakukan apapun agar keinginan Rin terkabul, aku akan berusaha, aku akan belajar lagi agar bisa semakin kuat!"Mahou mengepalkan tangan nya di udara dengan semangat.

"Hahaha..!Aku baru pertama kali melihat kamu seperti itu."Rin tertawa riang, rasanya dia sudah lama sekali tidak tertawa.seperti ini lagi."Aku pasti akan menunggu dan akan mendukung Mahou agar bisa menjadi penyihir yang hebat!"

Mahou menatap Rin.Tiba tiba dia memeluknya dengan erat dan mencium pipinya lembut."Terima kasih Rin, aku pasti akan menjadi penyihir yang kuat untuk rin."Bisiknya pelan di telinga Rin.

Wajah Rin memerah karena perbuatan Mahou, dia sampai tidak tahu harus mengatakan apa."Eh, sa, sama-sama.."



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top