8. Kabur

Ketika Yeonni hendak pergi, pria tsb pun langsung menahan tangannya.

"Mau pergi kemana kamu!"

"L lepaskan aku!" Yeonni berusaha melepaskan tangannya dari pria tsb.

"Beginikah sikapmu padaku, huh! Kamu lupa karna siapa aku harus semenderita ini? Semua ini karnamu, Yeon. Karnamu! Dasar brengsek!" Pria itu pun hendak menghajarnya, untung saja Jin segera datang dan menahan tangannya.

"Hei, apa yg ingin kamu lakukan?" Teriak Jin juga yg sekarang sudah berdiri di depan Yeonni.
"Ada apa, Yeon? Apakah kamu mengenalnya?" Tidak mengatakan apapun, Yeonni hanya ketakutan bersembunyi di belakang Jin.

Jin jadi khawatir melihatnya seperti itu.

"Ah, apakah ini pacar barumu, Yeonni? Aku tebak, ia pasti sangat kaya kan? Iya juga, bila tidak kaya kamu mana mau hehe."

"Kamu bilang apa sih!" Sewot Jin juga, kesal jadinya.

"Ah, perkenalkan, aku Park Jimin. Mantan dari wanita dibelakangmu itu. Sebagai pria yg sudah pernah memacarinya, aku punya beberapa nasehat untukmu, kawan. Hanya, bermainlah sampai puas, bila sudah bosan, segera buang, jangan pernah menaruh perasaan padanya, karna dia hanya jalang yg suka tebar pesona kesemua pria ckck. Ingatlah kata kataku ini, sobat!" Setelah menepuk nepuk lengan Jin, Jimin pun pergi.

"Apaan sih pria itu!"
"Benerkah dia mantanmu, Yeon--eh Yeonni!"

Karna kakinya melemas, Yeonni pun terduduk di tangga tsb. Bukan itu saja, kini kedua tangannya nampak gemetaran.

"Maaf, Jin. Apakah kamu bisa mengantarku pulang?" Pintanya juga, dengan segera Jin pun langsung mengendong gadis ini dan memasukkannya ke dalam mobil.

Selama perjalanan pulang, Jin tidak berani menanyakan apapun walaupun ia penasaran.

Tak lama, mereka pun sampai di apartemennya Yeonni juga.

Yeonni segera masuk ke dalam rumah dan mengeluarkan obat depresi yg berada di laci hiasnya tsb.

Dengan se-segera ia menelan dua butir obat itu.

Karna tangannya yg masih gemetaran, Yeonni tidak sengaja menjatuhkan botol obatnya tsb dan Jin pun mengambilnya. Ia dapat melihat dengan jelas apa kegunaan dari obat itu dan sepertinya ia juga pernah melihat Jungkook meminumnya.

Jangan jangan, Yeonni juga-- pikirnya.

Jin pun membantu Yeonni untuk rebahan di kasurnya, kondisinya terlihat lebih baik sekarang walaupun masih sedikit pucat.

"Apakah kamu sudah merasa baikan?" Tanya Jin khawatir.

Yeonni pun menganggukkan kepalanya. "Maaf ya, aku malah merepotkanmu," ucapnya merasa bersalah serta malu karna Jin telah melihat kondisinya yg seperti ini.

Apakah Jin masih mau memperkerjakannya?

"Maaf, aku tidak mengatakan apapun soal depresiku. Sebenarnya... aku sudah lama tidak memerlukan obat ini lagi. Hari ini karna--(bertemu dengan Jimin) makanya aku hilang kendali, maafkan aku."

"Tidak apa apa, semua orang punya masa lalu yg ingin mereka tutupi."
"Tapi, benerkah kamu baik baik saja? Tidak perlu ke dokter?"

Yeonni pun mengelengkan kepalanya. "Aku hanya perlu istirahat sebentar, nanti juga membaik kok!" Yeonni berusaha tersenyum, walaupun senyumannya itu nampak sangat dipaksakan.
"Itu... Jin. Apakah... kamu bisa menemaniku sebentar disini? Sebenarnya... aku masih sedkit takut, aku... tidak ingin sendirian," pintanya juga kemudian.

Sebenarnya Yeonni sedikit malu mengucapkan hal tsb, tapi, bagaimana lagi.

Ia beneran tidak ingin sendirian saat ini.

"Ya, tentu saja. Aku akan menemanimu sampai kamu tertidur."

Yeonni pun tersenyum.

Ia dapat merasakannya, kalau Jin beneran adalah pria yg baik.

Karnanya, Yeonni pun memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada pria ini.

"Kamu sempat bertanya kan apa hubunganku dengan Jungkook? Baiklah, aku akan menceritakan semuanya padamu. Sebenarnya, sebelum bersama Jungkook, aku sudah memiliki kekasih dan dia lah Jimin, pria yg barusan kita temui tadi."

Dan cerita pun di mulai.

Mari kita kembali ke tujuh tahun yg lalu.

Flashback

Saat itu, Yeonni baru saja tamat sekolah dan berumur 19 tahun.

Sejak kecil, Yeonni sudah tinggal di panti asuhan.

