Magic of Tora : Eps 5 Teman atau Lawan

Pagi hari di Supernova Academy School...

Tora berjalan dengan malasnya. Ia masih lelah dengan pertarungannya kemarin. Lawannya saat itu cukup merepotkan. Dan juga ia mendapatkan kekuatan baru yang belum dikuasai sepenuhnya.

Sampainya di kelas. Tora duduk di bangku paling depan. Ia merupakan anak yang pintar.

"Ohayou Tora-kun..." sapa Chika bersemangat.

"Ohayou Chika-san..." balas Tora malas. Ia ingin merebahkan kepalanya di meja. Namun, wanita di depannya terus mengganggunya.

"Tora-kun... Kenapa kau pagi-pagi sudah tidak semangat seperti ini? Apa kamu sakit?" Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan oleh Chika. Ia merasa cemas.

"Aku tidak apa-apa, hanya lelah saja..." jawabnya pelan.

"Hmm..." gumam Chika. Ia pun meninggalkan Tora dan duduk di barisan kedua.

Bel telah berbunyi. Pelajaran pertama telah di mulai. Sang guru memasuki ruangan kelas. Ia tak sendiri. Ada seorang wanita berambut pirang panjang yang mengikuti di belakang.

"Ohayou minna-san..." sapa sang guru wanita ceria.

"Ohayou Nia-sensei..." sahut murid serempak.

"Oke! Pagi ini kalian akan mendapatkan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu kepada lainnya..." kata Nia-sensei memberi perintah. Wanita itu hanya mengganggukan kepala dan maju selangkah ke depan.

"Perkenalkan nama saya Arumi Shido. Saya pindahan dari Amerika, salam kenal..." ucapnya datar.

Para murid di kelas itu merasa heran dan ada beberapa yang mengagumi kecantikannya.

"Ternyata dia pindahan dari Amerika. Pantas saja rambutnya berwarna pirang..." bisik siswi di bagian belakang.

"Tapi dia cantik sekali walau berwajah datar seperti itu..." balas siswi di sampingnya.
.
.
.

"Baiklah... Arumi kau duduk di sebelah Tora. Tora coba angkat tanganmu..." perintah Nia-sensei.

Tora pun mengangkat sebelah tangannya. Ia bersikap acuh kepada murid baru. Arumi menuju ke tempat duduk sebelah Tora.

Arumi menoleh ke arah Tora. Ia memberikan senyum manis kepadanya. Wajah Tora memerah. Tapi di satu sisi ia merasakan aura berbeda dari tubuh Arumi.

Chika yang melihat interaksi Tora serta Arumi merasa kesal. Ia kepalkan kedua tangannya erat. Ia merasakan cemburu.
.
.
.

Pelajaran telah usai. Saatnya para siswa-siswi pulang ke rumah masing-masing.

Tora pulang bersama dengan Chika. Chika mengandeng tangan Tora mesra. Tora menghela napas lelah karena ulah Chika. Ia jadi pusat perhatian para murid yang berada di sekitar sekolah.

"Hari yang merepotkan..." gumamnya pelan.

"Hah! Apa yang kau bicarakan tadi?!" Tanya Chika penasaran.

Tora gelagapan, ia bingung harus menjawab apa. Sebelum ia akan menjawab. Seseorang memanggil namanya dari belakang.

"Tora-kun..." panggil wanita itu lembut. Saat Tora dan Chika menoleh ke arah belakang. Betapa terkejutnya yang memanggil dirinya adalah anak baru di kelasnya. Yap! Dia adalah Arumi Shido.

"Iya!" Jawab Tora singkat. Ia masih terkejut sedikit.

"Apa kau sibuk?" Tanyanya.

"Ehmm... Aku---" ucapan Tora terpotong oleh Chika.

"Dia saat ini sibuk. Kita akan berkencan!" Kata Chika sedikit berteriak. Ia merasa kesal dengan Arumi yang sok akrab dengan Tora, sampai memanggil nama depannya.

"Ehh!!" Teriak Tora terkejut. Ia merasakan hawa berbahaya dari Chika. Tora menelan ludahnya paksa.

"Aku hanya ingin hari yang tenang!" Batin Tora lirih.

"Maaf kalau mengganggu waktu kalian..." kata Arumi memasang wajah kecewa.

Tora pun jadi tak enak hati melihat seorang wanita bersedih di depannya.

"Tapi aku ingin kita bersenang-senang... fufufu..." lanjut Arumi menyeringai tipis.

Seketika arena di dekat gerbang sekolah mendadak sunyi. Sebuah kubah pelindung menutupi area tersebut. Hingga hanya ada Tora, Chika dan Arumi di dalamnya.

"A--apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Tora bingung.

"Sepertinya yang melakukan ini semua adalah Arumi..." ucap Chika serius. Ia menatap tajam ke arah Arumi.

Arumi hanya tersenyum tipis dan berdiri dengan angkuhnya.

"Fufufu... akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Aku bisa bertemu denganmu Tora-kun." Kata Arumi menjelaskan.

Arumi menciptakan sebuah tombak yang berasal dari elemen petir.

"Rasakanlah kekuatanku! True Thunder!" Ia mengarahkan tombak petir itu ke arah mereka berdua.

"Sial!" Geram Tora. Ia mengeluarkan kekuatan elemen cahayanya. Namun, Chika sudah duluan menyerang.

"Petir harus dilawan dengan petir." Kata Chika. Tubuhnya saat ini telah di selimuti oleh kilatan petir.

"Thunder Ball!" Chika menciptakan bola-bola petir.

Kedua serangan itu saling bertabrakan. Percikan-percikan petir mengelilingi area pertarungan.

Duaarr!!!

Ledakan pun terjadi. Tora membuat sebuah pelindung cahaya untuk melindungi dirinya dan Chika.

"Lumayan juga seranganmu itu..." komentar Arumi.

Tora memandang Arumi tajam. "Kau itu teman atau lawan?!!" Tanyanya serius.

"Hmm entahlah... hanya kalian yang bisa menentukannya, fufufu..." jawabnya santai.

"Dasar wanita pirang menyebalkan!" Cibir Chika.

"Kau pun juga pirang! Wanita penggoda!" Balas Arumi mencibir.

Kilatan keluar dari tatapan tajam keduanya.

"Wanita saat marah sangat menakutkan..." gumam Tora. Ia tak akan membuat seorang wanita marah. Kalau sampai terjadi ia akan mati muda. Memikirkan hal itu membuat ia merinding.

"Mari kita lanjutkan pertarungannya!" Tantang Arumi.

"Baiklah!" Balas Chika menerima tantangan itu.

Tora hanya bisa menonton dan menghela napas untuk kesekian kalinya.
.
.
.
.
.

Bersambung!!!

Selamat Hari Raya Idul Adha 😇

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top