Ganja

Ganja

Belakangan ini, kasus narkoba semakin marak terjadi. Bahkan itu dilakukan oleh artis.
Ganja atau mariyuana adalah psikotropika mengandung tetrahidrokanabinol[1] dan kanabidiol yang membuat pemakainya mengalami euforia. Ganja biasanya dibuat menjadi rokok untuk dihisap supaya efek dari zatnya bereaksi.
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Ganja menjadi simbol budaya hippie yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu, ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisasi yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadu yang menyembah dewa Siwa menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap hasis melalui bong dan minum bhang.
Sejak 10 Desember 2013, Uruguay melegalkan ganja untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi di negara tersebut.
Beberapa negara menggolongkan tumbuhan ini sebagai narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetis atau semisintetis yang merusak sel-sel otak. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia. Meskipun dampak penggunaan ganja bagi kesehatan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, tetapi kadar tetrahidrokanabinol pada ganja yang semakin meningkat dari tahun ke tahun patut diperhatikan. Kadar tetrahidrokanabinol pada daun ganja dulu berkisar antara 1% sampai 4%, saat ini kadarnya bisa mencapai 7%. Semakin meningkatnya kadar tetrahidrokanabinol dapat menyebabkan seseorang semakin mudah mengalami ketergantungan terhadap ganja.[4]

Penggunaan narkoba atau obat-obatan terlarang bukan hanya dilarang, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan tubuh. Dari semua jenis obat-obatan terlarang yang ada, ganja menjadi salah satu yang cukup populer dan diklaim bisa membantu mengatasi beberapa jenis penyakit. Kendati begitu, penggunaannya tidak boleh sembarangan. 
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) adalah hal yang harus dihindari. Badan Narkotika Nasional (BNN) Indonesia menyebut bahwa narkoba merupakan bahan atau zat yang dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Dalam jangka panjang, penggunaan obat-obatan bisa memengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologis, seperti pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. 
Jenis Narkotika dan Bahayanya 
Jenis narkoba yang cukup populer adalah ganja dan sabu. Keduanya berasal dari golongan yang berbeda, tetapi sama-sama bisa memberi dampak berbahaya bagi tubuh. Sebenarnya, ganja memiliki efek yang lebih ringan dibanding jenis narkoba lain, tetapi sebaiknya narkotika jenis tanaman ini tidak disalahgunakan. Secara umum, penyalahgunaan narkoba bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan secara keseluruhan. 
Ada beberapa jenis narkoba yang penggunaan diperbolehkan, yaitu untuk kalangan medis dan penelitian. Artinya, tidak sembarangan orang bisa dan boleh menggunakan narkoba dengan bebas. Jika penyalahgunaannya berlanjut, ganja, sabu, maupun jenis narkoba lainnya bisa memicu gangguan kesehatan yang berbahaya, di antaranya: 
Dehidrasi 
Kekurangan cairan tubuh alias dehidrasi menjadi salah satu jenis gangguan kesehatan yang bisa terjadi. Pasalnya, penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan terganggunya kesimbangan elektrolit di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan cairan. Dehidrasi tidak boleh diabaikan begitu saja karena bisa memicu kondisi yang lebih berbahaya, seperti kejang-kejang, halusinasi, sesak napas, hingga masalah pada organ tubuh. 
Kerusakan Otak 
Salah satu bagian tubuh yang paling mungkin berdampak dari penyalahgunaan narkoba adalah organ otak. Obat-obatan terlarang ini bisa memicu gangguan pada kemampuan berpikir dan merusak struktur otak. Dalam jangka panjang, penggunaan narkoba bisa menyebabkan seseorang kehilangan memori serta menghambat fungsi otak secara keseluruhan atau sebagian. 
Baca juga: Alasan Kecanduan Narkoba Dapat Sebabkan Skizofrenia
Halusinasi
Penggunaan ganja bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami halusinasi. Jika digunakan dalam jangka panjang dan dosis yang besar, jenis narkoba ini juga bisa mengakibatkan penggunanya muntah, mual, serta gangguan kecemasan. Selain itu, penggunaan dalam waktu panjang juga bisa mengakibatkan seseorang mengalami dampak yang buruk, seperti gangguan mental, serangan panik, dan depresi. 
Penurunan Kesadaran 
Penggunaan narkoba dalam jangka panjang dan dosis berlebihan bisa menyebabkan seseorang mengalami penurunan kesadaran. Ganja maupun narkoba yang digunakan memang bisa memberi dampak “high” alias membuat tubuh terasa tenang. Namun jika berlebihan, penggunaan obat-obatan terlarang bisa menyebabkan penurunan kesadaran secara drastis. Pada tingkat yang lebih parah, hal ini bisa mengakibatkan penggunanya tidur terus-menerus dan berujung pada hilangnya nyawa. 
Gangguan Kualitas Hidup 
Penggunaan narkoba bisa menyebabkan efek ketergantungan, dan hal ini pada akhirnya menyebabkan gangguan kualitas hidup. Ganja maupun jenis narkoba lain bisa menyebabkan penggunanya sulit berkonsentrasi, mengalami gangguan kesehatan, hingga berurusan dengan hukum karena peredaran narkoba adalah hal yang dilarang. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top