Iya, dia anak yatim piatu.

Itulah kenapa begitu tamat sekolah, ia pun dipaksa keluar dari panti asuhan tsb.

Dengan sedikit uang di tangannya, gadis ini sama sekali tidak bisa berkuliah bila tidak melakukan pinjaman pada pemerintah.

Untung saja ada pinjamin untuk uang kuliah.

Karna sejak kecil sudah suka melukis, Yeonni pun memutuskan untuk masuk ke jurusan seni lukis.

Mana tau ya kan nantinya bisa jadi pelukis ternama wkwkw

Impiannya gitu loh.

Dan karna harus bekerja sambil kuliah, Yeonni sama sekali tidak ada waktu keluar dengan teman, apalagi pacaran.

Tapi yahh yg namanya sudah takdir, mereka pasti bakal bertemu juga.

Sejak masuk kuliah, Yeonni sudah satu kelas dengan pria bernama Park Jimin itu.

Tidak seperti Yeonni yg selalu sendirian, Jimin selalu dikelilingi oleh teman pria atau pun wanitanya.

Ia mempunyai banyak teman, trus orangnya juga terlihat baik dan ramah gitu.

Yeonni menyukainya.

Bukan dalam artian cinta ya.

Hanya suka saja melihatnya.

Udah orangnya ganteng, trus kepribadiannya juga baik, siapa yg gak suka kan?

Ditambah dia adalah putra dari ketua yayasan tempat mereka berkuliah, tentu saja banyak wanita yg ingin bersamanya. Tapi, tentu saja Yeonni tau diri. Ia tidak pernah berusaha dekat pada pria ini, seperti yg dilakukan oleh wanita dikelasnya tsb.

Sampai suatu hari, ketika Yeonni hendak pulang kuliah. Tiba tiba saja teman wanita di kelasnya ini pun mendatanginya.

"Yeon, apakah kamu ada waktu nanti?" Tanyanya.

"Oh... ada sih." Kebetulan hari ini Yeonni tidak bekerja.

"Baguslah! Apakah kamu bisa membantuku?"

"Apa itu?" Tanya Yeonni juga.

Jadi, para teman wanitanya ini sebenarnya sudah ada janji untuk melakukan kencan buta nanti sepulang kuliah. Tapi, tiba tiba saja salah satu temannya ini kram perut sampai akhirnya masuk rumah sakit.

Mereka kekurangan satu anggota, karna janjinya ada lima orang kan.

Itulah kenapa mereka mengajak Yeonni.

"Tapi, aku... tidak tertarik..." ya iya, Yeonni kan tidak tertarik untuk berkencan.

"Mereka tidak akan memaksamu untuk berkencan kok! Kamu bisa langsung pulang bila misalnya tidak ada yg cocok denganmu. Mau ya? Please..."

Sekali lagi, karna Yeonni itu baik hati (wkwk) akhirnya gadis ini pun menyetujuinya juga.

"Y ya baiklah klo begitu. Tapi, aku beneran boleh langsung pulang kan?"

"Ya, tentu saja hehe."

Dan akhirnya ke lima gadis ini pun berkumpul juga di cafe yg sudah dijanjikan.

Kelimanya sangat terkejut melihat Jimin yg juga berada disana. Selain terkejut, mereka juga nampak senang tentunya. Gila sih! Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Jimin juga bakal ikut kencan ini.

Sebenarnya Jimin juga datang hanya untuk menutupi kekurangan sih, ia tidak beneran ingin berkencan, sama seperti Yeonni.

Melihat semua temannya yg sangat tertarik pada Jimin, Yeonni pun memutuskan untuk segera pulang saja.

Toh, ia juga gak bakal dilirik kan. Ia kan hanya diajak sebagai penambal disini.

Belum juga memesan minumannya, Yeonni pun bangkit berdiri dan permisi pulang duluan.

"Maaf ya, aku baru ingat masih ada tugas yg belum aku selesaikan. Klo gitu, aku duluan."

"Eeeeh!!" Beberapa pria tsb nampak enggan membiarkan Yeonni pergi.

Yah, mungkin mereka tertarik pada gadis tsb.

Tapi, sayangnya Yeonni tidak peduli dan pergi begitu saja.

Tidak seperti para lelaki itu, para gadis yg tadinya datang bersama Yeonni ini malah senang karna gadis ini memutuskan pulang duluan.

Berkuranglah satu rival, yah kira kira seperti itulah yg mereka pikirkan hehe.

Tapi, tak taunya begitu Yeonni pergi, Jimin pun melakukan hal yg sama dan langsung angkat kaki dari cafe tsb.

"Maaf ya, aku juga ada urusan. Klo gitu aku duluan."

"Eh Jimin! Lah..."

Akhirnya, kedua orang yg cukup diminati itu malah yg kabur duluan wkwk.

Tbc

Untuk beberapa part selanjutnya semua adalah flashback dari cerita Yeonni ya. Semoga kalian masih nungguin cerita ini.

Seperti biasanya, jangan lupa tinggalkan komen.

Annyeong 😁👋


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top