R-3 ⚠️
Taehyung pov
Ku angkat tubuhku hingga ke posisi duduk, ku lihat Naree sedang tidur nyenyak di sampingku. Aku ingin membangunkannya, tapi aku sedikit tidak tega.
Ketika hendak ku cium bibirnya yg empuk itu, hatiku pun tiba tiba meronta. Oh shit, apa yg sedang aku lakukan?
Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan mencuci wajah tampanku ini. Ku lihat pantulan diriku di dalam cermin, masih sangat tampan eh (?)
"Kim Taehyung, ingatlah! Kamu tidak boleh menyukainya! Menyukai yeoja yg nernama kim Naree itu."
☆☆☆
Sebentar lagi kami akan segera menikah, tapi ntah kenapa kondisi ibunya Naree masih kelihatan stabil saja.
Bukankah ia akan segera meninggal? Lalu kenapa?
Apakah aku harus melakukan rencana B? Ucapku dalam hati.
Hari ini kebetulan aku dan Naree akan mencoba baju pengantin kami, tapi aku pergi sendiri karna langsung berangkat dari tempat kerjaku. Aku sekarang bekerja disebuah rumah sakit, sebagai dokter spesialis kandungan (?).
Ntah la terserah kalian saja mau jadi specialis apa, haha
Dan tadi pagi sebelum berangkat kerja, ku temukan mobil calon mertuaku yg di parkir di luar area gedung apartemen kami. Ntah kenapa tiba tiba tersirat hasrat untuk mencelakainya.
Ku potong rem mobilnya dan berharap, sesuatu yg buruk akan menimpanya.
Kini aku tengah menunggu kedatangan calon istriku yg cantik jelita ini, tapi ntah kenapa sudah setengah jam berlalu ia belum juga muncul, akhirnya aku pun memutuskan untuk menghubunginya saja.
"Hallo, Naree ya, kamu dimana?" Tanyaku.
"Oppa, mian. Tadi aku lagi sibuk mengurus perpisahan sekolah. Dan aku sempat pulang kerumah, HP ku ketinggalan."
"Ya kamu ini, sudah besar masih saja suka kelupaan."
"Jadi dimana kamu dimana sekarang? Apakah perlu aku menjemputmu?"
"Gwencana oppa, aku sedang menuju kesana. Untung umma belum berangkat, jadi aku lagi nebeng mobilnya."
"A-APA??" Kejutku, gimana tidak. Aku tau ada masalah dengan mobilnya itu.
"Apa katanu, kamu--"
"Naree ya, dimana kamu sekarang? Aku akan segera kesan--" Tapi sepertinya aku telat, suara desitan mobil tiba tiba terdengar dan terakhir suara pecahan itu pun menghamtam kuat ke gendang telingaku.
"NAREE! KIM NAREE!!"
Otakku seketika blank, apa yg terjadi.
Apa yg telah terjadi??
HP ku pun jatuh tergeletak di lantai, ya ampunnn apa yg telah aku lakukan?
,
Akhirnya setelah lama berada di ruang operasi, Naree pun di pindahkan juga keruangannya sendiri.
Dan lagi lagi gadis ini harus tinggal di rumah sakit.
"Naree ya, kamu sudah siuman. Apakah ada yg terasa sakit--" Pertanyaanku tiba tiba terhenti ketika Naree memegang erat salah satu tanganku.
"Umma, mana umma?" Tanyanya dengan suara parau, bahkan hampir tidak jelas.
"Umma, dia...." suaraku tercekat, melihatnya seperti ini aku jadi tidak tega untuk melukainya lagi.
"Ada apa dengan umma, oppa? umma mana?" Naree mulai menangis, aku jadi ingin memeluknya erat.
Ku elus kepalanya lembut dan berharap ia bisa sedikit tenang.
"Umma-telah-meninggal," ucapku juga.
Teriakan beserta tangisan Naree pun langsung pecah, aku hanya bisa mempererat pelukanku. Ntah kenapa melihatnya seperti ini aku jadi merasa bersalah.
Apakah salah aku telah melakukan pembalasan ini, tapi aku--?
Naree ya, apa yg harus aku lakukan sebaiknya?
"Oppa, sakit. Kenapa wajahku sakit sekali?" Ucapnya kemudian.
Ia ingin menyentuh wajahnya, tapi aku langsung menahannya.
"Gwencana, gwencana, nanti juga sembuh," ucapku cepat.
