20. SK(h)RIP(t)SI(less)

Bab ini ane dedikasikan buat salah satu temen watty ane yang lagi ngegalau. Cepet move on ya nak,,,,

Mulai part ini sampai beberapa part kedepan berisi adegan 21++ jadi pliiisss kalo ente-ente belum cukup umur jangan baca ya, takut semaput...

Apalah-apalah banget sih, ulalala

Selamat menikmati

Bayu berkutat di depan komputer basecamp mapala. Jari-jarinya sibuk bertengger di atas sekat-sekat keyboard, sementara matanya fokus ke layar komputer, sebuah buku tentang arus kuat terbuka lebar di depannya tapi tak satupun huruf terketik di sana. Sejak Benny bisa diajak pulang dari rumah sakit karena keadaannya sudah benar-benar pulih, kegiatan Bayu sekarang adalah semedi di basecamp mapala. Memulai debutnya berkenalan dengan kata ajaib bernama skripsi yang sudah lama terbengkalai di sudut kamar kos. Bergelut dengan seluk-beluk arus kuat yang pernah dia teliti beberapa tahun silam. Masalahnya, dia saja lupa dulu pernah meneliti apa.

Sistem adalah, emm.... adalah... emm..

Bayu nampak berfikir keras. Dengan ragu dia mulai menggerakkan jari-jarinya. Jadi sistem ya, apa ya sistem. Sistem adalah.... —Kepala Bayu berkerut, mencoba mengingat silabus-silabus dalam memorinya, jari-jarinya terasa kaku saat mulai mengetikkan ― sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang emmmm yang apa ya.. yang

BRAAAKKKKK!!!!!

Great, pintu mapala terjeblak di saat Bayu sudah sangat ahli menyusun kata-kata yang susah payah dia kumpulkan dari nyawa-nyawa saat dia dulu pernah masuk kelas kuliah.

"BABI!!!!" Andis menyalak garang mendekati Bayu, di belakangnya Gempita hanya memutar mata malas mendengar kemarahan andis.

Bayu serta merta meninggalkan susunan kata-katanya dan berpaling kepada Andis. Tubuh serupa kingkongnya semakin tambah menyeramkan ketika dia mengumpat-umpat begini.

"ANJINK!!!" satu lagi spesies Kebun Binatang Surabaya terabsen dari mulut Andis, Gempita bersedekap, menguap, dan berdecak malas.

"Ada apa?" tanya Bayu mencoba untuk sabar meskipun rangkaian kata-kata indah nan ciamik tentang pengertian sistem-nya lumer bersamaan dengan kedatangan dua sosok tidak diinginkan hadir untuk saat ini tersebut.

"Ibu Tri Rismaharini ditangkap Polda Jawa Timur gara-gara kasus penyalahgunaan wewenang pemindahan kios pembangunan Pasar Turi. Taik anjinkk, bohong itu. Sekarang siapa yang percaya dengan tuduhan tidak masuk akal tersebut? Ibu Tri Rismaharini orang suci di Surabaya, dia membangun Surabaya menjadi jauh lebih bagus dari yang dulu. Nah sekarang setelah Surabaya maju, beliau dicampakkan begitu saja. BABI!!!"

"Hah kok bisa sih Ndis?"

"Penyebabnya Bu Risma membela hak para pedagang yang tidak bisa membayar uang sewa stand dari investor PT Gala Bumi Perkasa yang satu tahunnya 10juta itu dan membela nasib pedangan untuk mendapatkan haknya berjualan di tempat penampungan sementara (TPS) selama pembangunan Pasar Turi. Para pedangang itu juga mengeluh karena tak mampu membayar uang sewa sebesar itu, sehingga Bu Risma mengerahkan kemampuannya agar para pedagang masih dapat menempati TPS untuk mengais rezeki. Dan hal itu digunakan senjata Polda Jatim untuk menangkap Bu Risma dengan alasan menyalahgunakan wewenang jabatan. Cacing!!"

Andis berapi-api. Bayu dan Gempita melongo di tempat.

"Bu Risma dijerat dengan Pasal 421 KUHP tentang seorang pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang melakukan sesuatu. Dengan ancaman pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan. Taik babi apa!!! Padahal Kapolri sudah membuat peraturan larangan penetapan calon kepala daerah sebagai tersangka, tapi Polda Jatim tetap melayangkan surat penangkapan buat beliau. Ini kan nggak adil. Lagian siapa yang bakal percaya dengan berita sampah seperti itu?"

Oke, Bayu tak mengerti dengan kata-kata andis KUHP apalah namanya. Dia manggut-manggut walaupun tidak ngeh sama sekali apa yang diomongkan pemuda sipit tersebut. Cuma mengiyakan dan menyetujui aja apa yang menjadi sumber emosi sahabatnya, supaya dua orang itu cepat enyah dari basecamp sehingga Bayu bisa melanjutkan pembuatan skripsinya. Ya ampun bleh, Bayu masih tidak percaya bahwa dia pada akhirnya mau bertegursapa dengan kata benda itu.

"Kasus ini juga aneh banget. Dalam berkas SDPD (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan) Polda Jatim menetapkan Bu Risma sebagai tersangka sejak 28 Mei 2015 tapi baru mengirimkan SDPDnya minggu lalu 30 September 2015. Janggal banget kan, SDPD dikirimkan saat SuraBaya mau melaksanakan Pilkada Desember mendatang. Ini pasti pada oknum yang sengaja bermanuver untuk membuat situasi politik di Surabaya semakin memanas."

