6

Di Karyakarsa dan KBM app udah bab 12, yes.

Ramein komennya dong ama bintang

***

Madu In Training 6

Daisy Djenar Kinasih tidak pernah bisa paham isi otak Kartika. Dia sudah memblokir nomor saudari angkatnya tersebut tetapi, dia malah menggunakan nomor Krisna untuk menghubunginya. Daisy, kan, agak sedikit alergi dengan pria itu tetapi Kartika seolah menebarkan racun langsung ke ubun-ubun Daisy dengan mengirimi pesan dari nomor suaminya. 

Mas Krisna sudah tahu. Dia bakal menerima kamu jadi istri. Tolong direspon pesan Mbak

Bagaimana dia bisa merespon pesan tersebut? Apakah dunia sedang tidak normal sehingga Krisna kesulitan mencari seorang istri bila Kartika telah tiada? Dia memang sedih dengan penyakit yang diderita oleh Kartika, tetapi, permintaan Kartika telah membuatnya jadi semakin stres. Menikah bukan soal untuk sehari dua hari tapi untuk seumur hidup dan dia telah membayangkan hidupnya bakal menjadi utuh saat menjadi makmum Syauqi, bukan Krisna. 

Menjadi istri Krisna? Tubuh Daisy bergidik. Dia tidak sanggup membayangkannya. Jika Kartika bisa hidup selama bertahun-tahun dengan  pria itu, maka dia ikut berbahagia. Tetapi, kalau Kartika ingin melibatkannya ke dalam satu pusaran yang sama, maka Kartika butuh berobat ke psikiater untuk memperbaiki otaknya.

"Umur Mbak nggak akan lama lagi, Dek." 

Daisy menghela napas. Sudah beberapa hari lewat dan pesan-pesan tidak masuk akal masih mampir ke ponselnya, entah itu dari Gendhis atau bahkan Kartika sendiri. Daisy sudah menyerah dan membuka blokirannya kembali. Menerima pesan dari Kartika yang dikirim dengan nomor Krisna membuatnya susah hati. Rasanya seolah-olah mengobrol dengan pria itu padahal kenyataannya tidak. 

"Umik Desi, dipanggil Abi."

Ummi adalah panggilan buat pengurus panti dan Abi adalah panggilan buat Syauqi. Hanya dia satu-satunya pengurus pria di panti dan anak-anak menganggapnya ayah sendiri sehingga dia tidak menolak ketika mereka memanggilnya abi. 

Syauqi sendiri adalah pria keturunan Arab yang memilih tinggal dengan keluarga ayahnya yang mengurusi panti. Ibunya adalah seorang pengusaha sukses yang punya puluhan cabang gerai kopi di seluruh penjuru Indonesia. Tapi, Syauqi lebih suka mengurus panti. Dia merasa punya kedekatan khusus dengan anak-anak malang tersebut walau kadang dia mesti tertatih-tatih membiayai kebutuhan panti yang memang tidak sedikit.

Daisy sendiri, menurut Ummi Yuyun punya kemiripan dengan Syauqi, berwajah sedikit kearab-araban yang membuat Daisy kadang mengkhayal bisa jadi dia adalah anak hasil hubungan gelap yang tidak diinginkan. Hal tersebut mulai mampir di dalam kepalanya sejak Daisy mempelajari kawin mut'ah yang cukup terkenal di daerah sekitaran Jawa Barat. Tetapi, dia kemudian memilih berpikiran positif, entah siapa bapak dan ibunya, Daisy berharap kemiripan antara dirinya dan Syauqi adalah pertanda kalau mereka memang jodoh. 

Bukankah, wanita itu berasal dari tulang rusuk sang pria? Secara ilmu biologi, Daisy berpikir tentang keterkaitannya. 

Hanya saja, dia perlu meneliti lebih dalam lagi. Namun, otaknya belum sanggup mencerna lebih jauh. Daisy dengan bangga mengaku dia hanya tamatan SMA saja, tetapi, dia tidak kalah dibanding tamatan S1 sekalipun. Pekerjaan sampingan yang selama ini dia rahasiakan dari keluarga di Panti mampu membuatnya jauh lebih cerdas dibanding wanita seumurannya yang punya latar pendidikan sama. 

Daisy adalah penulis konten untuk beberapa website. Dia menulis untuk majalah daring kecantikan, berbagai tips kesehatan, serta keluarga. Daisy juga menerjemahkan beberapa artikel luar serta memiliki hak cipta untuk beberapa desain yang membutuhkan jasanya. Terima kasih juga kepada Google Scholar yang amat banyak membantunya belajar, serta kamus online dan juga Thesaurus yang membuatnya pintar bermain kata.

Termasuk kamus gaul Debby Sahertian yang membuatnya terjun ke dalam dunia maya beberapa tahun lalu dan dia pada akhirnya amat terkenal di sebuah forum mengobrol. Tapi, lucunya, Daisy sering disangka banci padahal kenyataannya dia adalah perempuan tulen.

Ulahnya memergoki Krisna membuat Daisy jadi seperti ini dan sejak saat itu, dia amat membenci suami sang kakak angkat walau Kartika beberapa kali membujuknya untuk bersikap bersahabat.

"Ora sudi! Kalau Mbak Tika tahu siapa dia, pasti kamu nggak bakalan sayang lagi."

"Aku tidak akan terpengaruh dengan ucapanmu tentang suamiku, Desi Sayang. Aku terima Mas Krisna apa adanya dan dialah hal terbaik yang Allah beri untukku." balas Kartika setiap Daisy berusaha mengorek-orek masa lalu Krisna tanpa ragu.