Naree terdiam, lalu dengan cepat matanya menerawang kearah sekitarnya.
Apa yg sedang ia cari?
"Oppa, ambilkan aku cermin. OPPA!"
Aku membeku di tempat.
Naree ya, jangan memaksaku.
"OPPA!" Teriaknya lagi, tapi kali ini aku langsung memeluknya.
"Gwencana. Jangan takut, tidak ada masalah besar dengan wajahmu. Hanya-- sedikit-goresan-kecil"
"Tenanglah Naree, oppa akan selalu disisimu. Percaya padaku."
Naree langsung menepis tanganku.
"Aniya, oppa, kamu membohongiku. Aku tau kondisiku sendiri, luka ini pasti akan membekas. Aku-aku--Hiksss" Naree mulai menangis.
"Aku ingin membatalkan pernikahan ini, oppa," ucapnya kemudian.
"Apa? Tidak! Tidak, Naree. Aku tidak mungkin akan menyetujuinya. Kita akan menikah, seminggu lagi! Apakah kamu lupa?!"
"Tapi sekarang--"
Aku tau apa yg ia pikirkan, tapi sebenarnya aku tidak peduli. Lagian siapa yg membuatnya seperti itu?
Aku, Kim Taehyung.
Ku cium bibirnya yg sedikit basah mengenai airmatanya itu, ku lumati hingga ia tidak bisa menolakku.
Ku gigit bibir bawahnya sedikit agar ia membuka celah dan membiarkan lidahku untuk berputar di dalam mulutnya.
"Oppa!"
Ah, maaf, aku lupa kalau kami sedang di rumah sakit saat ini dan Naree baru saja kecelakaan. Tanganku malah dengan refleknya menyentuh payudaranya yg sudah menegang itu.
Tapi Naree, kamulah yg membuatku seperti ini.
"Pokoknya, dengarkan aku, kita akan segera menikah!"
"Tapi--"
"Tidak ada tapi tapi, apakah kamu ingin aku menunjukkan kepada semua orang kalau kamu adalah milikku--disini?"
Naree langsung diam menundukkan kepalanya.
Oke good, itulah gadisku.
Ku peluk dirinya lembut.
"Jangan pikirkan apapun, hanya pikirkan aku. Aku pasti akan membahagiakanmu, percaya padaku." Dan akhirnya Naree pun mengangguk pun menganggukkan kepalanya juga.
Aku tersenyum.
Ini pertama kalinya aku tersenyum tanpa paksaan, dengan tulus.
Aku ingin berubah, apakah sudah terlambat?
Akankah kamu memaafkanku bila tau apa yg sudah ku lakukan padamu, Naree?
Maafkanlah aku.
Aku mohon.
☆☆☆
Akhirnya kami menikah juga, walaupun tidak melakukan perayaan apapun. Naree tidak menginginkannya dan aku hanya bisa menurutinya, pernikahan kami disahkan hanya diselembar kertas saja. Warisan dari ibu Naree telah diturunkan ketangan Naree, tapi dikarenakan Naree masih dibawah umur, warisan tsb pin ditulis atas namaku sebagai suaminya.
Walaupun sekarang aku telah mendapatkan apa yg aku inginkan, tapi ntah kenapa aku tidak bisa senang.
"Naree ya, apakah kamu ingin keluar denganku?" Tanyaku padanya, tapi ia menolakku.
Ntah ada apa dengannya, sejak kematian ibunya, sejak... terrjadi perubahan pada wajahnya, Naree berubah. Ia menjauhiku, menghindariku, bahkan ketika aku ingin menyentuhnya, ia selalu menolakku.
Sebagai seorang suami, apa yg bisa aku lakukan?
Kini aku hanya bisa mengurut adikku sendiri di kamar mandi.
"Nar, nggg." Sambil membayangkan dirinya, aku pun mempercepat gerakanku di bawah sana dan akhirnya cairan itu pun keluar juga.
Ada kalanya aku sedikit kesal dengan tingkahnya.
Apakah aku harus selamanya seperti ini, aku bahkan tidak bisa tidur dengan istriku sendiri.
Aku ingin memaksanya, tapi, aku juga takut malah akan membuatnya trauma nanti.
Jadi sebenarnya apa yg harus aku lakukan?
☆☆☆
Aku sedang sendirian, mabuk mabukkan di sebuah club malam yg dulunya sering ku kunjungi.