Bayu memutar bola matanya. Oh Tuhan, SDPD itu apa aja dia tidak tahu, sejenis tegangan arus listrik kah? Atau penghantar arus listrik? Ini serius mahasiswa hukum berdiskusi masalah politik dan hukum ama mahasiswa elektro yang selama tujuh tahun kuliah tidak lulus-lulus? Ya ampun, Bayu merasa sedang mendengar alien ngomong sekarang. Dia sama sekali nggak mengerti apa yang dimaksud sahabat tercintanya tersebut.

"Gue harus mengumpulkan masa untuk mendemo Polda Jatim supaya membebaskan Bu Risma dari tersangka. Ya ampun Nyet, bahkan para pedagang kaki lima saja tidak akan percaya dengan kasus yang menjerat Bu Risma. Gue mau membicarakan masalah ini dengan Aliansi Mahasiswa Surabaya untuk meminta dukungan pembebasan Bu Risma, bla bla bla...."

Bayu sudah tidak mendengarkan lagi, dia kembali mencumbu layar komputer dan buku panduan yang udah lecek bebek. Jadi sistem itu emmm.... apa ya tadi, er... suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling emmm.. berhubungan, berkumpul er― kening Bayu berlipat, jari-jarinya mengetuk tuts keyboard―yang saling berhubungan, berkumpul, aha― Bayu ingat. Jadi sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau―

"WOIIIII!!!!! Anak setan lu, di ajak ngomong malah sibuk ngetik sendiri," Andis mengeplak bahu mungil terepes Bayu, membuat pemuda dirundung Kisah Sedih Skripsi di Hari Kiamat itu melonjak saking kagetnya.

"Ya ampun Andis, bisa nggak sih nggak bikin mas Bayu kaget? Kasihan mas Bayu kan," Gempita menggeram, menghampiri Bayu dan mengelus-elus dada mas Bayu, "jantung Mas Bayu nggak copot kan di gertak Andis?" tanya Gempita lembut penuh kasih sayang.

Bayu meringis, menggeleng cantik dan kembali mulai mengetik perjalanan pengertian Sistem yang sumpah demi apa untuk menyelesaikan satu kalimat saja susahnya minta ampun.

"Ngetik lagi," sela Andis menepis jari-jari Bayu yang sedang menari waltz di barisan balok-balok keyboard, "dengerin gue dulu anak anjiiiiiing. Gue belum selesai ngomong,"

"Jujur ya Ndis ya, dari serentetan kalimatmu tadi aku Cuma bisa menangkap bagian alasan Bu Risma ditangkap itu aja, selebihnya aku nggak ngerti sama sekali. Yang benar aja sih kamu ngomongin masalah ginian ama pembuat robot dan penggila gunung? Ngomong sama Andra sana, aku jamin dia bisa nyambung," Bayu menyeret buku paket ke arahnya, sudah akan mengetik kelanjutan Sistem tadi tatkala sebuah sabda Baginda Andis memecut perhatiannya.

"Persetan lo ngeh atau kagak dengan apa yang gue omongin. Intinya nanti kalau gue ama para mahasiswa itu demo lo orang pertama yang gue seret untuk ikut serta."

Bayu melongo, bukunya sampai jatuh, dia berkedip untuk mengumpulkan nyawa kemudian ujarnya, "Ya ampun adek aku tersayang, kalau kamu ngajak aku demo memasak oke aku bakal menjadi garda terdepan. Tapi kalau demo masalah hukum atau apalah itu big no. Aku nggak mau, aku nggak sejalan dengan serentetan hukum. Langkah kakiku selalu ambruk jika sudah menyentuh permadani meja hijau."

"Lo ngomong apa sih? Jijik gue dengerinnya. Nggak usah sok puitis di depan gue. Sekali lo harus ikut itu berarti lo bakal menjadi prajurit gue nanti."

"Ogah. Ogah doesn't mean Pak Ogah, my spelling of ogah has meaning that i don't have any attention to your fucking word demo. Aku tidak ditakdirkan dengan demo dan Tuhan juga tidak berniat menjodohkanku dengan demo," balas Bayu kekeh, mengambil buku yang terjatuh dan sudah akan mulai mengetik lagi.

"Sudahlah Ndis, Mas Bayu nggak mau demo ya nggak usah dipaksa. Kamu nggak kasihan ama Mas Bayu? Badannya kurus gitu nanti kalau ikut demo dia bisa kegencet dan makin tambah terepes. Ya Mas Bayu ya..." Gempita memijiti kecil-kecil bahu Mas Bayu-nya.

Bayu tersenyum garing, tertohok omongan imut dari Gempita tapi sangat nyelekit barusan.

"Nggak bisa sayang, sekali tuh anak monyet gue wajibkan ikut demo itu berarti dia harus ikutan demo," Andis bersikukuh, ngotot di hadapan komputer Bayu, "Gue nggak menerima alasan apapun darinya."

"No Ndis, aku nggak mau ya nggak mau."

"Terserah bacot lo, sekali lo ikut, ya berarti lo musti wajib ikut."

"Aku nggak mau."

"Lo harus ikut."

"Aku ng―

"Kalau lo ikut gue kasih dua dus rokok Dji Sam Soe kretek yang berarti berisi empat puluh bungkus."

"Taik kamu Ndis," dengus Bayu jengkel, mulai mengetik. Ya ampun apa itu sistem? Sistem adalah―

"Jadi keputusannya?"

Bayu memicingkan mata beloknya, "kamu benar-benar singkek tidak tahu diri."

"Keputusannya?"

Bayu mencoba mengabaikan manusia terkutuk itu, oke fokus fokus, sistem adalah―

"Nyet, keputusannya?"

