2 (Edit Done)

"Hei adik kecil, sedang apa kau di sini menatap kegelapan malam?!"seru George heran melihat tingkahku yang masih berdiri termenung di pintu balkon

"Ohh....kakak..."ujarku kaget.

"Sedang apa kau? Mau terbang?"

Aku memukul lengan George yang selalu saja menggodaku.

George tertawa. "Kau mau berdansa denganku?"

"Itu yang kutunggu dari tadi, kak. Kau malah berdansa dengan gadis lain..."gerutuku

"Kakak juga kan harus mencari pendamping seperti Gaby."canda George. Ia menyodorkan lengannya yang disambut dengan riang oleh aku. Kami berjalan menuju lantai dansa di mana para pasangan sedang menunggu musik berikutnya.

"Wah dansa kali ini sepertinya akan bergantian."

Aku menatap George dengan gugup. Jujur aku memang tak pernah menari selain bersama kakak dan ayah. Melihat kemungkinan akan berdansa bersama pria tak dikenal lainnya membuat aku gugup setengah mati.

"Tenang saja. Kau sudah berlatih dansa dan aku yakin kau sudah pandai..."kata George membungkukkan badan padaku saat musik dimulai.

Aku menaruh tangan kecilku di bahu George. Tubuh kakakku begitu tinggi hingga membuat aku harus merentangkan tangan ke atas meraih bahu kekar George. George membawa aku menari berputar ruangan hingga tiba saatnya berganti pasangan. 

"Sampai jumpa lagi, Maddy."gumamnya seraya mengayunkan tubuh kecilku ke arah samping.

"Aduh!"seruku saat wajahku menabrak sesuatu yang keras dan liat. Aku mengusap hidungku seraya mengeluh dalam hati dan mendongak. Detik itu juga aku melongo. Mataku bertemu dengan mata biru indahnya. Pria yang tadi kulihat di balkon. Aku akan berpasangan menari dengannya?!

Pria itu membungkuk seraya mengulurkan tangannya dengan alis terangkat. Ia pasti bingung melihatku yang terus melongo.

Dengan gugup aku meraih tangannya dan menunduk. Jantungku serasa berhenti berdetak sesaat ketika merasakan tangannya yang besar memeluk pinggangku. Badannya begitu tinggi hingga tanganku kesulitan meraih bahunya.

Ini merupakan pertama kali aku berdansa waltz di pesta. Pertama kali pula aku berdansa dengan pria asing selain kakak dan ayah. Pria itu menggenggam tangan mungil dan merangkul pinggangku. Aku merasakan desiran yang aneh di seluruh tubuhku saat berdekatan dan bersentuhan dengannya. 

"Pegang lenganku saja, my little lady.."ujarnya dengan suara khas pria yang berat dan seksi. Mulutnya menyunggingkan senyum membuat dirinya terlihat tampan.

Aku mengangguk dengan wajah terasa panas membara. Pasti wajahku sudah merah padam saat ini. Bisa kurasakan ia terus menatapku. Aku bersyukur gerakanku tidak salah, tidak menginjak kakinya karena diriku sungguh gugup menari bersama pria ini. Musik terus mengalun mengiringi dansa kami berdua. Seakan dunia milik kami berdua saat ini.


"Siapa namamu? Aku tak pernah melihatmu."ucapnya

Aku mendongak dan sekali lagi kami bertatapan. Tubuhnya sangat tinggi hingga aku harus mendongakkan kepalaku padanya.

"Madeleine Calvert.."gumamku pelan.

"Ah putri bungsu dari earl of Sherrington?"tanyanya dengan alis terangkat.

Aku mengangguk.

"Kulihat kakakmu yang cantik juga diincar banyak pria di sini. Kau mirip dengannya."puji pria itu.

Aku hanya tersenyum gugup. "Terimakasih..."

"Namaku Henry Cavill. Kuharap kita bisa segera bertemu kembali.."tukasnya saat tiba ganti pasangan kembali. Wajahnya tampak tak suka karena harus melepaskan aku pada pasangan berikutnya.

Aku kaget dengan tindakan pria itu yang cepat dan mendadak. Ia merasa sesuatu yang menggelitik saat Henry mencium tanganku. Janggut dan bibir Henry serasa mengalirkan listrik saat mengecup tanganku dan membawa aliran hangat yang membuatnya tersipu malu. Refleks aku memalingkan wajah agar Henry tidak dapat melihat wajahku yang panas dan merah.

"Mari, my lady..."ujar seorang pria lain yang mengulurkan tangan padaku.

Aku meraih tangan pria itu dan berdansa bersamanya. Pasangan berikut ini terasa biasa saja. Tidak seperti saat ia berdansa dengan Henry. Henry...nama yang akan selalu kuingat, batinku dengan muka memanas. Aku melihat Henry berdansa dengan seorang gadis cantik. Aku merasakan perasaan tak suka melihat pasangan itu menari. Berharap bisa kembali berdansa dengannya. Tapi sayangnya putaran berikut membawaku pada pria lainnya. Bukan Henry....

"Ta da....kita bertemu kembali!"kata George tertawa saat kami bertemu kembali. 

