9. Hadiah

Hujan sedang turun dengan derasnya. Yeonni lupa membawa payung, gadis ini pun terpaksa menunggu hujan agak reda dulu baru bisa berlari ke halte bus terdekat. Ketika ia sedang menunggu di depan cafe, sebuah mobil tiba tiba berhenti di depannya.

Pria tsb membuka kaca jendelanya. "Masuklah, Yeon,"

Ya, Yeonni kenal pria itu.

Bukankah dia adalah Jimin.

Loh kok dia bisa berada disini? Bukankah seharusnya ia masih di dalam ya?

"Ayo, cepat, masuklah. Nanti kehujanan trus sakit gimana?"

Tidak peduli lagi, Yeonni pun akhirnya masuk juga ke mobil tsb.

Jimin memberikan handuk padanya.

Yeonni menerimanya dengan hati hati dan mulai mengusap badan, wajah, serta rambutnya yg sedikit basah itu.

"M makasih ya," ucap Yeonni.

"Tidak apa apa. Membantu teman adalah hal yg wajar bukan?"

T teman? Pikir Yeonni juga.

Ya, walaupun mereka satu kelas sudah hampir 3 bulanan. Tapi, tetap saja mereka tidak pernah berbicara satu sama lain kan. Kata teman terdengar sedikit aneh saja gitu.

"Kenapa?" Tanya Jimin juga karna Yeonni nampak melamun.

"T tidak. Bukan apa apa."
"Ah, kamu bisa menurunkanku di halte bus terdekat saja," ucapnya.

"Tidak apa apa. Katakan saja dimana rumahmu, aku akan mengantarmu."

"T tidak perlu! Nanti malah merepotkan, soalnya tempatku sedikit--" sedikit dalam maksudnya, jadinya mobil gak bisa masuk.

"Tidak repot kok! Kamu tidak perlu segan padaku, kita teman bukan?"

Yeonni beneran tidak tau harus berkata apalagi, bagaimana bisa ada pria sebaik ini?

Udah baik, kaya, ganteng pula! Paket komplit kan?

Jimin pun akhirnya mengantar Yeonni sampai di depan gang rumahnya juga.

Ketika Yeonni hendak keluar mobil dan berlari masuk ke dalam gangnya, Jimin pun segera membuka bagasi mobilnya untuk mengambilkan payung.

Pria ini langsung memayungi Yeonni yg sudah sedikit kehujanan itu.

"M makasih ya," ucap Yeonni juga.

Dan akhirnya, Jimin pun mengantar Yeonni sampai di depan rumahnya.

"I ini rumahku. Maaf ya, aku tidak bisa mempersilahkanmu masuk. Soalnya... aku baru ingat, rumahku tidak ada apapun. Aku bahkan belum sempat membeli teh tadi." Jujurnya.

Jimin pun hanya tersenyum menangapi hal tsb, menurutnya Yeonni polos banget hehe.

"Tidak apa apa kok! Lagian, ini juga sudah malam."
"Sebenarnya, ada yg ingin ku tanyakan padamu. Apakah... kamu membenciku Yeonni ssi?" Tanya Jimin juga.

"H hah?" Yeonni hanya bisa terkejut mendengar hal tsb.

Bagaimana bisa ia mempunyai pemikiran seperti itu?  Bagaimana mungkin aku membencimu Jimin ssi!

"A aku tidak mengerti. Kenapa kamu bisa punya pemikiran seperti itu. Aku tidak--"

"Soalnya, walaupun kita sudah sekelas selama tiga bulan, tapi kita tidak pernah saling menyapa sekalipun. Trus, kamu juga terlihat sedikit menghindariku. Bahkan ketika di cafe tadi, begitu melihatku, kamu langsung permisi pulang kan. Aku jadi penasaran, apakah aku pernah berbuat salah padamu ya.."

Padahal kenyataanya bukanlah seperti itu.

Pertama, karna Yeonni tau diri, ia mana berani mengajak Jimin bicara duluan di kelas.

Dan yang kedua, ia juga tidak pernah punya kesempatan untuk dekat dengannya kan?

Ketiga, soalnya Yeonni tau para temannya ini juga suka pada Jimin, itulah kenapa ia pulang duluan.

Eh, Jimin malah salah paham.

"Tidak kok! Kamu tidak pernah berbuat salah sedikitpun padaku, malah aku yg--maaf ya, aku tidak tau kalau sikapku telah membuatmu salah paham. Aku tidak bermaksud seperti itu. Maafkan aku." Yeonni sampai nunduk nunduk di depan Jimin.

