Chapter 15 - Kegilaan Futuristik

"Hampir semua data sudah ditransmisi ke dalam Kubus Metro. Beberapa saluran masih belum dapat diputus. Aku sedang berusaha mengamankannya. Sir Charles, yang harus dilakukan sekarang adalah menyelamatkan para mesin. Mother Maria sudah aku hubungi. Ia sekarang berada di lantai satu untuk mengevakuasi para mesin. Selama mereka tidak mendekat ke ruang kerja tim scanner, aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku akan memutus panggilan ini."

"Galileo, mau ke mana kau?!"

Charles masih berada di rooftop, berbicara dengan si Semangka melalui telepon. Keadaan markas tiba-tiba berubah menjadi kalut. Seluruh jaringan listrik dan meganet di sana sudah diputus. Namun, beberapa data seperti kode numerik yang menjaga bank terdalam belum dapat ditransmisi ke Kubus Metro yang digunakan Charles sebagai alat darurat untuk menyimpan segala macam informasi rahasia jika serangan tiba.

"Kedengarannya berbahaya, ya." Oscar masih duduk dengan santai di atas kursi lipatnya. Ia membolak-balikkan cangkirnya yang sudah kosong. "Bagaimana kalau kita turun. Masih ada kopi di dapur, 'kan?"

Charles fokus menekan tombol pada ponselnya. Ia tidak menghiraukan Oscar dan mulai berbicara, "Ini Charles, Chariot Corporation."

"Selamat pagi, Sir Charles. Anda sedang berbicara dengan markas B di Oxford. Ada yang bisa saya bantu?"

"Cepat kirimkan roket mini, pesawat ulang-alik, dan helikopter ke Menara Winston di Liverpool."

"Baik, Sir. Permintaan Anda akan segera diproses."

Oscar berdiri dari persinggahannya, menepuk pundak pria itu. "Hei, ada apa?"

"Berbahaya, ini sangat berbahaya. Virus mesin milik pemerintah Skotlandia yang diteliti oleh tim scanner bocor. Itu berhasil menginfeksi sistem komputer serta tiga orang yang bekerja di sana."

"Manusia seperti kita tidak akan terinfeksi, bukan? Lalu bahayanya di mana?" Oscar bertanya.

"Tingkat kontaminasinya adalah 85% terhadap mesin! Apa kau sudah gila? Kita harus cepat!"

Charles menarik tangan pria berambut botak itu, kemudian turun dari rooftop. Tidak ada waktu untuk menggunakan lift. Mereka berdua menerobos pintu tangga darurat. Tujuan mereka sekarang adalah mengambil Kubus Metro yang terletak di basement. Benda itu menyimpan jutaan data yang sudah dipindahkan oleh Galileo dari komputer pusat; menjadikan benda itu benda paling berharga yang ada di markas. Kelengahan tidak boleh memakan mereka. Mereka harus cepat sebelum virus itu sampai ke ruang bawah tanah.

Kaki mereka menapak di lantai kusam ruang basement. Gelap. Tidak ada penerangan di sana. Akan tetapi, Charles tidak menunjukkan itikad mundur sedikit pun. Bermodal lampu senter dari ponselnya, ia maju dan mencari di mana kubus penting itu tersimpan, di dalam sebuah ruangan yang penuh-sesak dengan kotak-kotak berisi mesin dan juga puluhan "wadah" untuk jantung-jantung yang dibuat dari memori serta kesadaran umat manusia.

"Sekarang siapa lagi yang kauhubungi?" Oscar bertanya, seraya menelusuri petak-petak dalam ruangan itu, mencari Kubus Metro.

"Aku sedang menghubungi Omega. Tapi sial, panggilannya tidak terhubung. Aku rasa, untuk sekarang kita harus fokus mencari kubusnya."

***

Sementara itu, di lorong lantai dua, Galileo sedang menggelinding dengan cepat. Meski markas terlihat aman dan tenteram seperti tidak terjadi apa-apa, sebuah entitas tak kasat mata tengah menggerogoti sistem dan bergerak secara cepat. Kekacauan ini adalah tanggung jawabnya, dan untuk memenuhi tanggung jawab itu, ia seoranglah yang harus menyelamatkan bank data pusat. Ketika menggelinding, tidak sadar ia menabrak kaki seseorang. Saat ia berdiri, matanya menangkap sesosok wanita cantik.

"Nona Omega, syukurlah aku bertemu denganmu."

Omega memiringkan kepalanya, bingung. Ia kemudian mengangkat Galileo yang panik tidak keruan. "Ada apa, Galileo? Kenapa kau terlihat panik? Dan kenapa kau mengenakan masker? Dan ... kenapa ada flashdisk antivirus yang menancap di kepalamu?"

