12 🌹Gairah terlarang🌹

Lokasi tempat syuting sangat ramai, Gilsha sedang duduk di kursi santai karena bagian dirinya baru saja selesai. Tiga jam dia bekerja, dan sutradara akhirnya puas dengan semua adegan hari itu. Sebelum ke lokasi syuting, Gilsha sudah mengantarkan Noah ke sebuah Vila yang jaraknya berada di dataran yang lebih tinggi, dibandingkan dengan lokasi syuting dirinya.

Asisten baru Gilsha, yang bernama Rini membawakan dia air putih sesuai yang Gilsha pinta. "Terima kasih," kata Gilsha seraya tersenyum. "Lina sudah datang?" tanya Gilsha kepada Rini.

"Belum mbak Gil, dia tadi katanya akan langsung ke Jakarta kalau sudah selesai mengurus kontrak yang akan datang untuk Mbak Gilsha." Mendengar itu Gilsha mengangguk, dia berharap pekerjaan akan terus datang kepadanya.

Sutradara mendekati kursi tempat Gilsha beristirahat bersama satu orang aktor, yang menjadi lawan main Gilsha. Mereka mengajak Gilsha untuk pergi minum melepas lelah, tapi dengan sangat sopan Gilsha menolaknya. Alasannya dia sangat lelah, dan besok masih ada jadwal dia syuting lagi. Padahal semua itu tentulah karena Noah yang sudah menunggunya. Isi pikiran Gilsha saat ini adalah untuk menahan Noah lebih lama dari malam sebelumnya, kalau bisa Noah benar-benar tidak perlu pulang ke Jakarta malam ini.

Gilsha mengemudikan mobil seorang diri menuju sebuah Vila yang sudah Lina sewakan untuknya. Sementara itu dia meminta asistennya Rini untuk tinggal di sebuah penginapan, yang tadi juga dia antarkan. Saat Gilsha membuka pintu vila berwarna biru muda itu, tidak ada tanda-tanda Noah didalamnya. Gilsha menaikkan satu alisnya, dia bingung kemana Noah pergi.

Gilsha membuka kamar utama vila, dia tersenyum karena Noah sudah terlelap di tempat tidur masih menggunakan kemeja kerja dan celana yang sama. Gilsha menggelengkan kepalanya, dia membuka koper yang ia bawa dari Jakarta dengan pelan. Mengeluarkan kaos polos pria juga celana berbahan kain pria. Gilsha mengamati wajah Noah lekat, mengecup kening pria itu kemudian dia menggoyangkan lengan Noah, agar dia bangun.

"Noah ...ayo bangun dulu," panggil Gilsha lembut. Dia kemudian terkejut karena tubuhnya sudah di tarik Noah hingga kini dia berada di bawah pria itu. Mata Gilsha menatap sorot mata Noah yang kini sedang tersenyum. Posisi ini terlalu berbahaya, dia sadar itu. Hanya karena keinginan egois yang ia miliki, ide nakal untuk merayu Noah itu membuat jemari Gilsha membuka kancing kemeja Noah dengan gerakan sensual yang dia lakukan.

"Gilsha kau menggoda ku," tanya Noah dengan satu alis terangkat tapi senyum yang pria itu berikan seolah dia menyukai hal tersebut.

"Apa kau tergoda?" tanya Gilsha manja, dia terus melakukannya dan sedikit bangun dari posisinya tadi, melepaskan kemeja Noah dengan lembut. Setelah itu mata mereka saling beradu, Noah yang memulainya. Memagut bibir Gilsha kemudian mengusap lembut daerah leher serta rambut Gilsha.

"Noah," panggil Gilsha disaat ia terbang dibawa oleh sengatan gairah yang Noah berikan.

"Ya sayang," jawab Noah kemudian dia menggigit kecil telinga Gilsha.

