7. 🌹 Sebuah Rahasia 🌹
Pandangan mata Wilya yang terlihat tenang itu, seperti menusuk Noah. Untung saja pandangan mata Wilya beralih saat ada dering telpon rumah. Wilya berjalan mendekati tempat telpon rumah yang juga terhubung ke telpon yang ada didalam kamar mereka. "Halo," jawab Wilya sementara Noah mengambil napas dalam-dalam. Ternyata telpon itu berasal dari Mamanya, saat ini Wilya sedang tersenyum lebar dan berbicara panjang lebar dengan Mamanya. Salah satu alasan Noah menikahi Wilya dan tidak mencari Gilsha adalah wanita yang sudah melahirkannya itu. Seruni tidak menyukai pekerjaan Gilsha, dan Noah juga saat itu tengah dibakar api cemburu melihat banyaknya Pria yang dekat dengan Gislah juga sering dia mendengar berita kalau Gilsha memiliki seorang kekasih.
Selama Wilya dan Mamanya berbicara panjang lebar, Noah memilih untuk pergi ke ruang kerjanya yang berada di lantai bawah rumah. Hari yang sudah malam membuat keadaan rumah itu terasa sepi. Baru Noah duduk di kursi kerja, bunyi dari benda hitam dalam saku celananya membuat Noah melihat pesan singkat yang masuk ke gawainya itu.
[Noah sedang apa? boleh aku tahu kenapa kau pergi? maaf jika kau terganggu dengan kehadiranku, aku akan menghindarimu sebisa ku.]
Noah berdecak membacanya, aneh sekali. Seharusnya dia merasa lega, tapi kenapa sekarang dia merasa kesal. Benarkah dia masih begitu mencintai Gilsha? Sementara saat ini Wilya yang sudah selesai bertukar kabar dengan ibu mertuanya itu, tanpa sengaja melihat dompet Noah terletak begitu saja diatas tempat tidur. Wilya mengambilnya, dan dia bermaksud ingin mencari keberadaan Noah. Dompet berwarna coklat itu iseng dibuka Wilya, sehingga dia tersenyum kala melihat foto Noah, dia bermaksud ingin mengambil foto itu dan mengganti dengan foto pernikahan mereka. Bergegas Wilya mengambil foto Noah tadi dari dalam slip dompet, sebuah foto lagi ternyata ada dibelakang foto Noah tadi. Wilya tidak percaya melihatnya, itu adalah foto seorang wanita yang Wilya tahu siapa. Seorang wanita yang di perkenalkan sebagai teman Noah, foto berukuran kecil itu tidak hanya satu namun di belakangnya ada beberapa lembar lagi. Satu yang membuat Wilya terbakar api cemburu, meski itu hanya masa lalu.
Noah_ pria yang berstatus suaminya saat ini, dalam foto tersebut mencium mesra hidung Gilsha. Kenapa Noah masih menyimpan foto-foto ini? jika memang mereka dulunya adalah sepasang kekasih, bukan berarti setelah menikah Noah pantas menyimpan semua yang Wilya genggam erat saat ini.
Wilya geram, hatinya sakit. Noah menyimpan rahasia hatinya selama ini? Apakah masih banyak lagi rahasia yang tidak ingin suaminya itu katakan padanya. Dia meletakkan kembali semua foto-foto tersebut, rapi seperti semula dia menemukannya. Niat untuk memasang foto pernikahannya sudah dia batalkan, ingin mencari Noah juga rasanya sangat malas.
Dia butuh berbaring sambil meredakan perih hatinya. Pikiran Wilya menerawang jauh, semua kebahagiaan yang dia dan Noah lalui selama ini, memang begitu di idamkan oleh semua pasangan yang sudah menikah. Bahkan meski banyak orang yang bertanya, mengapa Wilya belum hamil juga? Noah selalu bisa diandalkan untuk menjadi tameng dirinya. Hanya saja, Wilya tidak merasa di cintai oleh Noah, dia merasa ada yang asing saat Noah menatapnya atau ketika mereka bersama. Air mata Wilya jatuh tanpa ia sadari, dan ia dihantarkan tidur oleh lelah yang hatinya rasakan saat ini.
