Serangan yang Direncanakan

Tititit! Tititit!

"Nggh?? "

Aku merangkak ke samping tempat tidur. Mematikan alarm yang menyala disana, kemudian tidur lagi.

"....... "

Aku bangun setelah 10 menit tertidur tadi. Aku sudah menyetel alarm untuk dapat berbunyi lagi setelah dimatikan. Hal ini sudah menjadi kebiasaanku di kehidupan sebelum nya, bangun tidur itu adalah tantangan terberat apalagi untuk orang yang suka tidur.

Apa kau tahu kenikmatan dunia bagi kaum rebahan? Alarm nyala, dimatiin, terus tidur lagi.

Sayangnya aku tidak bisa terus tidur karena harus berangkat sekolah. Kenapa hari jum'at juga harus tidur sih? Di kehidupan sebelum nya hari jum'at sampai minggu telah ditetapkan sebagai hari libur untuk para pelajar. Dan sialnya itu pun aku sudah lulus dari sekolah.

"Ayah. Aku berangkat dulu.. "

"Hati-hati jika ada yang menyerang di sekolahmu nanti.. " kata ayahku lalu aku keluar rumah.

Aku mendengus sebal. Aku sangat tidak menyukai ayah ketika mengatakan itu. Pernahkah kau mengira jika perkataanmu itu bisa jadi kenyataan, ayah?

¥¥¥¥¥¥

Suasana pagi hari di Akademi Sihir nampak seperti biasa bagiku. Anggota komite siswa berjaga di depan gerbang, paman pembantu sekolah sedang bersih-bersih di dekat mereka menggunakan peralatan dan juga sihir. Serta banyak aktivitas lainnya.

"Hmmm!? "

Pada saat aku melewati gerbang akademi, aku tanpa sengaja berpapasan dengan Widia. Seseorang yang harus aku lindungi---yang benar saja, maksudku dia saja sudah cukup untuk melindungi dirinya sendiri. Ayahku ini orang nya terlalu cemas.

... Krk!?

"! "

Aku tiba-tiba saja mendengar suara kaca retak. Fenomena ini, jangan-jangan!?

"...... ROAR!!? " seekor naga keluar dari retakan dimensi yang muncul di udara. Walau aku menyebutnya naga tapi badannya seperti ular, hanya saja ular ini bisa terbang tanpa sayap.

Di dunia ini kami menyebutnya sebagai Makhluk Sihir Liar. Termasuk ke dalam golongan Hewan Mistik tapi tidak memiliki pengontrak dan lebih bertindak buas.

Roar!

Ular itu menyemburkan bola api dari mulutnya, tembakan nya menghancurkan bangunan sekolah dan reruntuhan nya jatuh ke tempat---WIDIA??

"Craven, mengamuklah sedikit.. "

Aku membuat segel jari di kedua tangan dan muncul lingkaran sihir dibawah kaki, dua tentakel hitam bintik hijau menghajar reruntuhan yang jatuh di atas Widia. Satu tentakel muncul lagi untuk menangkap ular itu, Craven meremukkan badannya hingga hancur. Kekuatan sihir Hewan Mistik ku adalah korosi atau pembusukan, jadi apapun yang disentuh oleh Craven akan rusak.

"Widia..kau baik saja? " tanya guru yang kebetulan ada di dekat tadi.

"...? "

"Saya baik. Hanya saja debu-debu ini membuat seragam sekolah saya kotor.. "

Aku dan Widia akhirnya bertemu lewat tatapan.

"Siapa yang memintamu untuk menyelamatkanku? Aku bisa menjaga diriku sendiri.. "

"Ngghh! INI yang tidak aku suka darinya?! "

"H-aha. Maaf? Kau terlihat butuh bantuan.. "

"Kau tidak membantu. Kau membuat seragam ku penuh debu. Sekarang minta maaf..! "

"Nona Widia, seharusnya anda berterimakasih kepada saya. Bukan saya yang minta maaf. Mana sudi aku!"

Aku meminta maaf setelah menyelamatkan nya? Yang benar saja, kau kasta atas sialan!

"Sudah-sudah kalian berdua. Widia, mungkin kau harus masuk duluan ke dalam.. "

"Hmp.! " gadis itu membalikkan badannya dengan tatapan bengis ke arahku.

