3B

Mohon maaf, banyak istilah medis, kalau ada yang keliru mohon disalahkan dan diberitahu benarnya bagaimana ya.....

Suara tabrakan itu tidak lagi terelakkan. Abi selamat meski dia harus tersungkur di tepi jalan, tapi tidak dengan Menur. Dia justru yang terhantam bodi mobil sampai terpental beberapa meter dari lokasi kejadian dan langsung tidak sadarkan diri. Darah segar mulai membanjiri tubuhnya.

Mujur tak bisa diraih, malang pun tak bisa dihindari. Bukan rumah yang akhirnya menjadi tempat istirahat untuk Menur. Namun, ia harus kembali ke rumah sakit bukan sebagai tenaga medis melainkan sebagai pasien.

Emergency Unit semakin hectic ketika salah satu tenaga medis menyebutkan nama Menur sebagai korban kecelakaan yang terjadi tidak jauh dari rumah sakit sore itu.

"Syok hipovolemik!" Celetukan salah satu dari mereka membuat semua mata fokus pada darah yang terus keluar dari semua luka yang terbuka dan juga darah yang mengalir dari pangkal paha Menur. - - Syok hipovolemik adalah pendarahan hebat akibat kondisi tertentu - -

"Tolong siapa pun, cepat hubungi Dokter Kesha untuk memastikan kondisi kandungan Menur. Beliau ada praktek sore ini."

Setelah itu tidak ada lagi suara yang terdengar. Hanya tangan-tangan mereka yang bekerja dengan cepat dan wajah iba penuh keprihatinan menyaksikan sejawat mereka yang kini sedang berjuang diambang batas kehidupannya.

Kedatangan Kesha semakin membungkam bibir mereka. Dokter kandungan itu langsung meminta beberapa perawat untuk memindahkan Menur ke ruang radiologi karena mesin USG portabel yang dia gunakan memberikan deteksi bahwa terjadi sesuatu yang sangat serius dengan kandungan Menur.

"Saya yang akan bicara dengan radiologisnya," kata Menur dengan wajah yang cukup tegang.

Pemeriksaan lengkap pun akhirnya dilakukan sampai kata solusio plasenta menjadi kata terakhir sebagai analisis awal dari hasil USG lengkap yang dilakukan oleh radiologis. Bak bom waktu yang meledak di sore hari itu tanpa aba-aba. Kesha sempat mundur beberapa langkah karena kekhawatirannya dengan kondisi kandungan Menur ketika ia memeriksa di emergency unit terbukti. - - solusio plasenta adalah lepasnya plasenta atau ari-ari sebelum waktunya - -

Hal terberat yang harus disampaikan dokter kepada keluarga saat kondisi pasien yang mereka tangani memburuk atau berada dalam kondisi yang harus memilih dengan pilihan yang sulit.

"Sepertinya juga terjadi ruptur uteri, tapi masih belum bisa memastikan benar atau tidaknya. Dokter Kesha bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut dari hasil diagnosis yang saya berikan." Radiologis yang memeriksa Menur membubuhkan tanda tangannya pada resume yang ia sampaikan ke emergency unit supaya bisa ditindaklanjuti segera oleh dokter spesialis yang terkait dengan kondisi pasien. - - ruptur uteri adalah robeknya rahim karena hal-hal tertentu - -

Kesha segera menghubungi beberapa senior untuk mendiskusikan kondisi Menur setelah menerima salinan resume radiologi dari emergency unit.

"Dokter Hawwaiz, aku butuh masukan ini. Kondisi pasienku nggak bisa menunggu lama," kata Kesha setengah kesal.

"Kalau nggak salah dulu Ayya pernah cerita kamu pernah menangani menorrhagia, kasusnya hampir mirip dengan ini, kan, harus melakukan histerektomi total," lanjut Kesha lagi. - - menorrhagia adalah istilah medis yang menggambarkan jumlah darah berlebihan saat haid --

Hawwaiz masih terdiam beberapa saat sebelum akhirnya desahan napasnya terdengar di telinga Kesha.