"Ya sudahlah, baguslah kalau semua ini hanya salah paham saja hehe." Jimin pun tersenyum manis, hati Yeonni jadi deg deg an melihatnya. 
"Jadi, apakah kita bisa berteman, Yeonni ssi?" Tanyanya kemudian. 

Jimin menyodorkan tangannya dan Yeonni pun langsung menyalaminya dengan cepat.

"Ya, tentu saja!" Jawabnya mulai heboh hehe.

☆☆☆

Sejak kejadian itu, Yeonni pun mulai dekat dengan Jimin. Ya, tentunya Jimin yg mendekatinya duluan ya.

Awalnya banyak yg gak suka dengan Yeonni, tapi karna Jimin yg memulainya duluan, para gadis yg suka mengejar Jimin ini pun terpaksa harus mundur juga.

Mungkin mereka sudah capek ditolak terus bayah

Dan seperti itulah, 3 bulan pun berlalu begitu saja.

Selama ini, Yeonni sangat sering meluangkan waktunya untuk melukis bersama Jimin.

Ya, walaupun Yeonni bertalenta, tapi tetap saja ilmunya masih kurang bila dibandingkan dengan Jimin yg sudah kursus di luar negri itu. Jimin pun sering mengajarinya, tanpa mereka sadari, mulai timbul rasa suka antar keduanya.

Dan malam itu, ketika keduanya siap latihan melukis, Jimin pun mengantarkan Yeonni pulang.

Pria ini mengantarnya sampai di depan rumah.

Ketika Yeonni hendak masuk, Jimin pun langsung menahannya. "Sebentar, Yeon."

Jimin langsung memeluknya dari belakang, gimana Yeonni gak terkejut coba?

"A ada apa, Jim?"

"Ada yg ingin ku katakan."

"Apa itu?" Jantung Yeonni sudah deg deg deg an sangking gugupnya.

Jimin pun memutar tubuh Yeonni agar gadis ini menghadap ke arahnya.

"Aku menyukaimu. Apakah... kamu ingin menjadi pacarku?" Tanya Jimin kemudian.

Yeonni nampak senang, sejujurnya sejak kemarin ia juga sudah menyadari perasaannya sendiri.

Hanya saja, Yeonni tidak berani mengungkapkannya.

Dan sungguh tidak disangka kalau Jimin yg bakal mengutarakan perasaannya duluan, tentunya Yeonni senang dong.

Ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Sangking senangnya, sambil berderai airmata, Yeonni pun langsung memeluk Jimin. "Ya, aku mau, Jim. Aku juga... menyukaimu."

Jimin pun melepaskan pelukan Yeonni dan mulai mendekati bibir gadis ini.

Setelah Yeonni menutup kedua matanya, barulah Jimin berani mengikis jarak diantara mereka.

Jimin langsung melumat bibir gadis ini.

"Berarti... ini hari pertama kita jadian ya?" Tanya Jimin.

Yeonni pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu.

☆☆☆

Satu tahun kemudian, tepatnya di anniversary pertama mereka.

Yeonni memilih untuk menghadiahkan sesuatu yg special untuk Jimin.

Sebenarnya selama ini ia tau kalau Jimin sudah sangat menginginkan dirinya, hanya saja ia berusaha mengontrol dirinya demi Yeonni. Yeonni juga sama kok, hanya saja ia ingin melakukannya di hari special saja.

Seperti malam ini.

Tadinya sih Yeonni pura pura lupa bahkan sengaja menghindari Jimin seharian ini. Alhasil, Jimin nampak cemberut ketika pulang ke apartemennya sendiri.

Lah, ketika membuka pintu ia baru sadar kalau ternyata sang kekasih sudah berada di dalam apartemen-menunggunya.

"Lah, Yeon. Bukankah kamu--" kesal Jimin juga dan langsung memeluknya.

Yeonni mengoles cream kue yg berada ditangannya tsb ke pipi Jimin.

"Aku sengaja menjahilimu hehe maaf ya, sayang."

"Baiklah, akan ku maafkan bila kamu menciumku sekarang juga."

Tanpa banyak basa basi, Yeonni pun langsung melumat bibir pria ini.

Lalu, ia memberikan sebuah kado kepada Jimin.

Kotaknya tidak begitu besar, hanya seukuran pas foto saja. "Apa ini?" Tanya Jimin juga.

"Hadiah dariku. Bukalah."

Jimin pun membukanya juga dan ia sangat terkejut setelah melihat isinya.

Tbc

Silahkan ditebak apa isi kadonya itu wkwkw

Btw, kok yg komen semakin sedikit sih 🥲 sedih deh







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top