R-22

Jungkook sedang mengendarai mobilnya dengan cepat.

Begitu mendapatkan informasi tentang tempat tinggal Naree, Jungkook pun langsung menuju kesana.

Tapi ditengah jalan ia dicegat oleh seorang gadis.

Gadis itu tiba tiba muncul di depan mobilnya, untung saja Jungkook berhasil menginjak rem kakinya.

Jungkook pun langsung keluar dari mobil, gadis itu nampak terjatuh di depan mobilnya. "Kamu tidak apa apa agashi?"

Gadis ini mengengam erat kedua lengan Jungkook dan berusaha bersembunyi di dalam dekapannya. "Tolong aku, aku mohon tolong aku. A-aku telah diperkosa hiks."

"Tapi, aku--"

Bagaimana ini? Jungkook juga binggung. Ia hendak membantu tapi ia juga ingin segera menemui Naree.

Jadi apa yg harus ia lakukan?

"Baiklah, aku akan mengantarmu kerumah sakit dulu. Ayo!"

Jungkook hendak memapahnya kedalam mobil, tapi seseorang tiba tiba berlari ke arahnya dan menghantam kepalanya dengan balok kayu.

Membuat Jungkook langsung ambruk tergeletak tidak sadarkan diri lagi.

"Tuan! TUAN!!" gadis itu terus meneriakinya, tapi pelan pelan suaranya menghilang dari pendengaran Jungkook.

"AAAAAKKKKKKK!!!"

Sssrrreeeettttttttt

Bhhhaaaammmmmmmm

Naree kembali mengingat kejadian yg ia alami, dimana demi menolongnya Jimin terpaksa harus mengorbankan nyawanya untuk kedua kalinya.

Tapi kali ini, naas pria manis tsb tidak tertolong lagi.

Naree menangis tersedu sedu hingga hampir mengugurkan kandungannya sendiri, tapi sekarang ia mulai tabah, mengingat perkataan Jimin untuk terakhir kalinya.

"Jangan...sedih"
"Ingat...Ada...anakku...didalam...sana"
"Jaga...dia"

"Gadis itu bukan?"
"Sial banget ya, baru saja kemarin suaminya tertusuk, sekarang malah meninggal untuk melindunginya."
"Kasian... kecil kecil sudah menjanda."

Author : tapi banyak yg ngantri 😅

Hoseok kesal mendengar pembicaraan para pasien tsb, gak tau apa yg dibicarakan sedang di depan mata.

Tentunya kedengaran donk!


"Udah, udah! Jangan dibahas lagi." Untung seorang suster datang dan membawa mereka pergi.

Masuklah Hoseok membawa sup hangat untuk Naree, ia sengaja membelinya dikantin rumah sakit tadi.

Karna gadis ini belum makan dari semalam.

"Jangan pedulikan omongan mereka," ucap Hoseok memberikan sup tsb kepada Naree.

Gadis ini terkejut. "Hm? Apa? Apa yg kamu katakan?"

Oh, baguslah. Ternyata sedaritadi ia melamun.

"Kamu... tidak apa apa bukan? Apakah ada yg sakit? Aku akan panggilkan dokter untukmu--"

"Tidak perlu, aku baik kok."
"Makasih ya tuan... Jung Hoseok. Ya kan?"

Hoseok mengangguk.

Naree tersenyum ramah, tapi Hoseok yakin dalam hatinya masih penuh luka.

Iya juga, ia kan baru saja kehilangan suaminya.

Bagaimana aku sanggup membiarkannya sendirian seperti ini?

"Aku--akan kembali," ucap Hoseok kemudian.

"Ya, kembalilah. Aku bisa sendiri."

"Bukan, itu... maksudku masa cutiku akan segera berakhir. Jadi, aku harus segera kembali ke Seoul. Aku hanya sebentar disini untuk mengunjungi teman temanku, aslinya kami sekeluarga telah pindah."

"Oh," jawab Naree seadanya.

Sejujurnya, ia juga tidak pernah berharap apa apa sama Hoseok.

Pertama, karna mereka kan memang baru kenal.

Kedua, gadis ini sudah pasrah. Melihat bagaimana perjalanan hidupnya selama ini. Satu persatu semua orang meninggalkannya.

"Jadi, bagaimana kalau... kamu ikut denganku saja?"

"H-hah?"

"B-bukan, bukan itu maksudku. Haah, aku tidak tega melihatmu sendirian disini. Aku tau oppamu baru saja masuk rumah sakit dan kini suamimu--apakah, ada orang lain lagi yg kamu kenal disini?"

Tidak ada.

Jawab Naree untuk dirinya sendiri. Mulai sekarang ia sendirian, bersama anak ini.

"Apakah kamu mau? Kebetulan apartemenku memiliki dua kamar, aku bisa menyewakannya untukmu. Tenanglah, aku bukan tipe penjorok kok!" Naree terlihat hendak menolak dan Hoseok pun langsung melanjutkan ucapannya, "setidaknya sampai anakmu lahir."

Biarkan aku menjagamu.

"Tapi, lihatlah! Semua orang mengataiku sial, apakah kamu tidak takut?"

"Hei, kamu lupa aku seorang polisi, tugas kami untuk melindungi okey?! Lagian, aku tidak percaya tahayul seperti itu."

