R-10
Naree pov
Walaupun sebenarnya aku belum siap, tapi akhirnya aku pulang juga.
Aku tidak tega membiarkan Jungkook sendirian disana.
Kasihan, ia baru saja kehilangan appanya dan ummanya masih berada di rumah sakit sekarang.
Belum lagi perusahaan appanya yg kini harus ia tangani itu, aku takut ia kelelahan.
Aku pun memeluk Jungkook dari belakangnya. "Sayang."
"Eh? Kok bangun? Maaf, apakah karna aku?"
Aku pun mengganguk ya.
"Aku pikir kamu kemana tadi, waktu mau meluk orangnya malah tidak ada."
"Maaf ya, aku cuman keluar untuk minum kok, sayang. Yuk, tidur lagi."
Dia pun menciumi bibirku dan akhirnya kami kembali ke kamar dan tidur.
Ya, aku sengaja mengikutinya tadi, aku takut dia pergi ke ruang kerja untuk bekerja lagi.
Ia sudah kerja seharian ini, aku takut dia malah stress karna keseringan kerja akhir akhir ini.
Kerja sih boleh, tapi aku hanya tidak ingin ia sampai tidak tidur dan membuatnya jatuh sakit. Aku kan tidak tega melihatnya.
☆☆☆
Sekitar 3 bulan kemudian, akhirnya ibu Jungkook sadar juga. Setelah kecelakaan itu, ibu Jungkook pun mengalami kebutaan pada matanya dan sekarang akhirnya ia diperbolehkan untuk pulang ke rumah juga.
"Umma, kubawa jalan jalan ya?" Ucapku juga.
"Jalan! Mau jalan kemana? Kamu gak lihat apa aku tidak bisa melihat apa apa, apakah kamu ingin orang orang menertawakanku? Dasar menantu tidak punya otak!" Teriak ibunya bahkan sampai melempar barang kearahku, tapi aku berusaha sabar.
Jungkook tidak mengetahui hal ini, tapi dokter telah menyampaikannya kepadaku, ibunya mengalami stress yg berat dan berdampak pada perilakunya.
Jadi ia memintaku agar sabar untuk menghadapinya.
Aku juga tidak berani mengatakan apapun kepada Jungkook, aku takut ia sedih.
Lagian pekerjaannya sudah banyak, biarlah hal ini aku yg tangani sendiri.
Cuman ada satu hal yg kadang membuatku susah, sang mertua selalu meminta Jungkook untuk menemaninya. Rasanya Jungkook seperti telah disabotase oleh pekerkaan dan mertuaku sekarang, dan aku tidak kebagian waktu lagi dengannya.
Setiap harinya begitu pulang ia langsung menemani ibunya begitulah terus sampai aku merasa sangat kesepian sekarang.
Dimarahi, dilempari, aku bisa sabar. Tapi kalau sudah berjauhan dengan sang suami, siapa sih yg tahan?
Apalagi yg memisahkan itu adalah sang mertua, hendak marah kepada siapa?
"Sayang, hari ini temani aku ke sebuah acara peresmian yuk?"
"Loh, lalu umma?" Tanyaku juga.
"Nanti ada suster yg akan datang hari ini, aku sudah memintanya untuk menjaga umma."
"Ohya, baiklah klo begitu."
Sejujrnya aku senang, kan kami sudah jarang berduaan seperti ini.
Dan kami pun sampai di tempat acara tsb.
Selain menunduk dan tersenyum, aku beneran tidak tau apalagi yg harus aku lakukan disini.
Aku kecapaian, partner kerja Jungkook banyak banget.
Dan sepertinya Jungkook dapat merasakan kebosanan dan kecapekanku itu, ia pun menyuruhku untuk duduk saja. Selesai menyapa ia akan menyusulku nanti.
"Ya, baiklah."
Aku pun menuruti perkataanya dan duduk disalah satu kursi yg ada disana. Dengan gelas berisi jus jeruk ini aku hanya menerawang kesekitar, melihat lihat kehidupan orang glamor yg ada disini.
Pakaian mewah, perhiasan sana sini. Sungguh ngeblink.
Sampai mataku tidak sengaja menangkap pasangan ini, si cowok ganteng dan si cewek cantik. Siapalagi kalau bukan Taehyung dan Joy.
Tanpa sadar tanganku langsung gemetar hebat, aku tidak menyangka ia juga berada disini.
Aku hendak cepat cepat pergi, tapi tanpa sengaja aku malah menjatuhkan gelas kaca yg tadinya sedang aku gunakan itu.
PIANKK//
Semua orang menatapku sekarang, termasuklah DIA.
Mataku dan matanya tidak sengaja bertemu, kulihat dengan segera ia berjalan kearahku. Aku terus mundur dan mundur.
Ya ampun, Tuhan, bisakah kamu menyembunyikanku darisini. Aku belum siap untuk bertemu dengannya.