Lupakan Andis, lupakan Andis, fokus. Sistem ya sekarang harus melanjutkan mengetik arti sistem. Jadi sistem itu adalah―

"Nyet, bangke, jawab gue. Lo jadi ikutan demo apa enggak?" Andis geram, mencengkeram pergelangan tangan Bayu

Bayu memutar bola matanya malas, meletakkan buku panduannya, "Oke aku ikut. Bayu, untuk kali pertama dalam hidupnya bakal ikutan demo hanya gara-gara disogok empat puluh bungkus rokok Dji Sam Soe sama cowok cina sialan."

Andis tertawa senang sambil mengambil ponsel dari sakunya sebelum perkataan Bayu yang melompat dari mulut mungil merah keunguan itu berikutnya menjatuhkan ponselnya telak ke lantai.

"Sekarang bisa kalian minggat? Aku sedang sibuk mengerjakan skripsiku."

"Lo apa?"

"Mas Bayu ngapain?"

Bayu memutar bola matanya malas, menggelengkan kepala dan mulai meracuni perhatiannya dengan kata seajaib skripsi. Abaikan dua makhluk astral tersebut Bayu meskipun yang satunya memiliki keimutan diatas rata-rata. Jadi sistem itu ―

"Serius Nyet, lo tadi bilang apa?" andis menelungkupkan punggung tangannya di kening Bayu dengan tampang bloon yang paling nista sepanjang sejarah, "Lo nggak panas, tapi omongan lo kayak orang lagi kejang aja."

"Seterah kamu lah Ndis," Bayu mendengus jengah, "Percaya atau tidak, pada intinya aku lagi sibuk mengerjakan skripsi sekarang. Jadi kalian lebih baik melenyapkan diri di hadapanku deh. Sebel."

"Halleluyaa!!!"

"Hus Andis, agama kamu Islam kenapa malah nyeplos kata itu??" tegur Gempita.

"Puja kerang ajaib!!" Andis memekik histeris, berlari ke dekat Bayu lalu mengguncang-guncang bahu si kering kerontang tersebut, "Bayu Suck Lencana akhirnya berhubungan intim dengan skripsi? Ya Tuhaan, seperti mendengar Upin dan Ipin terlibat hubungan incest."

"Hahaha yayaya," Bayu menanggapi malas, melepas cengkeraman tangan Andis di pundaknya, "Gempita sayang bisa kamu membawa makhluk aneh menjengkelkan ini pergi dari sini? Mas Bayu sedang sibuk banget sekarang."

"Ya ampun Mas Bayu, Gempita juga shock mendengar kabar Mas Bayu mau bersilahturahmi dan menjalin kekerabatan dengan skripsi. Tapi baiklah Gempita ajak andis ke kantin aja. Mau selametan, merayakan hubungan baik mas Bayu dengan skripsi."

Ya Tuhan ada yang salah dengan kedua otak sahabatnya tersebut.

Bayu kembali menghadapi layar komputernya tersebut tatkala dia sudah tidak melihat dua insan itu di basecamp mapala. Untung hari ini tidak ada kegiatan mapala sehingga markas itu kosong, jadilah Bayu bisa memfokuskan pikirannya pada skripsi. Dia tidak ingin dikatain tidak punya otak oleh Panji. Oke dia memang kadang nggak bisa berfikir tapi kadang nggak bisa berfikir dengan nggak punya otak dua kosa kata yang berbeda kan? Iya kan?

Dari mana tadi? Oh ini, sistem itu saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu―

Pintu mapala terbuka lagi. Bayu geram. Dia menatap nyalang dan menjerit, "Fuck you Ndis―ops!!!" Bayu terkejut lalu nyengir sejadi-jadinya ketika melihat Kevin yang masuk menghampirinya.

"Yeah, i'll fuck you," Kevin terseyum manis, berjalan mendekati Bayu, "Ada apa Bay, kelihatannya lo lagi stress banget?" Kevin duduk di pergelangan tangan kursi tempat Bayu duduk. Tangannya memegang bahu Bayu lalu memijitinya.

Kontan Bayu sedikit berjengkit, bahu-bahunya menegang. Kaku dia melanjutkan mengetik, Ya Tuhan hanya untuk menyelesaikan mengetik istilah sistem saja kenapa banyak banget sih halangannya? Bayu frustasi dalam hatinya.

"Lo kenapa stress lagi Bay? Apakah ini gara-gara insiden kecelakaan lampu yang hampir merenggut nyawa lo itu?" suara Kevin berada tepat di belakang telinga Bayu, dan itu cukup untuk membuat Bayu merasa geli.

"Nggak Kev, meskipun sampai sekarang aku masih suka takut sendiri memBayangkan kejadian itu tapi aku sudah tidak begitu memikirkannya. Aku mau memfokuskan perhatianku ke masalah lain biar aku nggak parno."

"Lalu kenapa otot-otot lo tegang lagi gini?" tangan Kevin menyentuh belakang leher Bayu hingga membuat Bayu bergidik, dia mengurut leher Bayu secara perlahan.

Dan Bayu merinding.

"Ya tadi Andis datang ke sini marah-marah tentang penangkapan Bu Risma seminggu lalu, dan dia maksa aku buat ikutan demo."

"Hah... memang dia sering ikutan kegiatan demo gitu?"

"Lebih dari sering. Dia kecanduan demo kayaknya."

"Terus lo mau ikut?"

"Mau gimana lagi, kalau dia sudah maksa nggak bisa diganggu gugat."

Bayu gugup melanjutkan prosesi mengetiknya, tapi kemudian dia tercekat saat tiba-tiba Kevin berlutut di hadapannya.