"Aku menunggumu melakukan ini sayang," katanya kemudian mata Noah menatap dalam lagi netra Gilsha. "Aku selalu menunggu mu menyentuhku, kita sama-sama menggapainya kemudian setiap hari saling memadu kasih dimana saja yang kita inginkan." Noah tercekat mendengar hal itu, gairah sebagai seorang pria tentu saja terpancing. "Namun, jika kau juga menginginkan hal yang sama denganku. Aku mohon kau menikahi ku, tidak harus di publikasikan karena aku sadar kalau kau sudah memiliki istri. Hanya aku minta, apa yang akan kita lakukan bukan zina, dan sebuah dosa besar. Namun, jika kau tidak ingin menikahi Ku, aku terima karena aku yang membuat janji pada diri sendiri siapa yang berhak menyentuh Ku lebih dulu."

Pintarnya Gilsha mengatakan hal itu kepada Noah, setelah mengatakannya Gilsha melanjutkan rayuannya dengan mengecup ringan lengan serta dada bidang yang Noah miliki. "Hentikan Gilsha," ujar Noah menahan erangannya. Gilsha memang berhenti, dia bahkan bangun dengan menyingkirkan tubuh Noah yang berada di atasnya.

Noah berpikir Gilsha marah, dia ingin memanggil wanita itu, tapi dia salah. Gilsha membuka satu persatu pakaian yang wanita itu pakai, menyisakan dalan berwarna hitam saja. Kulit seputih porselen itu sangat kontras dengan kain yang menutupi daerah sensitif Gilsha.
Setelah memperlihatkan lekuk tubuhnya kepada Noah, Gilsha memutar tubuhnya lagi. Noah kehilangan kata-kata, tubuh itu begitu sempurna bahkan diluar dugaannya. Gilsha memiliki postur tubuh yang di sukai setiap pria, tidak terlalu kurus. Tubuhnya berisi di bagian-bagian yang tepat, seperti bokong dan payudaranya.

Noah menelan air liurnya sendiri, saat dia melihat Gilsha menggunakan baju tidur tipis dari dalam lemari yang berbahan renda serta menerawang. Noah sudah tidak melihat penutup berwarna hitam tadi, dia tidak ingat kapan Gilsha melepaskannya. Noah berpikir Gilsha akan naik ke atas ranjang dan menggoda dirinya, tapi dia salah. Gilsha hanya tersenyum menatap dirinya, kemudian keluar dari dalam kamar.

"Sayang....," panggil Noah ketika Gilsha sudah benar-benar berada diluar kamar. Karena tidak ada sahutan Noah ikut keluar dari kamar itu. Dilihatnya Gilsha bergerak mengeluarkan makanan dari lemari pendingin, Noah tidak habis pikir kepada Gilsha. Apa wanita itu akan memasak dengan menggunakan pakaian seksi itu?

"Tunggu saja di meja makan, ini tidak akan lama."

"Ya," kata Noah menuruti keinginan Gilsha. Dari meja makan yang jaraknya tak jauh dari dapur, Noah bisa melihat setiap pergerakan tubuh yang menggoda imannya itu.

Gilsha memang tidak lama disana, dia sudah menghidangkan pasta dan juga membawa air mineral untuk mereka minum. Ketika Gilsha meletakkan piring berisi pasta ke depan Noah, pria itu menarik tubuh Gilsha duduk di pangkuannya. "Kau ingin mengujiku bukan, aku ingin membuatku gila karena memikirkan ini?" tanya Noah kemudian dia membuka tali penutup tubuh Gilsha.

Senyum puas Gilsha menghiasi wajahnya, dia mengecup ringan bahu Noah yang terbuka. "Apa istrimu tidak memberikan sensasi ini Noah?" Gilsha semakin berani menggoda mantan kekasihnya tersebut. Dia bergerak perlahan di atas Noah, ingin meruntuhkan pertahanan Noah. "Wilya adalah wanita yang baik, jangan pernah bandingkan dirimu dengannya. Karena kalian berbeda Gilsha." Meski tidak suka mendengar hal itu, Gilsha tetap memagut bibir Noah. Entah berapa lama cumbuan mereka lakukan, yang pasti Gilsha akan membuat Noah tidak akan melupakannya.

Bersambung....

🥲 Tadinya ini part gak mau diriku buat, tapi ya greget cerita pelakor tanpa triknya ya 😅🤭

Komentar aku tunggu loh...😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top