xiv| Peristiwa Bullying di Indonesia

BULLYING atau juga disebut perundungan merupakan salah satu tindak kekerasan atau bentuk intimidasi yang umumnya terjadi di kalangan anak-anak hingga usia remaja.

Menurut penelitian, tindakan perundungan ini terjadi murni karena niat jahat seorang pelaku, serta perilaku “berbeda” yang ditunjukkan si korban.

Karenanya, jika tidak dilakukan tindakan pencegahan, kasus bullying ini akan berdampak pada kondisi mental dan psikologis korban yang dapat berujung pada kematian.

Di Indonesia sendiri, tercatat bahwa 84% anak usia 12-17 tahun pernah menjadi korban bullying. Bahkan, sejak Januari hingga Juli 2017 lalu, tercatat ada 17 pengaduan kasus bullying yang diterima oleh layanan telepon sahabat anak (Tespa).

Tapi tahukah kamu?

Murid Korban 'Bully' di Indonesia Tertinggi Kelima di Dunia
Data hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018 menunjukkan murid yang mengaku pernah mengalami perundungan (bullying) di Indonesia sebanyak 41,1%.
 
Angka murid korban bully ini jauh di atas rata-rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. Selain itu, Indonesia berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan.
 
Dikutip dari Detiknews.com, Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Faqih menilai perundungan terjadi karena adanya masalah fisik, terutama untuk murid yang memiliki kebutuhan khusus.
  
Selain mengalami perundungan, murid di Indonesia mengaku sebanyak 15% mengalami intimidasi, 19% dikucilkan, 22% dihina dan barangnya dicuri.

Selanjutnya sebanyak 14% murid di Indonesia mengaku diancam, 18% didorong oleh temannya, dan 20% terdapat murid yang kabar buruknya disebarkan.

Masyarakat Indonesia juga sempat dihebohkan oleh beberapa video bullying yang menjadi viral di berbagai media sosial. Berikut ini   beberapa kasus bullying di Indonesia, di antaranya,

Kasus bullying di Thamrin City
Pada 14 Juli lalu, beredar sebuah video bullying yang melibatkan sejumlah anak SMP yang diduga berlokasi di Thamrin City. Dalam video tersebut terlihat jelas aksi kekerasan yang brutal dilakukan oleh sekelompok remaja tediri dari perempuan dan laki-laki.

Mereka tampak menganiaya seorang remaja perempuan hingga mengalami luka parah. Setelah ditelusuri, pelaku disinyalir terdiri dari sembilan orang dari sekolah berbeda yakni, dua SMP dan empat SD yang ada di sekitar Tanah Abang. Semuanya merupakan teman sepermainan dan telah membentuk sebuah geng bernama Brother of Santay (BOS).

Universitas Gunadarma
Dari sekian banyak kasus bullying yang terjadi di Indonesia, tindakan perundungan di Universitas Gunadarma lah yang paling banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak, dalam sebuah video yang beredar pada 16 Juli 2017 lalu, terlihat jelas seorang pemuda yang diduga berkebutuhan khusus tengah menjadi korban bullying. Tas korban tampak ditarik oleh seorang mahasiswa hingga terhuyung. Ia pun kemudian sempat melemparkan tong sampah kepada si pelaku.

Alih-alih menolong sang korban, mahasiswa yang melihat kejadian tersebut malah ikut menonton sambil bertepuk tangan. Setelah melakukan penyidikan, kabarnya pihak universitas telah memberikan tindakan tegas kepada para pelaku.

SMPN 18 Tangerang Selatan
Nasib tragis juga dialami oleh seorang siswa SMPN 18 berinisial MS (14 tahun). Dia menjadi korban bullying oleh sekelompok siswa dari kelas yang berbeda. Akibatnya, MS mengalami luka parah di sekujur tubuhnya dan terpaksa tidak bisa mengikuti kegiatan sekolah, padahal Ujian Tengah Semester (UTS) sedang berlangsung.

Menurut pengakuan korban, kejadian ini terjadi pada Senin 5 Maret 2018, sekitar pukul 09.30 WIB. Saat jam istirahat, 3 orang pelaku tiba-tiba mendatangi kelas MS dan memaksanya agar ikut mendaftar pertandingan futsal.

Karena menolak ajakan terebut, ketiga siswa itu kemudian terlibat cekcok hingga berujung pada tindakan penganiayaan. Salah satu pelaku bahkan nekat menggunakan batu untuk memukul wajah MS.

Akibatnya, korban mengalami luka sobek pada bagian kepala, luka lebam di bagian wajah dan mata.

SMAN 3 Setiabudi Jakarta
Kasus bullying juga menimpa salah satu siswi kelas XII di SMAN 3 Setiabudi Jakarta. Ia menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya yang menjadikan kepalanya sebagai asbak rokok, dan sengaja menumpah minuman. Tidak hanya itu, siswi malang itu juga dipaksa merokok dengan bra di luar seragam. Kejadian ini berlangsung pada April 2016 lalu.

Melihat kasus bullying yang cenderung makin membesar, kita sebaiknya mencari satu solusi untuk menghindari hal semacam ini. Dimulai dari pengawasan orang tua, pola asuh, dan juga peran guru dan orang sekitar.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top