Dan kini, menghadapi permintaan Kartika membuatnya makin punya banyak waktu untuk terjaga semalaman, hal yang nyaris tidak pernah dia lakukan. Seumur hidup, Daisy dan bantal adalah sahabat akrab. Yah, tidak melulu ada bantal, sih. Dia adalah tukang tidur paling bisa diandalkan. Lima menit pun cukup untuk membuatnya cepat terbang ke alam mimpi. Maklum, ketika mengurusi bayi-bayi baru di panti yang punya jadwal tidur dan bangun sesukanya membuat dia harus pintar-pintar mengatur jadwal tidurnya sendiri. Itu belum termasuk kalau mereka demam. Daisy malah hampir tidak tidur karena mesti mengurusi mereka semua.

Kalau bukan dia dan beberapa temannya, lalu siapa lagi yang bakal melakukannya? Anak-anak malang itu tidak punya bapak dan ibu. Membiarkan mereka menggelandang di jalan lalu dieksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab adalah hal terakhir yang dia inginkan.

Dia sudah pernah berada di titik itu, titik paling hina dalam hidup, mengemis, memulung, mengorek sampah bekas makan di rumah makan cepat saji supaya dia bisa  tetap bangun besok pagi. Daisy benar-benar tidak ingin mengulanginya lagi dan dengan tangannya, dia memastikan, anak-anak di panti tidak bakal bernasib sama dengan dirinya. 

Daisy berjalan menuju ruang pemilik yayasan. Dari radius sepuluh meter dia bisa mendengar lantunan nasyid kesukaannya, Raihan. Syauqi pastilah sedang menyetel lagu tersebut. Mereka sedikit mirip, menyukai lagu yang sama dan Daisy tidak memiliki alasan lain bila dia harus menolak pinangan pria itu.

Itu juga kalau Syauqi melamar. Mereka sudah cukup dekat dan Daisy tahu, Syauqi tengah menunggu momen yang pas. Ibunya sedang berada di tanah suci dan sudah pasti pria tampan tersebut membutuhkan izinnya. 

Meski begitu, dia tetap merasa cemas. Setelah kejadian buruk dipulangkannya Daisy dari rumah orang tua angkatnya hingga yang terparah, dia minggat dan melarikan diri karena tidak tahan disiksa membuatnya mempertanyakan layak tidaknya dirinya untuk bersanding dengan seorang pria. Amat sedih rasanya bila sudah bersama dengan seseorang yang menikahinya, lalu kemudian dikembalikan ke panti dengan alasan tidak cocok. 

Tentunya menikah bukan seperti itu. Tetapi dia tidak tahan membayangkan punya mertua yang terus mempertanyakan asal usul, demi mendapatkan menantu dengan bibit bobot dan bebet yang ideal. Cuma, dia tahu, ibunda Syauqi adalah wanita yang sangat baik. Mereka sudah beberapa kali bertemu dan Daisy amat menyukainya. Wanita tersebut amat mendukung usaha putra sulungnya untuk merangkul anak-anak tidak beruntung tersebut untuk bisa mendapatkan kehidupan lebih baik.

Daisy mengucap salam ketika kakinya menyentuh keset yang terbuat dari sabut kelapa di depan ruangan Syauqi. Salamnya berbalas dan ketika berada di dalam, Daisy menemukan kehadiran sepasang pria dan wanita yang tampak bersahabat. Tapi, Daisy tidak mengenal mereka semua.

"Ada yang bisa dibantu, Mas?" 

Daisy memandang bingung kepada mereka semua. Tetapi keberadaan Syauqi yang ikut duduk di depan para tamu membuatnya sedikit tenang. 

"Mereka ini notaris, yang bakal bantu kita untuk membebaskan lahan di sebelah."

Dahi Daisy berkerut. Dia tidak paham obrolan yang sedang terjadi. Terutama ketika Syauqi menyebut notaris serta pembebasan lahan sebelah. 

Dia tahu, Syauqi sedang mengincar lahan kosong di sebelah untuk memperluas panti yang dirasa amat sumpek. Tetapi, dana yang mereka miliki terbatas dan Syauqi harus merelakan tabungannya dialokasikan ke bagian lain dan hingga bertahun-tahun, impian untuk memperluas panti hanya berupa angan-angan. Terakhir kali pria itu bertanya kepada pemilik, nominal yang harus dibayar membuat mereka semua harus mengelus dada. Walau berada di kampung, tanah impian seluas 100 meter persegi itu ternyata tidak murah. 

"Mas beli tanah?" dengan suara rendah Daisy bertanya. Tetapi, Syauqi menggeleng. 

"Kartika yang beli lalu tanahnya mau dibuat balik nama. Baru aja dia telepon satu jam lalu dan bapak dan ibu di depan kamu sekarang utusan dari Mbak Tika. Mereka mau bantu kita urus masalah administrasinya dan pesan Mbak Tika, tanah itu harus atas nama kamu, belum termasuk bangunan yang bakal dibangun di atasnya nanti. " 

Daisy melongo. Bagaimana bisa Kartika berbuat senekat itu? Tanah atas namanya? Apakah ini bagian dari rayuannya agar mau menjadi istri Krisna? 

Jika benar, Kartika sedang melakukan sebuah kegilaan luar biasa dan Daisy tidak habis pikir, kenapa ada manusia sinting bernama Kartika Hapsari yang nekat memberikan suami serta uangnya untuk perempuan bodoh seperti Daisy Djenar Kinasih.

***

Gaiiis, ntar kalau nemu yang aneh-aneh tolong komen yes. Eke baru ngerasa oleng banyak, hahahah. 

Masak perawat umur 21 tahun. Akselerasinya ngebut banget. Tapi perawat D3 ada, kan? Kalo tamat sma umur 17 wajar ga dia jadi perawat umur 20an? Apa mesti jadi ners dulu? 🤭
***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top