"Eh Kev, ngapain sih?" tanya Bayu takut-takut.

Kevin mengelus paha Bayu dengan tatapan sendu, "Gue takut banget lo kenapa-kenapa pas insiden jatuhnya lampu di auditorium kemarin Bay. Gue benci banget ama diri gue sendiri yang nggak bisa ada di sana saat lo mengalami kecelakaan. Kalau seandainya lo sampai kenapa-kenapa waktu itu, gue orang pertama yang akan menghabisi panitia acara karena telah membuat keteledoran sampai mencelakakan lo."

Bayu merasa kikuk dan bersedih. Bukan sedih karena ratapan Kevin, melainkan sedih karena acara temu kangen dengan skripsinya kayaknya bakal gagal lagi nih dengan melo drama yang disodorkan Kevin. 'Ok, my fucking skripshit tahan dulu. Beresin dulu masalah dengan Kevin baru itu kita mesra-mesraan lagi.'

"Udah lah yang pentingkan sekarang aku nggak kenapa-kenapa," balas Bayu bergerak-gerak gelisah.

Kevin menatapnya dalam. Mata hitamnya seolah menembus seluk beluk Bayu, dan perasaan sedikit awas entah mengapa menggigit nurani Bayu.

"Gue sayang ama lo Bay."

Bayu terkesiap. Belum sempat dia menelaah kalimat Kevin, ciuman Kevin tiba-tiba mendarat di kening Bayu dengan lembut dan penuh perasaan.

"Kev―" kulit Bayu meremang, apalagi saat Kevin mencondongkan tubuh untuk merengkuhnya ke dalam dekapannya. Rasanya seperti ― hangat.

Kevin mengangkat tubuh Bayu dari kursi kemudian dia mendudukkan Bayu ke dalam pangkuannya.

"Gue sayang sama lo Bay, gue nggak mau lihat lo kenapa-napa," bisik Kevin seduktif, kembali mendaratkan bibir tebalnya di permukaan bibir Bayu.

Dada Bayu berdegub kencang. Seharusnya tidak seperti ini. Walaupun dia tidak pernah mengikat janji dengan Panji tapi entah mengapa dia seperti memiliki keterikatan bahwa dia memang semestinya hanya melayani Panji.

Katakanlah Bayu bodoh maupun budak sexnya Panji. Tapi dia hanya manusia lemah yang nafsunya gampang tersulut dengan hubungan intim sama siapa saja. Namun untuk kali ini hatinya hanya ingin disentuh Panji.

"Enggh..." Bayu mendesis, ketika lidah Kevin menyelusup ke celah mulutnya dan menggelitik hampir semua rongga mulut Bayu.

Dada Bayu berdesir, bulu tengkuknya merinding. Kedua tangannya menahan dada bidang Kevin supaya tidak dekat-dekat dengannya.

"Kev... jangaan," Bayu merintih

"Kenapa Bay?" Kevin melepas ciumannya, nafasnya terengah-engah. Dia menatap Bayu kalem, "Gue sayang ama lo, gue cinta ama lo. Gue Cuma mau membuktikan ke lo kalau lo adalah satu-satunya orang paling berharga dalam hidup gue," katanya tegas dan memikat, "gue dari dulu udah menaruh perasaan ama lo Bay. Cuma lo nggak pernah melihat keberadaan gue selama ini. Apa gue salah menempatkan lo sebagai satu-satunya yang paling berharga dalam hidup gue?"

"Jadi alasan selama ini kamu menciumku―

"Itu karena gue sayang dan cinta ama lo Bay."

Dada Bayu bergetar. Untuk pertama dalam hidupnya ada orang yang mau menyentuh tubuhnya berdasarkan cinta, bukan sebagai ajang pelepas sahwat saja. Cinta? Ya ampun itu kata-kata ajaib yang tidak pernah dipercayai Bayu selama ini. Dan tiba-tiba saja tanpa pernah dia tahu keberadaannya, cinta itu datang menghampiri Bayu sendiri, dengan jalannya sendiri, melalui orang yang tidak pernah dia sangka-sangka sebelum ini. Jadi seperti ini rasanya dicintai? Menimbulkan getaran aneh-aneh kayak gini?

Perasaan Bayu menghangat, dia merasa tersentuh. Akhirnya dia menjumpai juga sebuah frasa bernama cinta dalam hidupnya. Tapi― Bayu sedikit aneh. Jujur dia bahagia, jujur dia merasa tersanjung, namun ada yang tidak sejalan dengan kata hati Bayu. Saat berada dalam dekapan Kevin, saat berciuman dengan Kevin, saat mendengar kata cinta dari Kevin seseorang tiba-tiba saja merebut perhatian Bayu serta merta. Membuat pikiran Bayu berdelusi akan jati dirinya. Seseorang itu, manusia tidak berperasaan, yang hanya memuliakan Bayu dalam hubungan badan saja. Panji ― akh..

"Aku nggak bisa Kev," Bayu mendesah.

"Kenapa Bay? Apa karena lo udah punya pacar? Jika memang lo udah punya pasangan gue rela untuk jadi sisi gelap lo Bay. Gue benar-benar jatuh cinta ama lo Bay. Apakah lo nggak pernah menyadarinya selama ini?"

"Aku, aku," Bayu resah, bedecak penuh sesal, "Aku hanya tidak pernah percaya pada cinta Kev. Aku nggak mau kamu berharap lebih padaku tapi pada akhirnya aku tetap tidak bisa jatuh cinta padamu. Aku sakit Kev, aku manusia normal yang tidak pernah percaya dengan yang begituan. Jujur aku bahagia saat kamu menyebut cinta untukku, tapi aku nggak bisa. Bukan karena aku tidak mau, tapi karena aku tidak akan bisa mencintai kamu maupun orang lain."

