Bab 30 Awal Kehidupan Baru


Hari ini Abel dan Malik pergi ke kafe tempat kencan dengan WO di kawasan Kemang. Tempat yang dekat dengan rumahnya, dan WO juga ada acara di Kemang.

Untuk acara lamaran, Abel memilih yang simpel dengan gaun warna hijau lumut. Abel menginginkan dekorasi untuk lamaran hanya dengan balon gas dengan foil rumbai dengan tulisan huruf inisial namanya dengan nama Malik.

Tidak ingin acara lamarannya terkesan mewah, Abel tidak ingin menggunakan panggung mini. Hanya dengan kursi yang di tata berhadap-hadapan dan meja panjang di dekat kursi untuk tempat hantaran lamaran.

“Ce, saya mau semuanya simpel, ya? Acara lamaran hanya diberi tulisan inisial nama saya dengan Mas Malik, kursi di tata berhadap-hadapan dengan meja panjang di sebelah kursi untuk tempat hantaran. Mungkin sekitar 30 kursi nanti.” Abel sambil melihat-lihat foto contoh resepsi. “Terus untuk makanannya, saya mau nasi tumpeng, sop ayam, daging Steak dibuat kecil-kecil aja, sama timlo solo. Terus untuk makanan penutupnya, puding, terus apa lagi, Mas?” tanya Abel pada Malik yang juga melihat-lihat contoh foto dekorasi.

“Buah sama kue tart yang kecil-kecil, tuh,” jawab Malik yang kesusahan dalam memberikan jawaban.

“Oh, iya, itu. Sama jajanan pasar, ya, Ce,” ungkap Abel menyebutkan apa saja yang ia mau.

“Baiklah. Saya catat dulu. Nanti dekorasinya mau simpel kayak yang Mbak Abel mau tadi?”

“Iya, Ce. Tapi, untuk dekorasi pernikahan beda, ya. Saya penginnya di luar ruangan yang bisa membaur sama tamu undangan.”

“Ok. Dicatat.”

Membicarakan acara lamaran, tinggal menghitung hari sebab pernikahan kurang dua bulan lagi. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, mengurus ke sana ke mari membuat Abel tidak tanggap terhadap hari yang semakin cepat.

Di rumah, Yuri sudah sibuk menyiapkan segala hidangan untuk saudara-saudaranya yang datang. Dirinya yang dari Bandung, membuat saudara-saudaranya dekat untuk berkunjung, Jordan sendiri memang asli warga Jakarta, saudara-saudaranya banyak yang ke luar pulau bahkan ke luar negeri untuk suatu pekerjaannya.

Keluarga Malik sudah datang, ada sekitar 15 orang yang datang termasuk orang tuanya. Membawa makanan yang terbuat dari tepung ketan, seperti mendut, wajik, jadah, masih banyak lagi. Tiba di rumah langsung mengukus lagi agar tidak basi.

“Wis ganteng koe, Le,” (Sudah ganteng kamu, Le) puji Ike yang melihat penampilan Malik gagah hari ini.

Menggunakan baju batik warna hijau lengan panjang, sesuai dengan warna gaun Abel. Malik menggunakan celana Watchout warna hitam dan sepatu oxford warna hitam mengkilap. Jam tangan sebagai pemanis di sebelah kiri, dan rambutnya ia tata dengan rapi.

Malik hanya tersenyum mendengar pujian dari ibunya. Penampilannya yang terlihat keren, ia selalu menebarkan senyuman agar yang melihat ikut tersenyum.

Rombongan telah berjalan ke rumah Abel, dengan mobil pribadi sebanyak 4 mobil. Mereka membawa makanan khas Jawa saat melakukan lamaran pada seorang wanita, ada pisang raja, daun sirih dan temannya, mendut, wajik, ada juga batik Solo. Pakaian untuk calon mempelai wanita juga.

Tiba di rumah Abel, disambut hangat oleh keluarganya. Dekorasi yang sudah di tenda membuat rumahnya tampak teduh karena tidak tersorot sinar matahari.

“Mari, silakan masuk, Pak, Bu.”