***
Pagi yang masih sama untuk Noah, Wilya telat bangun dan wanita itu menyiapkan semua keperluannya dengan terburu-buru. Noah sebenarnya tidak menyukai hal ini dari Wilya, tapi mau bagaimana lagi. Dia mengetahui hal ini setelah menikah, bagi dia yang selalu hidup teratur Wilya membuat rencananya berantakan. Seperti ingin minum teh atau kopi di pagi hari dengan nyaman, hal itu jarang sekali dia dapatkan. Ditambah lagi pagi ini Wilya tidak menjawab ketika dia bertanya dimana letak tas kerjanya, wanita itu hanya diam sambil memberikan apa yang ia cari.
"Aku pergi," kata Noah menghentikan langkah kaki Wilya yang ingin mendekat sambil membawakan teh jahe buatannya. Noah terus pergi tanpa perduli kalau Wilya terlihat berbeda pagi ini, ada sedih yang wanita itu simpan sejak semalam. Ketika deru mesin mobil Noah sudah semakin menjauh, Wilya menghembuskan napas lelah. Suara mbok Tuti yang memanggilnya memaksa Wilya untuk tersenyum. "Mbok saya tidak enak badan, ingin berbaring di kamar. Boleh bantu saya membereskan semua sarapan ini? dan tolong untuk makan malam nanti, mbok beli saja ya." Melihat wajah Wilya yang tidak bersemangat asisten rumah tangganya itu memaklumi. Dia melihat roti selai, beserta buah yang sudah ada dimeja makan dan tidak tersentuh sama sekali oleh tuan dan nyonya dirumah itu.
Sementara di sebuah ruang kerja, Noah tersenyum melihat laporan produksi yang terus meningkat. Dia mendengar langkah kaki beberapa orang diluar ruangannya, jendela kaca itu memperlihatkan Gilsha bersama managernya beriringan, mungkin menuju ke ruangan anak buahnya. Noah melihat Gilsha yang menatap ke arah ruang kerjanya tersebut, kemudian wanita itu memalingkan lagi wajahnya.Gilsha tidak tahu kalau dia melihat semua itu, karena kaca ruangan tersebut tidak bisa memperlihatkan bagian didalam ruangan Noah.
Noah kembali mencoba untuk fokus pada pekerjaannya lagi, hingga suara Tito menghentikannya. "Masuk," kata Noah mempersilakan Tito masuk diiringi Aldi sekretarisnya.
"Ada apa?" tanya Noah menatap Tito, karyawannya yang mengurus pemotretan serta konsep iklan di perusahaan.
"Pak Noah, maaf kita harus mencari model lain menggantikan Nona Gilsha." Mendengar itu Noah langsung melebarkan matanya.
"Ada apa ini? Bukankah dia sudah sehat?"
"Saya tidak tahu alasannya Pak, tapi dia dan managernya barusan saja datang ingin membatalkan kontrak kerjasama. Dia juga meminta surat denda atas pembatalan kontrak," jawab Tito lagi dengan raut wajah cemas.
"Aldi apa Gilsha sudah sedari tadi pergi?"
"Dia dan managernya baru saja pergi Pak, tidak lama sebelum kami ke ruangan Anda." Mendengar jawaban Aldi, Noah langsung bergerak cepat untuk mengejar Gilsha. Tidak, dia tidak ingin pesan yang Gilsha kirimkan semalam benar terjadi. Dia tidak ingin wanita itu menjauh darinya lagi, astaga dia benar-benar bimbang. Bagaimana bisa perasaan serta logikanya berubah-ubah seperti ini.
"Gilsha," panggil Noah tepat saat wanita itu keluar dari pintu utama perusahaan yang Noah pimpin. Pria itu tidak lagi perduli dengan pandangan karyawan yang ada disana, entah nanti mereka semua akan berbicara apa tentang dia dan Gilsha.
"Noah, ada apa?" tanya Gilsha terlihat sangat santai, senyumnya juga masih sama.
"Bisa kita berbicara sebentar?" Gilsha yang mendengar hal itu melirik kearah Lina, sebagai Manager Lina juga tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Gilsha sampai ingin membatalkan kerja sama. Bahkan dia rela membayar denda. Noah yang tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Gilsha akhirnya menarik tangan Gilsha untuk ikut dengannya menuju tempat parkir.
Bersambung....
Aku mau double up nih...tapi wajib rame komentarnya 🤭 aku tunggu ya....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top