Kevin menangkup wajah Bayu, melumat bibir Bayu sekilas kemudian mencium lagi kening Bayu, "Kasih gue kesempatan Bay, gue mohon. Tuhan menciptakan manusia memiliki kelamin karena Tuhan tidak mengharapkan manusia berkembangbiak dengan membelah diri melainkan Tuhan menghendaki manusia untuk saling berhubungan, saling mencintai. Terlepas hubungan sejenis yang kita lalui, gue yakin suatu saat lo pasti akan merasakan jatuh cinta Bay. Dan gue pastiin gue lah orang pertama dan terakhir yang akan menjadi pelabuhan cinta lo. Lo bukan amuba Bay, lo nggak bisa membelah diri lo untuk berkembang biak. Tapi lo bisa bercinta ama gue, kalau lo pada akhirnya mau memiliki seorang anak, kita bisa mengadopsinya. Plis Bay kasih gue kesempatan. Gue cinta banget ama lo."

"Tapi Kev―

"Apa salahnya sih Bay lo ngasih kesempatan ke gue? Lo nggak usah melakukan apa-apa. Lo Cuma perlu terdiam manis dan biarkan semuanya berjalan begitu saja, gue yang beraksi."

Bayu menghela setengah nafas, "Tapi sampai kapan kamu mau seperti ini Kev? Aku tidak bisa memberi kepastian apa-apa sama kamu. Kamu hanya akan menggenggam air untuk membuatku jatuh cinta padamu."

"Gue tetap percaya sama kuasa Tuhan Bay, Tuhan nggak mungkin menciptakan manusia has no feeling kayak yang lo omongin. Lo bukannya nggak percaya ama cinta, Cuma lo belum pernah merasakan cinta itu kayak gimana. Gue mohon kasih gue kesempatan untuk menumbuhkan cinta di hati lo Bay."

"Kesempatan sampai kapan? Aku nggak mau kamu melakukan hal sia-sia sementara di luaran sana mungkin saja ada hal yang jauh lebih penting dari pada membuat aku jatuh cinta."

"Sampai lo membuka hati lo buat gue, sampai gue mendapatkan cinta dari lo, baru itu gue akan berhenti meminta kesempatan ama lo Bay," Kevin mencium bibir Bayu lagi, kini sambil tersenyum, "Lagian satu-satunya yang jauh lebih penting dalam hidup gue itu―" Kevin mencium kedua kelopak mata Bayu, melumat telinga Bayu dan berbisik sangat seksi di sana, "Elo Bay."

Kevin menidurkan Bayu di atas ubin, kemudian menindih tubuh Bayu dan tersenyum penuh pesona. Dia kembali menjatuhkan ciuman berkali-kali ke seluruh wajah Bayu. Menjilati tiap jengkal permukaan kulit Bayu dengan lidah kenyalnya.

Bayu mengerang, dia tetap melakukan pemberontakan sementara selakangannya berkali-kali meneriakkan 'fuck me harder plis'. Dia bisa merasakan ereksi Kevin menegang di perutnya dan itu rasanya sangat geli dan mengganjal. Sensasi berciuman dengan Kevin tidak pernah sehebat ini buat Bayu. Apalagi jambang Kevin yang halus itu selalu menimbulkan efek geli dan terangsang buat Bayu. Selama inikan dia dicium ama Panji yang gundul nggak berberewokan jadi ketika bulu-bulu itu menyentuh kulit Bayu, tubuh Bayu terasa terbakar.

Kevin melepas kaos oblong Bayu yang demi apa Bayu selalu memakai kaos oblong di setiap kesempatan. Membuat tubuh Bayu yang kecil kayak penderita busung lapar tersebut terekspose mata mencekam Kevin.

Kevin memeluk Bayu penuh perasaan. Bayu bisa merasakan ketulusan yang ditawarkan seorang Kevin dari dekapannya. Dan itu membuat dia menggelepar.

"Ijinkan gue membuktikan ke lo kalau perasaan gue tulus Bay."

Kevin memagut leher Bayu, lidahnya menyapu bebarengan dengan jambang halusnya. Kumis tipisnya ikut membakar birahi Bayu. Ciuman Kevin pindah ke puting Bayu yang sudah mengeras, menggigitnya dengan gemas sambil meliukkan lidahnya ke kuncup mungil tersebut.

"Akhh...." Bayu mendesah tak berdaya. Ya ampun bokongnya terancam, apa yang nanti Panji katakan jika anus Bayu berlubang tak simetris lagi.

Ciuman Kevin turun ke perut Bayu, lidahnya mencelup-celup lubang udel Bayu.

"Kev..." Bayu menggeram. Efek jambang Kevin sangat menggairahkan nafsu Bayu. Nafasnya terengah-engah, dia juga bisa merasakan nafas panas Kevin yang menerpa kulitnya berhembus tidak teratur, hal itu menandakan Kevin juga sama berhasratnya dengan dia.

Satu tangan Kevin bergerilya meraba-raba seluruh tubuh Bayu, satunya memilin pentil Bayu, sambil meremasnya penuh nafsu, sementara mulut dan lidahnya mengeksplor perut Bayu.

Bayu menggeliat-geliat. Dia menjambaki rambut Kevin, berniat menjauhkan kepala Kevin dari sana tapi yang terjadi malah semakin menekan kepala Kevin untuk memangsa perkakasnya.