"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya." Galileo mengeluarkan sebuah kantong dari balik punggungnya. "Tolong pasangkan ini ke kepala seluruh mesin yang ada di lantai dua. Virus sedang menyebar melalui sistem dan jaringan listrik. Aku minta tolong, Nona. Kaulah satu-satunya mesin terpintar selain aku yang bisa menyelamatkan markas dari kondisi mengerikan ini."

Omega menggenggam kantong itu, kemudian mengeluarkan satu flashdisk dari dalamnya, menusukkannya ke kepalanya. "Tidak apa-apa. Penjelasannya nanti saja. Bagaimana dengan Sir Charles?"

"Dia pasti sedang berada di basement untuk mengamankan Kubus Metro. Semua data perusahaan ada di sana, kecuali kode numerik pelindung bank data terdalam."

"Kalau begitu, cepatlah pergi ke lantai satu. Kau harus mengamankan kode numerik itu."

"Aku minta tolong, Nona Omega."

Omega mengangguk. "Serahkan saja padaku."

Galileo pergi, meninggalkan Omega yang masih berada di lorong panjang lantai dua, diam sambil menggenggam satu kantong penuh flashdisk berisi antivirus. Suasana pagi hari di markas memang benar-benar tenang. Tidak ada kekacauan yang dapat dirasakan secara fisik. Semuanya berlalu seperti hari-hari biasa. Namun, Omega mengerti ketakutan Galileo. Ia merasakan sesuatu berusaha menembus otak serta jantungnya. Sesuatu yang teramat tajam hingga menimbulkan rasa sakit.

Berkat antivirus ini, mereka tidak bisa menembus tubuhku. Tapi, apakah antivirus ini akan kebal sepenuhnya? Kami belum mengetahui mutasi dari virus ini dan apa yang akan terjadi setelahnya. Kau memang pintar, Galileo. Jika kau tidak menggelinding dan membentur kakiku, mungkin aku sudah sekarat sekarang.

Mengeratkan genggaman tangannya, Omega mengambil ancang-ancang. Ketika hitungan tiga ia kumandangkan di dalam hati, kakinya mendorong lantai dengan kuat. Ia melesat secepat kilat, masuk ke ruang-ruang yang ada di lantai dua, berusaha menyelamatkan para mesin yang masih tersisa.

***

"Ke mana si Semangka? Ini benar-benar buruk." Mother Maria duduk di depan pagar markas bersama dengan puluhan mesin anak buah Oscar. Ia memangku sebuah tablet kecil di pahanya, berusaha menjaga kekacauan internal ini agar tidak bocor ke luar.

"Mother," panggil salah seorang pegawai Chariot, "seluruh mesin di lantai satu berhasil dievakuasi."

"Bagaimana dengan yang ada di lantai dua?"

"Mereka masih belum diketahui keadaannya, Mother."

Mother Maria cemas. Ia menatap layar tabletnya dalam-dalam, lalu memukul tanah dengan kesal. "Ini benar-benar buruk. Sebagian kode numerik yang berfungsi sebagai password untuk melindungi data terdalam sudah diretas. Sekarang alamat kita terekspos oleh dunia luar. Tersangkanya adalah tim IT tentara Skotlandia!"

Tak lama kemudian, suara desingan terdengar keras dari langit. Roket mini, pesawat ulang-alik dengan baling-baling ganda, dan juga helikopter besar tiba di Menara Winston. Mother Maria menatap itu dengan ragu pada awalnya. Namun, ia sadar kalau itu adalah bantuan. Dengan cepat ia memerintahkan para mesin yang tidak berpengaman itu naik ke atas roket untuk kabur.

"Mother, ke mana kami harus pergi?" tanya salah seorang mesin.

Dengan wajah kesal Mother Maria menjawab, "Pergi ke mana saja! Sekarang pentingkan nyawa kalian di atas apa pun! Kalian tidak boleh terinfeksi virus itu. Demi Sir Charles!"

Layaknya para cucu yang takut kepada neneknya, mesin-mesin itu tidak menjawab amarah Mother Maria dan langsung naik ke atas roket mini. Dengan dorongan yang luar biasa kuat, roket itu melesat, terbang di langit tanpa arah dan tujuan.

***

| Sekilas INK-fo |

Kubus Metro adalah sebuah benda berbentuk kubus dengan ukuran 10x10 cm yang berfungsi sebagai alat penyimpan data perusahaan yang hanya diperuntukkan dalam keadaan darurat.

Antivirus yang diciptakan oleh Galileo dan anggota tim scanner adalah antivirus level rendah. Untuk menangkal Black Sabbath yang baru saja bocor, antivirus tersebut mungkin kuat. Namun, jika Black Sabbath sudah mencapai perubahan level pertama dan seterusnya, antivirus yang lebih kuat pasti akan dibutuhkan. Oleh karena itu, misinya sekarang adalah mengamankan data di komputer pusat dan menyelamatkan semua mesin dari ancaman kontaminasi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top