Dimulai nya Serangan
"Melindungi..ku? "
"Hmm. Seorang agen negara memintaku melakukannya sementara mereka menjaga keluarga bangsawan yang lain, termasuk ayah dan ibumu.. " tambahku memberi lebih jelas penjelasan.
Widia nampak berpikir keras. Siswi sombong yang aku kenal menghilang bersamaan dengan aku yang membawa topik berat satu ini. Siapa yang tidak takut ketika nyawanya diancam oleh seseorang atau kelompok. Terlebih itu terjadi pada tunanganmu.
"Aku turut prihatin atas tunanganmu. Tapi Widia aku membutuhkan informasi dirimu. Bisakah kau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi ketika di gedung negara?? "
"........ " Widia kembali berpikir. Dia seperti belum mau menjawab. Atau dia tidak tahu.
Kemudian ia melipat kedua tangannya dibawah dada sambil muka menghadap ke arah lain.
"T-tidak ada yang bisa aku beritahukan padaku.. " katanya.
"! "
Dari situ aku sangat yakin jika Widia telah berbohong. Kebiasaan yang ia lakukan ini mirip sekali dengan satu karakter yang aku sukai. Tidak salah lagi, Widia ternyata kau adalah seorang tsundere ya.
Tapi aku membiarkan Widia membohongiku.
"Baiklah. Terserah. Tapi jika ada masalah aku harap kau coba untuk menghubungiku atau nanti aku kena marah oleh agen negara itu.. "
"B-akal kuusahakan.. "
Aku pergi dari ujung lorong akademi kembali ke kelasku. Hingga hari ini selesai tidak terjadi apapun kecuali munculnya Makhluk Sihir Liar di pagi tadi.
"Arsyat.. "
"Hmmm? " Mera datang menghampiriku.
"A-apa kau ada waktu setelah pulang sekolah? " tanyanya.
Tidak biasanya Mera datang dan menanyakan tentang aktivitasku. Maksudku, biasanya dia berkumpul dengan teman sesama perempuan dalam waktu sangat lama hingga aku berpikir jika gadis ini merupakan tipe yuri.
"Tidak juga, kurasa.. "
"M-maukah kau ikut aku ke restoran keluarga terdekat? A-aku cuma mau membalas budi karena telah menyelamatkanku pagi tadi. Apa bisa? "
Benar juga! Aku hampir lupa dengan itu. Mera, aku sedikit kagum denganmu. Kupikir kau itu tipe yang memikirkan diri saja. Maafkan aku.
"Kau mau mentraktirku? "
"Hm~~" angguk gadis ini.
"Baiklah. Aku mulai lapar juga.. " "Tunggu dulu. Bagaimana dengan Widia? Biarkan saja. Menurutku dia cukup kuat untuk melindungi diri sendiri, "
Pulang sekolah aku ikut dengan Mera ke restoran keluarga terdekat. Ayah jarang memberiku uang jajan lebih, katanya buat latihan bertahan hidup.
Bertahan hidup apanya? Kau hanya ingin menabung duit untuk memberi super chat ke vtuber. Aku tahu karena aku pernah meng hack komputer nya.
Ini seperti kencan saja. Apa Mera berpikiran yang sama ya?
"Arsyat.. " panggil bu guru yang aku temui pagi tadi. Maaf, bu. Aku tidak tahu nama ibu.
"Bu Laila.. " cetus Mera.
"Oh namanya ibu Laila ya.. " batinku.
"Arsyat, apa kau melihat Greyson? "
"Tidak. Memangnya kenapa, bu? " tanyaku balik.
"Tidak apa. Tadi dia cuma minjam kunci gedung latihan tapi tidak dikembalikan sampai sekarang.. "
"Bu. Bu Laila.. " di waktu yang sama pula datang sekelompok siswi. Mereka adalah teman sekelasnya Widia, kurasa.
"Entah kenapa aku merasa ada hal buruk nih.. "
"Bu, apa ibu lihat tuan Greyson dan nona Widia? Kami mencari mereka sedari tadi tapi tidak ketemu.. "
".......... "
Greyson, lalu Widia. Mereka berdua memiliki sejarah yang konyol dimana Widia menolak Greyson sebagai tunangannya. Apa Greyson mau balas dendam? Tidak-tidak , mana mungkin~dia'kan lemah. Widia pasti dengan mudah mengalahkannya.
Sejenak tadi aku teringat genre ntr ketika nama keduanya disebutkan.
Arsyat, berhati-hatilah. Mungkin saja ada teroris yang menyerang ke akademi.
"Mana mungkin, bukan. Greyson... seorang teroris. Dia itu tidak kuat tapi tidak lemah juga, aku tidak yakin kelompok penjahat ini memasukkan Greyson. Kalau iya pun Greyson pasti dijadikan alat atau semacam nya.. " pikir ku.
".....?....? "
"Arsyat, ayo kita pergi. Sebelum harinya mala---? "
"---maaf, Mera. Mendadak aku ada urusan! "
"Eh?? "
Aku pergi masuk ke dalam bangunan Akademi dan merelakan traktiran itu. Kuharap Mera mau mengajakku lagi nanti. Tapi sekarang aku harus memastikan sesuatu. Widia pasti bisa mengalahkan Greyson jika benar orang itu termasuk teroris. Yang aku cemaskan bila ada orang yang menggunakan Greyson sebagai alat bertemu nya dirinya dengan Widia.
Aku munculkan asap hitam ditelapak kiri mengeluarkan tentakel Craven, kugunakan bagian itu untuk mendeteksi keberadaan seseorang. Dan benar saja ada orang di gedung latihan.
"Hei. Bukankah itu anak air? "
"Iya benar. "
Tepat di depan pintu gedung ada dua anak buah Greyson.
"Anak air, pergi dari sini. Disini tidak ada ai---"
"Pergi san---""
Dash!!?
Tentakel Craven menghajar keduanya dengan menghancurkan lantai lorong akademi, aku menendang lantai yang melayang di udara itu dan menimpa keduanya dengan benda itu.
Aku coba tarik ganggang pintu, tiba-tiba saja ada setruman listrik yang memaksaku untuk melepaskannya.
"Elemen listrik. Aku tidak suka ini.. "
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top