Kevin melepas celana jeans Bayu, kemudian celana dalam Bayu hingga Bayu telanjang bulat di hadapannya. Dia mencumbu bibir Bayu lagi.

"Bay, kalau lo mau cukur jembut lo, bilang ke gue. Biar gue aja yang nyukurin."

Ya ampun bleehhhh, dibisikkin kata-kata menggairahkan seperti itu makin ngaceng sempurna lah nobita kecil. Kevin kembali menjilati sekujur tubuh telanjang Bayu, menjamahnya, mencumbui jiwa gontai Bayu.

Dia kemudian berhenti, melepas kemeja flanelnya, celana panjangnya, sempaknya hingga mata Bayu membulat sempurna melihat penampakan tubuh indah Kevin tanpa sehelai benangpun. Sangat menawan, indah, dan rupawan meskipun nggak sebesar dengan Panji tapi dia memiliki daya pikat lain yang membuat Bayu kesulitan menangguhkan ludahnya.

Kevin menindih Bayu lagi, mendekapnya penuh cinta, "Ya Tuhan Bay, gue benar-benar sayang ama lo. Gue Cuma mau lo jadi milik gue. Gue nggak mau lihat lo berada di pelukan cowok lain. Gue nggak ingin berbagi Bay."

Tubuh Kevin yang juga berkeringat karena birahi itu terasa hangat saat memeluk tubuh Bayu menimbulkan sensai panas dingin. Bayu terasa dibakar. Penis Kevin ngaceng sempurna di perut Bayu.

Kevin kemudian bergerak ke bawah, membuka lebar kedua kaki Bayu, memaparkan lubang anus Bayu yang sudah berkedut-kedut.

"Kev ... ah... Jangaannn akh..." dan Bayu masih saja berlagak kayak perawan tidak pernah diperkosa yang terus menolak-nolak sementara seluruh tubuhnya menggeram keenakan. Dan racauan bullshitnya sukses sirna seketika dan berubah menjadi erangan dan teriakan penuh hasrat tatkala penisnya terkulum dan berkubang di mulut Kevin.

Rasanya penis Bayu disekap dengan sesuatu yang panas, basah, lembab dan itu benar-benar membuat Bayu melayang. Tubuhnya melengkung, kaki-kakinya semakin mengangkang, dan dia menggoyangkan pinggulnya tanpa sadar.

Ya ampun rasanya dioral ternyata segila ini. Penisnya belum pernah dimanja dengan mulut sebelumnya. Hampir sih, sekali, ama Panji, itu juga duluuuu banget, gitu juga diganggu Budhe Irma. Oh gimana ya rasanya jika penis Bayu masuk di mulut Panji? Apakah sensasinya akan sama sedahsyat ini? Kalau nanti Panji mau bermesra-mesraan lagi ingatkan Bayu untuk meminta Panji mengoral penisnya. Demi apa bleh, disaat Bayu diservis Kevin ingatannya masih saja bermuara pada Panji.

"Ohh Kev,,, engh..." Bayu mendesis nikmat.

Kevin semakin menaikkan tempo melumat penis Bayu. Lidahnya membelit barang Bayu yang unyu berurat dan mungil itu. Mungkin rasanya seperti mengenyot lolipo, Bayu juga tidak tahu. Dia terus menumbukkan penisnya di langit-langit mulut Kevin, menghantam kepala penisnya hingga menyentuh tenggorokan Kevin. Sampai dia merasakan penisnya berkedut-kedut di dalam mulut Kevin.

"Kev akh... aku mau keluar,, engh..." tubuh Bayu mengejang, otot-otot perutnya berkontraksi, dia menggoyang-goyangkan bokongnya, terus menggumuli mulut Kevin hingga akhirnya dia merasa sperma keluar dari lubang kencingnya dan langsung ditelan begitu saja ama Kevin.

Bayu merasa lemas, keringatnya menetes-netes. Kevin bangkit dari tempatnya kemudia merenggut bibir Bayu dengan bibirnya, melumat mulut Bayu, dia menggigit bibir Bayu hingga terbuka, lidahnya terjulur menumpahkan sedikit sperma Bayu yang masih ada di sana ke mulut Bayu.

Rasanya asin, tapi Bayu terus menghisap lidah Kevin yang berlumuran spermanya untuk membasahi kerongkongannya akibat berteriak-teriak tadi.

"Kamu tidak jijik Kev?" tanya Bayu ketika Kevin melepas ciumannya.

"Tidak ada yang menjijikkan di diri lo Bay. Gue cinta ama lo." Kevin mencium Bayu sekali lagi.

Lalu dia bangkit dari tubuh Bayu, mengambil tas yang dia letakkan sembarangan tadi, mengganjalkannya di bawah pinggul Bayu. Wajah Kevin kemudian mencumbu selakangan Bayu, menghirup dalam-dalam aroma kejantanan Bayu yang sangat khas. Dia mengangkat kedua kaki Bayu, meletakkannya di kedua bahunya. Lidahnya terjulur, menyapu seputar selakangan Bayu, membersihkan jejak-jejak sperma di lubang kencing Bayu, menjilati biji pelir Bayu yang tumbuh jembut-jembut tipis. Kumis dan jambangnya menggelitik paha dalam Bayu, dan merangsang lubang dubur Bayu.

"Enghh..." Bayu mengerang saat lidah Kevin menerobos liang anusnya.

Kevin mengangkat bokong Bayu, kemudian meludahi lubang anus Bayu, kembali lidahnya bermanuver menembus liang Bayu yang sempit.