"Dia bukan tsundere, dia memang begitu orang nya. Dari sekian banyak orang kenapa harus gadis ini.. "

"Arsyat, kau juga masuk... "

Aku melangkahkan kakiku agak malas memasuki bangunan akademi. Ini gara-gara gadis itu.

¥¥¥¥¥¥

Kejadian muncul nya Makhluk Sihir Liar sudah menjadi hal biasa di dunia ini. Mereka dapat muncul secara acak berkat retakan dimensi yang terjadi kapan saja. Yang tidak biasa adalah kemunculan nya ada ketika Widia ada juga. Apa ini rencana kelompok teroris? Tapi terlihat bukan karena murid siapapun dapat mengalahkan Makhluk Sihir itu karena kami saat ini berada di sekolah elit, semua murid nya termasuk Penyihir kuat. Walau sombong.

Makhluk Sihir Liar berasal dari Dimensi Liar yaitu tempat Hewan Mistik tinggal sebenarnya. Kami menggunakan lingkaran pemanggil sihir agar dapat memindahkan mereka ke dimensi kami tetapi fenomena kemunculan Makhluk Liar pagi ini seperti sudah direncanakan.

Aku tidak mau menebak jika ada teroris yang menyamar jadi guru atau lebih buruk nya lagi jadi murid akademi.

"A-Arsyat.. "

"Hmm? "

Seorang siswi berambut coklat pendek dengan kemeja putih dan dasi hitam, blazer biru yang mana bagian dekat lengan nya berwarna merah terpisah, rok merah strip dan horisontal hitam mendatangiku. Aku merasakan kehadiran sedari tadi, yang buatku bingung kenapa dia diam saja di dekatmu.

"Ada apa Mera? " tanyaku bingung.

Mera Adrenaline berasal dari bangsawan kasta bawah hampir sama sepertiku tapi lebih dihormati, tapi aku tidak membenci mereka. Aku cuma benci kasta atas.

"T-terimakasih untuk pagi tadi.."

"Hmm? " pagi tadi?

"Jika kau tidak menghancurkan reruntuhan yang mau menimpaku mungkin aku sudah terluka tadi. Aku ucapkan terimakasih banyak... " kata Mera menunduk hormat dengan pipi merona.

Hei. Aku bahkan tidak tahu kau ada di dekat Widia saat itu.

"Sama-sama.. " sahutku. Yah, menyelamatkan tetap saja menghasilkan untung.

"Jika ada yang bisa aku bantu kau bisa meminta ku untukmu melakukan nya.. " lanjut Mera lagi.

"Benarkah? Dengan senang hati aku minta bantuanmu suatu saat ini.."

Mera tersenyum di depanku, ia kemudian kembali ke kelompok nya dan mereka menjerit senang tanpa aku tahu alasannya.

Aku tidak menyangka bila niat terpaksaku menyelamatkan Widia malah membuat Mera berhutang budi padaku. Aku tidak merasa bersalah karena faktanya juga aku yang menyelamatkan Mera pagi tadi. Setidaknya aku sedikit senang karena insiden pagi ini. Semuanya berkat Mera. Ngomong-ngomong nanti aku minta bantuan apa pada Mera ya? Mungkin aku minta dia traktir makan istirahat nanti.

Atau pura-pura aku butuh uang saja ya? Ada game yang mau aku beli juga.

"........ "

Jam pelajaran kedua adalah olahraga, bukan yoga melainkan meningkatkan ketahanan fisik. Dunia ini berbeda dengan dunia sebelum ku hidup di mana tidak ada sihir, di dunia ini rata-rata olahraga yang dilakukan adalah latihan fisik agar energi yang tersimpan di raga cukup untuk menggunakan sihir.

"Makasih ya, Mera. Sudah mau jadi pasanganku.. "

"T-tidak masalah.. "

"Yah kau tahu sendiiri lah banyak siswi takut dengan Hewan Mistik ku pasalnya tentakel Craven lumayan berlendir dan lengket. Aku saja merasa jijik di awal.. " kenapa aku curhat nih?

"Y-ya... "

Apa Mera takut juga dengan lendir tentakel? Kuharap dia berani walau sedikit. Yah soalnya aku bisa melihat Mera yang sedang mengatur nafasnya karena gugup di dekatku saat ini.

