R-9 ⚠️
Naree pov
Acara pernikahan kami hanya dilakukan disebuah tempat terpencil, layaknya pasangan Wonbin dan istrinya.
Yg ikut juga hanya beberapa orang saja. Hanya Yeonni, Jimin, kedua orangtua Jungkook dan Yoongi.
"Ah, aku capek."
Kami baru saja pulang ke rumah Jungkook, tepatnya yg kini sudah menjadi tempat tinggalku juga.
Aku resmi menikah dengannya tadi siang.
Jungkook juga ikut rebahan di samping kasur. "Sayang," panggilnya mulai menye menye di sampingku.
Telingaku langsung terusik mendengar suaranya tsb.
Mau apalagi anak ini?
Gak tau apa aku capek
(Sedikit info : jadi pengantin itu capek lo guys)
"Ini kan malam pertama, masa langsung tidur sih. Ritualnya mana?" Ucapnya sambil memplintir plintir ujung rambutku.
#kokmiripcabe?
"Aduh sayang, aku capek banget nih! Besok besok aja ya. Malam ini cuti dulu, biarkan aku istirahat. Oke?"
"Yah... yang, sayang," panggilnya lagi.
Tapi aku berusaha diam, tetap merem--pura pura tidur.
"Ya sudah deh," ucapnya juga, aku pun lega.
Aku pikir semuanya telah berakhir, tapi aku salah besar. Jungkook tiba tiba membuka celanaku, lalu menusukku secepat kilat.
"Jungkook!! Kamu ngapain sih?!" Teriakku tidak terima.
"Kamu kan capek, ya sudah kamu tidur saja sana. Biar aku yg main sendiri sama tubuhmu hehe," ucapnya polos.
ANJIR
PENGEN GW LEMPAR NIH ANAK!!
☆☆☆
Lupakan malam pertama kami yg norak itu, itu mah lantaran aku kecapean makanya nolak.
Aslinya mau mau banget kok! Hehe
Sekarang aku sudah berstatus sebagai istri Jungkook, tapi aku masih kerja sama dia dan gajiku tetap sama.
Untung di rumah dikasi jajan lagi, klo gak mah mana cukup!!
Jungkook selalu memintaku nyari pembantu buat bersih bersih rumah, tapi aku nolak. Lantaran pernah diselingkuhi, ntah kenapa aku jadi suka curigaan.
Gak mau suamiku dekat dekat sama cewek mana pun. Tau deh biasa mba mba yg nyuci baju, ngepel pake rok mini itu kan gak lucu?!
Walaupun sekarang aku sering kewalahan karna ada tiga pekerjaan pokok yg harus aku kerjakan, kantor, rumah dan pisang, tapi aku yakin asal terus semangat aku pasti bisa melaluinya.
Semangat, Naree!!
Kamu pasti bisa menjalani kehidupan barumu bersama Jungkook.
,
Jungkook sedang memelukku di pelukannya, dimana aku sedang rebahan di tubuh kekarnya itu.
Dengan posisi tubuh kami yg hanya diselimuti oleh selimut kecil itu. Jangan tanya kami habis ngapain, biasa pengantin baru.
"Sayang, kamu mau punya berapa anak?" Tanyaku pada pada Jungkook.
Yup! Pekerjaan selanjutku, yaitu menjadi seorang ibu dan melahirkan bayi bayi yg lucu untuk Jungkook.
"Terserah, asal milik kita berdua, aku pasti akan mencintainya seperti aku mencintaimu." Jungkook pun mengecup rambutku lembut.
Ah, aku sangat suka kehangatan yg ia berikan ini.
"Bagaimana kalau 7?" Sambungku kemudian.
"7? Mau buat boyband ya?"
"Iya, terus aku namai Bangtan Boys. Hehe"
#abaikan
"Ya udah buat sekarang yuk!" Lanjut Jungkook cepat.
"Tapi kan kita baru saja--"
"Tadi gak sempat aku masukin, sekali lagi ya," pintanya cepat lalu menindih di atas tubuhku.
Tapi belum juga adiknya tsb memasukiku, hapenya pun tiba tiba berdering.
"Angkat Kook, mana tau penting." Tolakku cepat.
"Gak ah, malas. Ganggu saja."
"Angkat gih!" Paksaku juga, mau gak mau Jungkook pun terpaksa melirik hapenya juga.
Setelah melihat siapa peneleponnya tsb, Jungkook pun langsung mengangkatnya. "Halo, Yoongi hyung. Ada apa?"
"Kedua orangtuamu kecelakaan, Kook!" Jawab Yoongi di seberang sana yg membuat Jungkook terkejut seketika.
"A-APA? Bagaimana bisa? Kamu tidak bercanda kan, hyung?"
Kulihat mata Jungkook sudah memerah, hatiku pun ikut gak karuan jadinya.
Apa sebenarnya yg sudah terjadi?
Belum juga memutuskan teleponnya, Jungkook pun tiba tiba sudah menangis di tempat. Walaupun ia masih berusaha menahannya.
"A-aku akan segera kesana, hyung hiks."
Bip
Dan panggilan pun terputus, Jungkook langsung menurunkan kepalanya menangis tersedu sedu.
Aku pun langsung menghampirinya dan memeluknya erat. "Ada apa, sayang?" Tanyaku juga.
"Orangtuaku kecelakaan, Yeon. A-Appa meninggal di tempat hiks sedangkan umma--" Jungkook beneran tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi, aku juga tidak ingin memaksanya lagi.
Aku pun mempererat pelukanku, ku harap ia bisa lebih tenang sekarang.
Hatiku juga ikut hancur melihatnya menangis seperti ini, tanpa sadar aku malah ikutan menangis.
Jungkook pun melepaskan pelukanku, menatapku dengan matanya yg masih berair itu. "Sayang, kita harus kembali ke Korea sekarang," ucapnya kemudian.
KOREA
Tempat dimana kenangan burukku berawal, aku sungguh tidak ingin kembali ke tempat itu lagi.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top