"Ohhh Kev... enghh..." Bayu mendesis-desis saat jari tangan Kevin masuk ke liangnya. Lubangnya terasa perih dan nikmat dalam waktu bersamaan. Bayu berteriak-teriak, mengerang berkali-kali saat Kevin menggerakkan jarinya di lubangnya. Ya ampun kenapa rasanya seperti anak perawan betulan?

Kevin membungkam erangan Bayu dengan mencium Bayu, sementara dia menambah ruas jari lidahnya terus menelanjangi rongga mulut Bayu. Nafas Kevin terengah-engah, menumbuk wajah Bayu, keringat panasnya menetes di muka Bayu.

Bayu mengalungkan kedua tangannya di leher Kevin, ikutan menjamah bibir Kevin. Duburnya berkedut-kedut hebat, dan itu membuat Bayu semakin ingin disentuh.

"Kev,.. hah.. ha... aku nggak kuat, masukin aku sekarang.."

"Lo yakin sayang?"

"Yes. Ah.. ah,.."

Kevin melepaskan jari-jarinya, dia memegangi penisnya yang sudah ngaceng, memposisikan penisnya di lubang Bayu yang nampak kemerahan, perlahan dia menusukkan kepala penisnya di mulut anus Bayu.

Bayu mengerang lagi, mendesis-desis nggak karuan, dia memeluk semakin erat tubuh telanjang dan berkeringat Kevin, membungkam desahannya di bahu kokoh Kevin.

"Engh...." Bayu menggeliat, perutnya mengejang. Penis Kevin yang membengkak dari ukuran normal itu terus meringsek dinding anus Bayu yang sangat terasa sempit. Kevin merem melek, nafasnya memburu, keringat semakin membanjir. Tangan Kevin yang kekar mendekap punggung Bayu, tangan satunya lagi masih mengusahakan penisnya untuk masuk sempurna ke sangkarnya.

Bayu merintih, ya ampun kapan terakhir dia ngentot ama Panji? Kenapa rasanya seperti pertama kali disodomi kayak gini? Tangan Bayu mencengkeram punggung Kevin yang licin. Sementara suaranya semakin parau karena berteriak-teriak.

Ini semacam sex adventure aja buat Bayu ya bleh. Ngentot di rumah saki sudah pernah, di pantry pernah, dan sekarang di basecamp mapala. Demi Tuhan, Bayu merasa sangat dimanja. Kira-kira entotannya nanti bakal dimana lagi ya? Ah Bayu sudah gila.

"Kev... ah..." Bayu menggeram ketika lubangnya terasa penuh. Rasa sakit, seperti dirobek, dan perih jadi satu dan berbaur dengan perasaan nikmat tiada tara.

Kevin masih mendekapnya, tersenyum hangat, "Gue cinta banget ama lo Bay. Gue bakal janji bisa ngebuat lo merasakan indahnya jatuh cinta," Kevin melumat bibir Bayu dengan halus, lidahnya menghisap bibir bawah Bayu penuh perasaan. Dia kemudian mencium kening Bayu, bebarengan dengan penisnya yang mulai bergerak di dalam Bayu.

Keringat gairah mereka bersatu, Kevin memaju mundurkan bokong padatnya dengan sayang sambil kembali menggauli mulut Bayu yang sudah bengkak.

"Bay,, hah... hah.. kalau kita merid,, lo mau punya anak berapa?"

Bayu Cuma tersenyum, menikmati percumbuan ini, dia menciumi leher Kevin, melumat dan menggigit kecil-kecil lehernya membuat Kevin semakin kesetanan meracau tidak jelas.

"Pliss sayang, gue cinta banget sama lo sayang."

Bayu ikut menggoyangkan pinggulnya supaya penis Kevin yang perkasa tersebut bisa mendobrak-dobrak anusnya dengan lebih panas lagi.

"Enghh,,, Kev..." Bayu melenguh, tatkala penis Kevin menggelitik prostatnya. Nikmatnya sungguh luar biasa, tubuhnya terasa bergetar dengan indah, perutnya kejang, jantungnya memompa dengan gerakan cepat. Dia mengeratkan pelukannya di bahu Kevin. Tubuhnya timbul tenggelam ditindih Kevin.

"Bilang kalau lo ahh.. ah,, juga sayang sama gue sayang." Bujuk Kevin disela gempuran penisnya merojok prostat Bayu. Wajahnya yang eksotis tersebut terlihat semakin menawan dengan kilapan keringat. Nafasnya terengah-engah. Dia mendekap punggung Bayu erat, sementara bokongnya tiada henti bermanuver.

Bayu menggeleng, menenggelamkan kepalanya di persinggungan leher dan bahu Kevin. Pinggulnya ikut menari seirama tempo Kevin.

"Aku, enghh... engh... tidak..." dia menggigit leher Kevin gemas, lidahnya menjilati keringat Kevin untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering, menghisapnya dalam.

Darah Bayu bergejolak, dia sangat menyukai tubuh telanjang Kevin mendekapnya tanpa ada penghalang apa-apa, saling bertegur sapa dan puting mereka yang mengeras bergesekan erotis. Bayu menggelinjang, menggeliat-geliat. Merasakan sensasi sedahsyat ini saat bersetubuh. Dia suka anusnya dimanja penis Kevin, dia suka dekapan tangan Kevin yang memeluknya posesiv, dia suka putingnya bertabrakan dengan puting Kevin, dia suka ciuman-ciuman Kevin, tapi dia tidak suka sama Kevin, tidak cinta sama dia. Atau belum? Bayu tidak tahu. Tubuhnya benar-benar terbakar sekarang. Panas, menggelora.