Kami memulai di awal dengan peregangan badan, Mera mendapat masalah padahal baru di awal. Memang sih elemen mu tidak ada alasannya dengan latihan ini tapi tetap saja kau membutuhkan olahraga Mera. Padahal cuma sit up.

"Ayo Mera tinggal 40 lagi.. "

"I-ini..s-susah sekali.! " kata Mera kelelahan.

"39 lagi... "

"Uuuughhhh... "

Mera. Seharusnya kau dengan mudah melakukan ini, postur badanmu sudah bisa dikatakan langsing tapi kau masih tidak sanggup? Dari yang aku lihat dan rasakan, Mera memiliki otot kaki jadi dia menguatkan fisik dengan berlari. Rata-rata semua perempuan melakukan itu, tidak ada yang angkat beban kecuali yang ikut Olimpiade.

"Mera, kau baru 15. Masih jauh dari target.. "

"T-tapi ini..sulit, Arsyat.. "

Sebenarnya aku tidak komplen sih karena aku bisa melihat Mera dari depan langsung. Aku cuma usil menjahili nya, hehe.

"16, 17, 18.... Ayo 30 lagi! "

"Uuuughhhh..?! "

¥¥¥¥¥¥

Setelah pelajaran kedua selesai kami langsung istirahat. Niat awalku meminta Mera untuk mentraktir ku ke kantin tapi orang nya mendadak k.o saat ini, alhasil tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang. Aku cuma membeli roti dan susu di kantin lalu duduk di bawah tangga.

Step, step..

Aku tiba-tiba saja mendengar suara langkah kaki ke anak tangga di mana aku duduk di celah bagian bawah nya. Suaranya terasa sangat familiar di telingaku, saat aku mengintip keluar ternyata itu adalah Widia.

"Dasar bodoh. Kenapa aku menolak nya lagi!? Kau bodoh sekali, Widia! "

"Hmmmm? Siapa dia? Orang yang menyamar jadi Widia?? "

Gadis yang aku lihat saat ini bukan Widia yang aku kenal akan kesombongan dan senyuman smug nya. Apa jangan-jangan gadis ini sebenarnya tipe tsundere??

"Bukannya dia rare!?? " batinku ngaco.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa kembali lalu menerima tawaran nya. Ah, benar juga. Aku bisa pura-pura tidak membawa uang dan membiarkan nya mentraktirku. Yosh, itu benar.. "

Kumakan roti yang aku beli tadi sambil menikmati Widia yang sedang bicara dengan dinding.

"Bukannya itu sudah terlambat. Maksudku kau pergi setelah menolak, mungkin orang itu sudah tidak ada lagi.. " cetusku tiba-tiba.

"Kau benar. Eh? "

"Hmm~~"

Widia memutar badannya ke belakang mendapatiku yang makan roti dibawah anak tangga. Pipi nya mendadak merona, mulutnya agak terbuka dengan ekspresi terkejut.

"S-sejak kapan kau ada disana? "

"Sejak kau memaki dirimu sendiri dengan sebutan bodoh.. "

"Ngghhh!!? "

"Tidak perlu terkejut begitu lagipula tidak akan ada yang percaya dengan ucapanku.. "

"K-kau ada benar nya juga.. "

"Tidak, jika aku merekamnya duluan.. "

"Eh? Kau merekam ku tadi?? "

"Tidak.. "

"Nggh... "

Aku puas melihat dapat menjahili orang yang tidak aku suka. Tapi sekarang tidak lagi, aku memilih prioritas dalam hidup. Ini tentang wanita yang aku sukai... Orang nya harus tsundere!

Kenapa begitu? Karena aku suka menjahili orang lain.

Aku sudah selesai makan roti dan menyisakan kotak susu saja. Aku bangkit dari duduk ku mendekat ke Widia.

"Hei, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.. "

"A-apa? Kalau kau berani mengancamku k-kau akan menyesal nantinya.! "

"Bukan itu.. "

"Hm? Terus apa?? "

"Ini soal serangan teroris ke bangsawan negara.. "

"!? B-bagaimana kau? " Widia terkejut atas perkataanku. Ayah tidak bilang jika aku tidak boleh memberitahukan kondisiku, malahan cara ini yang menurutku yang terbaik.

"Sebelum itu kita harus pindah ke tempat yang sepi. Kau mengerti'kan? "

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top