Chap 11 end.


Angin berhembus pelan, membuatku membuka mata. Aku melihat sinar matahari menerpaku, aku menoleh ke kanan dan ke kiri kulihat banyak sekali tumbuhan yang tumbang. Sepertinya baru saja terjadi badai di tempat ini.

Tak pikir lama aku segera melangkah meninggalkan tempat itu menuju rumah.

Ku lihat ayah tengah memotong kayu di halaman rumah. Sesekali dia berhenti sejenak dan memukul-mukul bahunya dia terlihat sangat leti.

"Ayah," seruku.

Dia menoleh kearahku wajahnya terlihat meneteskan airmata. Dia segera berlari dan memeluku.

"Anak nakal! Bukankah Ayah menyuruhmu untuk tidak pergi jauh. Dasar anak nakal! Kau pergi bahkan tidak berpamitan pada Ayah!" serunya dengan air mata yang mengalir deras, dia memukul pelan tubuhku berulang-ulang kali.

"Maaf ayah," ucapku yang membuatnya kembali menangis.

***

Matahari bersinar terang, aku membuka jedela kamarku dan menyapa peri kupu-kupu yang tengah terbang kesana kemari mencari madu.

Aku segera melangkah dan mengambil sapu terbangku hari ini aku akan kembali kesekolah pesotomia. Namun, sebelum aku kesekolah aku ingin menemui Tulip sahabatku. Sudah lama aku tidak menjumpainya setelah kepergianku ke Kanada.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, biasanya Tulip berada di tempat ini. Namun tak ada tanda-tanda dia berada di sini. Padahal aku ingin cerita banyak padanya karena itu aku berniat bangun pagi.

"Peri kupu-kupu apa kau melihat sahabatku Tulip?" tanyaku pada peri kupu-kupu yang tengah hinggap di sebuah bunga.

Dia menggelengkan kepalnya yang kecil itu, jika peri kupu-kupu saja tidak tahu lalu kemana perginya si Tulip.

"Humm humm humm." Suara kecil dari salah satu peri kupu-kupu yang menunjuk kesebuah danau.

Aku segera pergi menuju danau, mataku membulat sempurna ketika aku melihat sebuah pohon besar yang tumbang tersambar petir.

Segeralah aku berlari menuju pohon besar itu. Air mataku menetes ketika aku melihat pohon itu.

"Dia sudah mati." Suara berat seseorang membuatku menoleh kebelakan.
Aku tercengang ketika aku melihat orang itu adalah Liam.

"Liam," gumamku. Jadi Liam adalah salah satu penghuni negeri pesotomia.
Tapi mengapa aku belum pernah melihatnya sebelumnya.

"Siapa yang kau bilang Liam?" tanyanya sembari mengambil pedang yang berada di pinggangnya.

Aku belum tahu dia itu penyihir baik atau jahat untuk berantisipasi aku segera mengambil tongkat sihirku.

"Apa yang kau lakukan! Letakan tongkat biadabmu itu! Kau ingin menyihirku menajadi pohon cabai lagi," terikanya yang membuatku terkejut bukan main.

"Tu-tulip?" seruku.

Hanya Tuliplah yang begitu alergi dengan tongkat sihirku. Lagi pula hanya Tuliplah yang sering ku sihir menjadi pohon cabai.

"Memang kau kira siapa? Kau pasti terkejut melihat wujudku yang sebenarnya," ucapnya yang masih membuatku bingung.

"Sebenarnya aku adalah seorang pangeran yang dikutuk oleh penyihir jahat menjadi sebuah pohon sejak aku kecil, namun penyihir itu berkata kutukanku akan menghilang jika aku tersambar petir," tuturnya.

"Ja-jadi kau adalah..." mataku menelusirinya dari atas sampai bawah.

Jadi Liam adalah Tulip di masa ini, dia adalah pangeran yang dikutuk menjadi pohon. Astaga, semua ini sulit sekali di percaya.

"Apa? Kau pasti terkejut melihatku begitu tampan," ucapnya sombong.

"Astaga, jadi kau ini jantan?" tanyaku tak percaya.
Coba pikirkan saja selama ini aku mengiranya betina.

"Apa kau sudah gila! Tak bisakah kau mengganti kata jantan menjadi pria atau laki-laki.

"Ah.." sudah ku duga dia akan marah.

"Kenapa? Kau terkejut karena aku pernah menemanimu mandi di sungai?" Aku menjambak rambutnya sekencang-kencangnya.

***

Cahaya matahari pagi bersinar terang, daun-daun bergerak tertiup angin. Para peri kupu-kupu seakan bernyanyi gembira di pagi hari ini.

Aku yakin kini Rachel dan keluargaku tengah berbahagia di sana. Walau kini aku harus menjalani kehidupanku di negeri pesotomia. Aku sangat bahagia, ketika ayah menceritakanku tentang keajaiban musim gugur di malam hari. Di saat aku tertidur aku akan bermimpi tentang musim gugur. Walau hanya mimpi itu dapat menjadi penawar kerinduanku pada orang-orang yang aku sayangi di sana.

Aku akan tersenyum sepanjang hari ketika pagi hari. Aku tak akan dapat kembali kesana namun, saat aku mengingat tentang musim gugur di sana aku akan terus bersama mereka.

Seperti musim gugur aku akan datang membawa cerita tentang aku dan kejaiban.

End.

Luxiufer2 Yes_yez jealoucy PseuCom

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top