Pinggulnya berdansa seiring dengan genjotan penis kekar Kevin yang lebih kecil dari Panji, merangsek semakin intim ke area selakangan Kevin. Ini gila, bercinta sama Kevin maupun Panji benar-benar membuat Bayu melayang.

Penis Bayu kembali berkedut, oh dia akan orgasme kedua sementara Kevin belum sama sekali.

"Kev aku mau keluar,,, ah,,"

"Iya sayang, kita barengan."

Kevin semakin mendorong penisnya sambil mendengus-dengus, wajahnya banjir peluh, menetes-netes di muka Bayu. Menenggelamkan Bayu dalam gelombang kenikmatan tiada tara. Semakin cepat, hingga Bayu merasakan penis Kevin tambah besar, membengkak dan berkedut dahsyat di dalam lubangnya.

"Argghhh!!!" Kevin berteriak, bebarengan semburan spermanya yang memenuhi dubur Bayu, nafasnya terengah-engah, tubuhnya naik turun. Dia menatap Bayu sayu, sambil tersenyum.

"Cinta banget gue ama lo Bay," ucapnya putus asa, mencium kening Bayu.

===

Bayu melangkah dengan membawa perih di selakangannya, menuju kamarnya. Hari ini dia gagal menyelesaikan paragraf pertamanya dalam proses pembuatan skripsi, sebagai gantinya malah main kuda-kudaan sambil telanjang ama Kevin. Untung Gempita dengan baik hati meminjamkan laptopnya sehingga dia bisa melanjutkan mengetiknya di kamar.

Dia berharap tidak ada Panji, maupun Yani di rumah.

Bayu membuka pintu kamar, menghempaskan bokongnya yang masih tegang di atas kasur. Dia membuka tas ranselnya, mengeluarkan laptop Gempita dan memulai mengerjakan skripsi.

Oke, jadi dari mana tadi.

Oh sistem, Bayu membaca hasil ketikannya sewaktu di basecamp mapala tadi. Sistem adalah suatu jaringa kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk menyelesaikan....

Sudah sampai di situ saja. Terus sekarang lanjutannya apa. Bayu merogoh buku panduannya, mencari pengertian sistem, membaca satu persatu kalimat yang tercetak di sana. Aha jadi untuk menyelesaikan―

"Lencana!!!"

Bayu menoleh. Mendapati Panji sudah berdiri menjulang di ambang pintu lengkap menggunakan setelan pakaian kerjanya. Ya ampun, gangguan apa lagi sekarang. Bayu mengeluh, meletakkan buku panduannya, dan berpaling ke arah Panji.

"Ya ada apa?"

Panji berjalan mendekati Bayu, kemudian memeluk Bayu dan melepas kaos Bayu. 'ohmaigad anus guweeehhh'.

"Yani sedang praktik di rumah sakit Lencana. Saya ingin dilayani kamu sekarang." ucap Panji mulai menciumi leher dan ketiak Bayu.

Oh my― Oh Bayu ingat, dia ingin itu.

"Ya aku mau melayanimu asal ada satu syarat."

"Syarat? Apa syaratnya?"

"Aku mau penis aku masuk di mulutmu."

Panji mengernyit, keningnya berkerut, "Siapa yang mengajarimu seperti itu Lencana?"

Ow-ow, siapa? Siapa?

"Tapi baiklah."

'My sweety skripsi, sayah layani aki-aki dulu yah'

===

Tubuh Bayu terasa linu-linu akibat bercinta ganas dengan Panji. Tak tanggung-tanggung lima ronde sekaligus, dari doggy style, 69, pokoknya bikin anusnya Bayu semakin tampak jajar genjang deh.

Bayu melepas dekapan tubuh telanjang Panji yang merengkuhnya penuh kehangatan. Dia mau beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa sperma yang menempel di tubuhnya. Perlahan dia turun dari ranjang, takut membangunkan Panji yang terlihat damai dalam tidurnya.

Tiba-tiba ponselnya yang tergeletak di nakas berbunyi, Bayu nyaris terlonjak dibuatnya. Buru-buru dia mengambil benda tipis tersebut dan jantungnya langsung dilorot dari tempatnya.

Jin

My jun, i hv bad feeling abt u

Tangan Bayu gemetar membacanya. Bad feeling? Lagi? Sejak dia mengabaikan pesan watsapp dari Jin minggu lalu dan berakhir dengan kenyataan yang sangat menakutkan, Bayu bersumpah untuk tidak akan mengabaikan lagi pesan dari Jin.

Bayu menggerakkan jarinya takut-takut.

Me

Abt wat?

Pesan terkirim. Bayu menjadi cemas menanti jawabannya. Dilihatnya Panji sedang mendengkur pelan di tempat tidurnya.

Bayu bangkit, gelisah. Bergerak tidak tenang di dalam kamar. Tapi jawaban dari Jin tak kunjung muncul di watsappnya. Dia menggigiti bibir bawahnya. Perasaannya kacau. Kali ini apalagi yang akan menyerangnya? Kenapa harus Bayu? Apa salah Bayu sebenarnya?

Lima belas menit tetap tidak ada jawaban.

Setengah jam, dan Bayu mulai merasa kedinginan masih dalam keadaan telanjang. Dia meletakkkan ponselnya di nakas, berniat memakai bajunya tatkala suara deringan iphonenya mengagetkan dirinya. Bayu cepat-cepat membuka pesan dari Jin, dan ponselnya terjatuh seketika begitu netra madunya mentranslate isi dari pesan Jin.

Jin

Keramaian. Lo ad kgiatan d tmpat keramaian seperti demo msalnya?

ԙ��M\ 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top