Semua telah masuk, dan duduk di kursi yang telah disediakan. Menunggu Abel masuk ruangan, Malik tampak deg-degan. Mengumpulkan segala keberaniannya dalam mengucapkan lamaran nanti pada Jordan.

“Mas Malik, silakan dipilih, yang mana?” Pemandu acara menyuruh Malik untuk memilih Abel yang mana. Ada yang tertutup kain cokelat tua, dan hijau.

Karena tertutup kain, namun bawahnya terlihat jadi Malik tidak bingung untuk memilih Abel yang mana.

“Yang ini,” tunjuk Malik pada kain yang berwarna cokelat tua.

“Mas Malik jago, ya, memilih calonnya sendiri. Sudah hafal.”

Semua tertawa, membuat Malik malu. Abel duduk di depan Malik karena keluarga mereka duduk berhadap-hadapan.

Saatnya Malik mengucapkan kata-kata permintaan pinangan pada Jordan, sebagai ayah Abel, lalu meminta pada Abel, bersediakah menjadi pendamping hidup seumur hidupnya.

“Papah Jordan, saya sendiri, meminta pada Papah untuk menikahi anak papah yang bernama Abella Natasha. Apakah Papah bersedia mengizinkan saya untuk menikahinya?” Jordan melihat Malik yang gelisah, gugup dan grogi. Namun ia mampu menutupinya dengan senyuman yang ia berikan.

“Bel, diizinkan tidak?” Jordan bertanya pada Abel.

Abel hanya tersenyum menahan malu. Disaksikan banyak pasang mata keluarga besar. Yuri menggenggam tangannya untuk mengurangi kegugupan.

“Rupa-rupanya Abel malu untuk menjawab, Nak Malik.” Semua tertawa lagi. “Baiklah, saya sebagai orang tuanya mengizinkan Nak Malik menikahi anak saya.” Jordan memberikan mikrofonnya pada Abel.

“Abella Natasha,” panggil Malik dengan suara sedikit bergetar.

“Iya, saya,” jawab Abel yang juga gugup.

“Ada nama yang selalu tertulis di dalam hati, tapi belum tentu ia tertulis di atas buku nikah. Dan aku ingin kamu tertulis di keduanya. Will you marry me?” Malik yang perlahan berjalan ke hadapan Abel, kemudian menunduk di bawah Abel dengan memberikan sebuah cincin berlian yang mereka pesan.

Kata-kata yang Malik ucapkan sedikit lucu, namun romantis juga. Abel tersenyum mendengar penuturan Malik.

“Yes, I am,” jawab Abel jujur. Kemudian Malik menyematkan cincinnya di jari manis Abel lalu mengecupnya.

Acara selanjutnya menikmati jamuan yang telah disediakan. Saudara dari keluarga besar membawa hantaran masuk ke dalam rumah agar tempatnya tidak menjadi sempit.

Malik dan Abel telah resmi menjadi calon pengantin, karena acara akan diadakan dua bulan lagi. Dalam waktu dua bulan, harus sudah menyelesaikan undangan, souvenir, persiapan pernikahan, gaun, foto PreWedd.

Sangat memusingkan memang. Namun Abel dan Malik menikmatinya sebagai bumbu-bumbu dalam perjalanan menuju awal kehidupan yang sebenarnya. Yang akan ia arungi berdua bersama Abel hingga maut memisahkan.

Mendatangi tempat undangan dan souvenir, Abel bersama Yuri hanya memastikan desain yang ada pada undangan telah cocok dengan yang ia inginkan. Dengan bahan hard cover, undangan yang didesain sangat memuaskan mata Abel. Begitu juga dengan souvenir, Abel memilih kopi bubuk sebagai souvenirnya. Kopinya beli sendiri, wadahnya memesan pada undangan sekalian agar tidak mondar-mandir ke sana ke mari.

Persiapan pernikahan telah diurus oleh WO, kini Abel hanya perlu foto Prewedd. Foto yang akan dilaksanakan berenam sebagai tukang makeup dan tukang stylish, Jojo merangkap sebagai orang yang di suruh Malik untuk membelikan ini dan itu.