"Kalau memang harus dilakukan histerektomi total karena kasus solusio plasenta dan ruptur uteri, ya mau gimana lagi? Yang jelas kita harus mengambil risiko terkecil jika memang harus ada yang dikorbankan, terlebih sekarang kondisinya fetus abortus. Came on, Kesha, that's really complex. We have to act immediately to save her life," jelas Hawwaiz. - - histerektomi total = operasi pengangkatan rahim, fetus abortus = janin meninggal di dalam kandungan - -

"Okay, thanks for your advice. Aku akan bicarakan dengan tim dokter di sini." Kesha lalu memutus sambungan telepon antara mereka.

Kesha mengurut keningnya. Bukan kasus berat pertama yang pernah ia hadapi. Namun, atmosfernya akan tetap terasa sama meski bukan sanak atau saudara. Ia meminta beberapa staf menyiapkan informed consent yang akan ditandatangani oleh wali pasien atas semua tindakan yang akan dilakukan tim medis.

Kesha menghela napas dalam-dalam sebelum kakinya melangkah untuk bertemu dengan keluarga Menur. Sesuatu yang berat dilakukan, tapi harus disampaikan dengan sangat bijaksana. Melihat kondisi Menur, rasanya ia tidak pernah percaya mendapati cerita bahwa sejawatnya kecelakaan bersama sang suami. Karena kalau melihat kondisi Abi saat itu nyaris tidak ada luka yang berarti selain luka lecet di siku tangan dan lututnya.

"Jadi istri saya gimana, Dokter?" tanya Abi dengan wajah semrawut.

"Maaf, keluarga yang lain di mana, Mas Abi?" jawab Kesha.

"Mereka masih dalam perjalanan menuju kemari. Menur, bagaimana kondisinya, Dokter? Anak kami ... nggak apa-apa, kan?" Abi langsung memberondong Kesha dengan banyak pertanyaan.

"Mas Abi—" Kesha kembali menghela napas panjang dan memejamkan matanya sejenak.

"Maaf ... kami sudah berusaha sekuat tenaga, tapi Tuhan berkendak lain. Janin Menur tidak bisa kami selamatkan—"

"Apa?!" Abi nyaris berteriak.

"Anak kami meninggal, Dokter?" Abi masih memperjelas keterangan Kesha.

"Maaf, Mas. Kondisi Menur sekarang pendarahan luar biasa karena rahimnya robek. Karenanya tim dokter menyarankan segera dilakukan operasi caesar untuk mengeluarkan janinnya, sekaligus operasi pengangkatan rahim demi keselamatan Menur selanjutnya," jelas Kesha dengan tone yang sangat rendah.

"Pengangkatan rahim, Dokter? Itu artinya dia nggak bisa hamil lagi?" tanya Abi sembari memegang keningnya.

"Dari banyak kasus seperti Menur ini, kans untuk menghentikan pendarahan tanpa pengangkatan rahim itu hampir 99% berujung pada kematian, Mas. Maaf, jika kami terpaksa menyarankan ini. Mas Abi bisa mengkomunikasikan dengan keluarga yang lain." Kesha memberikan empatinya sebelum ia meninggalkan Abi sendiri.

Dunia seolah berbalik 180°. Tawa dan bahagia yang pagi hari masih dirasakan oleh keluarga Barata, sore itu berubah menjadi air mata dan penyesalan. Abi yang terus-terusan menyalahkan diri sendiri. Ambar yang tetap tidak bisa menerima kenyataan bahwa calon cucunya kini telah tiada. Sementara Bara yang bingung menenangkan keduanya.

Manusia bisa merencanakan segala sesuatu, tapi bukankah Allah tetap sebagai penentu kenyataan sesuai dengan skenario yang telah ditulis-Nya?☼

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top