Lagipula bisa sama cecan
Aku rela 😂😂😂

"Jadi bagaimana, mau ya? Anggap saja aku oppa angkatmu mulai sekarang hehe"

Walaupun aku lebih rela jadi penganti ayah dari anakmu 😧

Naree pun mengengam kedua tangan Hoseok senang. Tentu saja ia mau, dia hanya malu untuk menerima kebaikannya tadi.

"Makasih ya."

Wajah Hoseok memerah, ia pun langsung menarik tangannya tsb dari tangan Naree. "I-iya, sama sama. Ohya, aku baru ingat. Cincinmu ketinggalin disakuku kemarin. Itulah kenapa aku mencarimu semalam, aku ingin mengembalikannya. Nih!"

Naree mengambil cincin tsb, wajahnya kembali muram.

Hoseok mengira ia mengingat Jimin, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Cincin ini bukan pemberian Jimin, melainkan Jungkook.

Naree juga binggung bagaimana bisa cincinnya terlepas dan tinggal disaku jaketnya Hoseok.


Kebetulan aku akan kembali ke Seoul, apakah aku harus menemuinya dan mengatakan semuanya?

,

Naree pov.

"Maaf, apakah... ada pasien yg bernama Kim Taehyung disini? Seharusnya hari dimana aku dibawa kesini, pria itu juga--"

"Maaf, tapi tidak ada pria bernama Kim Taehyung disini. Apakah kamu yakin dia dibawa kesini, agashi?"

Aku pun terdiam. Aku yakin kecelakaan hari itu, mobil Taehyung juga dibawa kesini. Ataukah aku salah?

Tapi kemana dia?

Kenapa aku tidak bisa menemukannya di rumah sakit ini.

Seseorang tiba tiba menepuk bahuku. "Ternyata kamu disini? Aku mencarimu tadi"
"Kamu sudah siap?"

Aku pun mengangguk.

"Ohya, tadi kamu bertanya soal- siapa itu namanya- Kim Taehyung?"

Aku kembali mengangguk. "Kenapa?"


"Ohhh tidak. Kecelakaan hari itu ia juga merupakan salah satu korban. Tapi ketika hendak dimintai keterangan, ternyata ia tidak dibawa kesini. Ntah kemana mereka membawanya."

Oh, pantes saja aku tidak bisa menemukannya.

Apakah ia baik baik saja?

Oh tidak, kenapa aku mesti khawatir. Semua karna dia! Kalau saja hari itu dia tidak mengejar kami, maka Jimin tidak akan--

Aku bersalah pada Yeonni dan Jimin, andaikan mereka tidak membantuku.

Melihatku yg tiba tiba kembali bersedih, Hoseok pun menepuk nepuk pundakku. "Kamu gakpapa kan?"

Dengan cepat kuhapus airmataku yg sempat mengalir itu. "Aku tidak apa apa, oppa. Apakah aku boleh memanggilmu oppa mulai sekarang?"

"Yah, tentu!"


Ceritanya mobil Hoseok sudah keluar dari bengkel dan sekarang kami akan kembali ke Seoul.

Setelah berada disana, aku akan menemui Jungkook.

Aku akan menjelaskan semuanya, apa yg terjadi, apa yg telah Yoongi lakukan padaku. Aku akan meminta balasan atas semua hal ini.

Termasuk juga kamu, Kim Taehyung? Dimanapun kamu berada!

Kupererat gengamanku pada cincin tsb.

Sebenarnya ini adalah cincin yg Jungkook gunakan untuk melamarku dulu, aku bahkan tidak ingat sejak kapan aku terus menyimpannya disisiku.




☆☆☆

"Siapa namanya?"

"Namanya Kim Taehyung, bu Irene," jawab suster penjaga tsb.

"Kenapa tidak ada yg melihatnya? Mana keluarganya?"

"Ntahlah, kami juga kurang tau. Kami hanya tau ia dibawa kesini setelah mengalami sebuah kecelakaan. Kakinya terjepit lama diantara kerangka mobil membuatnya harus menjalani beberapa operasi. Tapi sampai sekarang belum ada yg datang melihatnya selain mengirimkan uang perobatan."

"Keluarga aneh," ucap Irene kemudian.

"Tapi bu, kamu merasa gak sih dia itu tampan banget hehe," ucap susternya ini mulai ganjen.

Irene pun menatapnya tajam. "Ck. Apa yg kamu pikirkan? Udah, keluar sana. Kamu tau sini ruangan vip kan? Jangan biarkan sembarangan orang masuk kesini!"

"Y-ya." Suster tsb pun keluar.

Setelah memeriksa kondisi Taehyung yg stabil, Irene pun kembali memperhatikan wajah pria ini.

"Memang tampan," ucapnya tanpa sadar. "Pantes saja ia selalu menjadi incaran para suster disini."

Ketika ia hendak menyentuh pipi pria tsb, ia pun tiba tiba menariknya kembali.

Ya ampun, apa yg kamu lakukan, dokter Bae? Dia itu pasienmu!

Lalu Irene pun segera keluar dari ruangan tsb.

Tbc

Cast tambahan : Irene

- Dokter yg merawat Taehyung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top