"Aw." Aku pun tersandung gaun panjangku sendiri, untunglah Jungkook berhasil menangkapku.
"Sayang, kamu gakpapakan?"
"A-aku--" belum juga aku berhasil mengatakan apapun, kulihat Taehyung sudah menarik kerah Jungkook dan menghajarnya.
"Bajingan kamu, Kook!"
Jungkook pun tersungkur ke bawah. Aku segera berlari kearahny dan memapahnya, darah segar keluar dari ujung bibirnya tsb.
Dengan kesal Jungkook pun membalas bogemannya tsb ke arah Taehyung.
"Kamu yg Bajingan, Bangsat!"
Bugh
"Sudah! Apa apaan ini??" Joy pun langsung memisahkan mereka berdua.
Gadis ini nampak terkejut setelah melihatku, seperti melihat hantu saja.
Wajahnya memucat.
Ia langsung menarik Taehyung kesisinya.
"Jadi, selama ini kamu yg menyembunyikan Naree? Pantas saja aku tidak pernah bisa menemukannya!"
"Kamu ngomong apa sih, bangsat?"
"Dengar ya, Tae. Kamu lah yg mengatakannya padaku kalau Naree sudah meninggal, jadi apa maksudmu menuduhku seperti ini? Lagian dia ini istriku dan dia bukan Naree, dia Kelly. Orang yg berbeda!"
"Ayo, kita pulang saja, Kell."
Jungkook pun menarik tanganku dan kami pun meninggalkan tempat tsb.
Sebelum pergi jauh aku sempat melirik kearah Taehyung, wajahnya terlihat sedih, bahkan menangis.
Kenapa?
Bukankah seharusnya ia senang istrinya yg jelek sudah meninggal dan akhirnya ia bisa menikahi gadis cantik nan kaya seperti Joy lagi.
Lalu, kenapa?
Ia seperti ini ketika melihatku?
,
"Sudahlah, Tae." Yoongi pun menahan Taehyung ketika pria ini hendak mengejar Jungkook dan istrinya.
"Kamu salah orang, gadis itu beneran bukan Naree. Aku pernah menemuinya di Kanada. Dia tinggal disana bersama kedua saudaranya, jadi tidak mungkin dia itu Naree, muka mereka hanya mirip saja. Lagian jangan lupa kamu sekarang sudah menikah dengan Joy, seharusnya kamu lebih peduli padanya."
"Tolong jangan mencampuri urusanku, hyung, please."
"Tapi--"
"Please."
"Ya, baiklah." Akhirnya Yoongi pun melepaskannya dan membiarkannya pergi, nampak seorang gadis berjalan kearahnya.
Wajah gadis ini masih terlihat pucat. "Dia pergi kemana oppa?" Tanya gadis ini juga.
"Ntahlah," jawab Yoongi ragu. "Kamu gakpapa kan, Joy? Kenapa wajahmu pucat sekali?" Yoongi pun menyapu lembut ke pipi putih gadis tsb.
Joy mengengam tangan Yoongi yg sedang membelai lembut wajahnya itu. "Oppa, apakah malam ini lamu bisa menemaniku?" Tanyanya kemudian.
"Kamu yakin?"
"Hm."
"Ya, baiklah." Senyumnya kemudian.
,
Seorang sekretaris nampak terburu buru memasuki ruang atasannya. "Ada apa tuan kamu memanggil saya?"
"Ini, tolong carikam semua informasi mengenai orang ini. Aku ingin sedetailnya, jangan sampai ada yg tertinggal!"
"Baik, tuan." Sang sekeretaris pun mengambil amplop tsb. "Kamu belum pulang, tuan? Apa perlu aku antar?"
"Tidak, kamu duluan saja."
"Baiklah, malam tuan." Sekretaris ini pun pergi.
Taehyung memasuki ruangan lain, ruangan tersembunyi dari ruang kantornya tsb. Ruangan ini memang kecil dan hanya ada satu penerangan disana.
Disetiap sudut tertempel foto cantik Kim Naree.
Dari sejak ia kecil sampai besar, setiap foto yg Taehyung simpan dengan segenap jiwanya itu.
Taehyung mendekatkan bibirnya ke foto paling besar yg berada di tengah tengah ruangan tsb.
Foto pernikahannya dengan Naree.
Ia mencium bibir gadis ini dan memejamkan kedua matanya. "Naree ya, apakah itu kamu?"
"Iya kan? Karna aku percaya kamu masih hidup. Tidak seharusnya aku percaya pada kebohongan Joy, seharusnya aku yakin kalau kamu tidak mungkin kabur dengan pria yg telah merebut kehormatanmu itu--Park Jimin."
"Maafkan aku, sayang. Semua salahku. Bisakah kamu kembali padaku? Karna aku beneran sangat mencintaimu. Dan aku yakin, kamu juga masih mencintaiku, ya kan--Kim Naree?"
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top