Bertempat di daerah Kebon Sirih, Abel menginginkan kesan fotonya bernuansa ala Timur Tengah. Dengan gaun rok ombak, ia duduk di sofa dan Malik berdiri di belakangnya dengan jas tidak ia kenakan, tapi dipegang di pundak pandangan menyerong, tidak melihat Abel tidak juga melihat kamera.

Sangat bagus menurut Abel. Ia menyukai dandanan Sinta yang tampak flawless dan fotonya seperti orang Timur Tengah.

🍁🍁🍁

Hari di mana setiap orang menginginkannya, mengimpikannya, menjadi seorang ratu dalam sehari. Hari ini, Abella Natasha akan dipersunting oleh seorang Malik Ramadhan, lelaki yang mencintainya dengan tulus, penuh kelembutan dalam memperlakukannya.

Melakukan ijab dan resepsi di ruangan terbuka, Abel memilih tempat di Jalan jeruk Purut Buntu, Kemang. Tempat yang mampu menampung undangan sebanyak 500 orang, sesuai dengan yang Abel undang. Jordan tidak banyak mengundang rekan kerjanya.

Begitu pun dengan Abel dan Malik tidak banyak mengundang rekan kerja. Yang banyak adalah saudara dari Jordan dan Yuri.

“Abel. Selamat, ya,” teriak Sinta dari jauh. “Semoga menjadi keluarga yang awet, rukun, bahagia dunia akhirat,” ucapnya sambil memeluk Abel.

“Aamiin. Makasih, ya, Sin. Selama ini udah mau direpotin sama aku buat ngurus acara ini,” tulusnya pada Sinta.

Sinta melepaskan pelukannya, dan mencubit pelan lengan Abel yang terbuka. “Itu gunanya sahabat. Btw, Naura mana? Matanya celingukan ke kanan dan ke kiri.

“Tuh, lagi makan.”

“Aku ke sana dulu, ya,” pamitnya setelah menciumi pipi Abel.

Malik berada di sebelahnya terlihat gemas melihat Abel seperti bidadari. Sangat cantik dan tidak bosan Malik untuk melihatnya. “Cantik banget, Bel,” bisiknya pada telinga Abel.

Bulunya meremang, seperti mendapat sengatan listrik. “Jangan mulai, deh, Mas. Banyak orang juga,” tegurnya. Abel berjalan meninggalkan Malik menuju tamu undangan yang sedang menyantap hidangan.

“Pengantin harusnya duduk di sana, tuh, di kursi pengantin,” canda Jojo yang sedang bersama Naura, Kris dan Sinta.

“Di sana bahaya,” terang Abel ambigu sambil melirik pada Malik.

Jojo yang tahu akan maksud Abel tertawa, begitu pun yang lain. Sinta dan Naura ikut tertawa melihat Abel seperti anak kecil yang takut dikejar anjing. Mereka semua melihat Malik yang baru saja gabung terkecuali Abel.

“Kenapa? Pada ngeliatin saya?” Malik duduk di sebelah Abel.

“Enggak, Pak. Tadi kata Abel duduk di sana bahaya,” jelas Jojo membuat semua tertawa lagi.

Malik tidak berkomentar, hanya melihat Abel dengan gemas.


End

M

akasih banyak untuk genk gesrek yang udah bantu semangatin setiap hari, emak-emak berdaster yang sibuk dengan kerepotannya ini memang selalu merepotkan #plak

Terutama buat mbak widi WidiSyah makasih banyak udah selalu semangatin aku dan okta Tsabitha1

Untuk neng geulis si ratu promo HairunnisaYs makasih banyak udah sering promoin, ini ratu gesrek iya, ratu typo iya, terus ratu apa lagi, ya?

Buat mak dep Dee14007 makasih banyak juga untuk bikinan covernya, lup yu pul dah

Terus ada nana Ravenura juga makasih banyak kadang suka ngingetin klo lupa, banyak lupanya sih padahal 😅

Terus yang baru SAH, azizahKai makasih banyak selalu suport, btw, syelamat yaak udah sekamar 🤭😅

Buat temen-temen ODOC lainnya juga terima kasih banyak, semoga kita bisa selalu bersama meskipun dalam dunia online dan saling suport 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top