Aku hanya tertawa dan bersyukur lagu berhenti pertanda dansa telah usai. Aku sungguh merasa lelah. Keringat mengucur di dahi. Gaun yang sesak membuatku gerah ingin segera berganti pakaian. Tapi kami masih belum bisa pulang. 

"Kau mau minum?"

"Ya kak...aku dehidrasi..."gurauku seraya mengibaskan kipasku ke arah wajahku. Merasakan sejuknya angin yang ditimbulkan dari kipas.

"Tunggu ya, akan kakak ambilkan."

"Ya ya..."sahutku sambil masih menutup mata menikmati angin kipasku.

"Lap dahimu dengan ini, my little lady."

Aku terhenyak kaget. Sontak kubuka mata dan melihat Henry yang sudah berdiri di depanku dengan sapu tangan di tangan besarnya. Sejak kapan ia ada di depanku?! Kenapa aku tak menyadarinya?! Apa ia melihat tingkahku dari tadi?! Mendadak mukaku memanas dan merasa malu.

Melihat aku yang hanya terdiam, Henry mengulurkan tangan mengelap keringat di dahiku dengan lembut. Dan aku hanya bisa menatapnya dengan mulut melongo. Jarinya yang menyentuh kulitku terasa panas. Seakan jarinya bisa mengalirkan listrik yang membuat jantungku berdetak kencang kembali. 

"Hei Henry...sedang apa kau dengan bocah kecil ini?!"

Aku melihat seorang wanita berdiri di samping Henry seraya memegang lengannya. Wanita itu terlihat anggun dan cantik dengan gaun kuningnya. Ia menatapku dengan tatapan tak suka yang jelas terlihat meski aku tak tahu untuk apa ia harus cemburu padaku.

"Jean, dia adik temanku. Tidak usah galak seperti itu..."tukas Henry

Aku merasa malu mendengar ia membelaku. Sekaligus senang. Kulihat wanita itu mencibir padaku.

"Ayo kita pergi keluar, bukankah kau bilang mau ajak aku jalan!"ujar wanita itu dengan manja bergelayut di lengannya.

"Oke...baiklah....."sahut Henry menghela napas. Ia menatap Maddy dan mengangguk untuk pamit padanya. "Sampai jumpa, my little lady..."

Aku hanya membalas dengan senyum dan menatap kepergian ke dua orang itu yang menuju ke luar rumah.

"Kau terlihat akrab bersama Henry..."ujar George dari belakang.

Aku menoleh kaget. "Kakak! Sejak kapan kau di belakangku, kenapa kau diam saja?!"ujarku seraya mengambil segelas air dari tangannya dan meminumnya hingga habis.

"Aku sudah melihat kalian dari jauh. Tidak berani menganggu pasangan yang sedang kasmaran..."goda George seraya nyengir.

Aku merasa mukaku memanas. "Jangan goda aku ah. Kau selalu saja menggodaku..."gumamku dengan malu.

George tertawa. "Usiamu sudah besar, sayangku. Kulihat dia sepertinya tertarik padamu.... Wow wow wow adikku bakal belum melakukan debut tapi ia sudah diincar!!"

"Oh kakak, stop!"seruku dengan muka makin panas. Lalu aku berbalik pergi dengan penuh malu. Entah mukaku sudah merah seperti apa. Aku sendiri juga bingung dengan apa yang kurasakan. Tak mungkin aku jatuh hati pada pria itu. Ia terlalu dewasa untukku. Dan aku sendiri pun masih muda. Belum saatnya mengimpikan hal demikian.

Malam itu juga merupakan malam yang indah bagi kakakku, Gabrielle. Hubungannya dengan Nicholas Foster menjadi lebih dekat. Mereka terus bersama seakan tak ingin berpisah. Semua tamu undangan melihat mereka tampak serasi, begitu pula denganku. Sang pria gagah dan tampan. Dan kakakku begitu cantik dan anggun. Begitu serasi. 

Hari sudah malam ketika kami pulang. Hati kecilku bertanya-tanya ke mana perginya Henry. Ia tak muncul lagi sejak keluar bersama wanita itu. Apakah ia langsung pergi dari pesta? Hai, kenapa aku jadi memikirkan pria itu? Aku baru saja bertemu dengannya. Hanya berbicara sesaat tapi kenapa wajahnya terus teringat dalam pikiranku?! 

"Maddy, ayo naik!"kata George yang bingung melihat aku hanya berdiri diam seraya menengok ke belakang, ke arah aula yang masih penuh dengan para tamu.

Aku menoleh. "Baik kak..."sahutku seraya menaiki tangga kereta kuda. Sekali lagi aku menengok ke arah rumah serta taman. Tapi tak terlihat sosoknya...











❤❤❤❤

To be continue...
Thanks buat teman-teman, berkat kalian cerita ini dapat rank 66
Sungguh aku tak percaya 😂
Sekali lagi terima kasih banyak
Semoga masih menyukai kisah Maddy dengan Henry di part ini...
Jangan lupa voment nya ya 😍😁😘
God bless you, all....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top