Seorang gadis pun tiba tiba menghampiriku, ntah la apa yg sedang ia katakan. Tapi sepertinya aku mengenalnya, siapa dia?
,
Author pov
Joy baru saja menginjakkan kakinya di dalam club malam, gadis ini tidak sengaja bertemu dengan Taehyung yg sedang mabuk mabukkan di depan meja bar tsb.
Gadis ini pun mendekatinya.
"Hah, ada apa dengan pengantin baru kita. Bukankah seharusnya kamu sedang mesra mesra nya dengan istrimu itu, haha," ucap gadis ini panjang kali lebar, Taehyung yg sudah mabuk itu sama sekali tidak mempedulikannya.
Ketika ia hendak pergi, tubuhnya malah ambruk begitu saja.
Untung Joy merangkulnya, bila tidak--mungkin saja wajah tampan Taehyung sudah lecet sekarang.
"Ya oppa, gwencana?" Tanya Joy, Taehyung yg sudah tidak sadar itu sama sekali tidak bisa menjawabnya. Bahkan ada kemungkinan pria ini sudah tidak bisa mendengar pertanyaannya lagi.
Tiba tiba timbullah satu ide buruk di kepalanya Joy, gadis ini pun mengantarnya pulang. Kebetulan ia baru saja masuk ke club dan belum minum sedikit pun, jadi ia bisa membawa mobilnya sendiri.
Joy pun mengantarnya sampai ke rumah, ia bahkan sempat bertemu dengan Naree yg memang sedang menunggu kepulangan Taehyung itu.
Joy terkejut melihat Naree, bagaimana bisa ia menikah dengan cewek sejelek itu?
Pikirnya juga.
Joy pun hendak mengantar Taehyung ke kamarnya, tapi Naree melarangnya.
"Apa hakmu melarangku, huh!" Kecam Joy pula, padahal dia bukan siapa siapa disini.
Naree pun kesal.
"Aku ini istrinya."
"Apa? Istri? Hahaha lucu sekali. Hoi, orang jelek. Lihatlah dulu wajahmu di depan cermin, bagaimana mungkin Taehyung oppa menikah dengan yeoja sejelek dirimu."
Naree hendak menamparnya, tapi ia sadar apa yg dikatakan Joy itu ada benernya juga.
Mata Naree pun langsung memerah.
"Menangislah di pojok sana dan jangan menganggui kami. Apakah kamu tau, justru malas melihat wajah jelekmu itu makanya oppa sering keluyuran di luar. Istri apaan kamu, sadar dirilah! Cuih!"
"Ayo, sayang." Joy pun merangkul Taehyung hingga masuk kedalam kamarnya.
Awalnya Naree hendak melarangnya, tapi hatinya sangat sakit setelah mendengar ucapan Joy itu.
Benerkah Taehyung berpikiran seperti itu?
Tanya nya pada dirinya sendiri dan mulai menyentuh luka pada wajahnya tsb.
Sebenarnya ini jugalah alasannya kenapa Naree terus menjauhi Taehyung, karna ia minder sejak mendapatkan luka tsb.
Tapi Taehyung malah terus memaksa untuk menikah dengannya. Tapi menikah pun sudah menikah, kini Naree sudah sah sebagai istrinya Taehyung.
Jadi sudah seharusnya ia marah bila Taehyung berduaan dengan gadis lain di kamarnya, yakan??
Naree pun berjalan kearah kamarnya hendak menarik Joy keluar, tapi yg ada malah ia melihat pemandangan menyakitkan ini.
Pemandangan dimana Taehyung sudah memainkan kepunyaan Joy tepat dari tubuh belakang gadis ini, gimana hati Naree tidak hancur coba?
Tidak tahan mendengar suara suara desahan yg mereka timbulkan lagi, akhirnya Naree pun memilih untuk pergi.
Gadis ini keluar tanpa membawa apapun, hatinya terlalu sakit bahkan kalau bila bisa ia sudah ingin bunuh diri saja sekarang.
Naree pun berjalan hingga ke trotoar, lampu mulai menunjukkan tanda kuning dan sebentar lagi akan hijau.
Saat itulah ia mulai menyebrangi jalan dan akhirnya--
Tit
Tit...
Tit......
Tbc
Cast tambahan :
Joy
- salah satu pelanggannya Taehyung
- putri anak orang kaya
- juga menyukai Taehyung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top