10. Posesif ⚠️
Kondom.
Tau kan apa itu kondom?
Ya itu, yg bentuknya seperti permen karet trus bisa ditiup jadi bola, ada berbagai rasa, bentuk dan juga warna.
Hehe
Jimin sangat terkejut ketika mendapati satu bungkus kondom yg berada di kotak hadiahnya tsb.
Ia pun menatap Yeonni penuh harap.
Yeonni tidak mengatakan apapun, ia hanya melepaskan pakaiannya, lalu masuk ke dalam kamar Jimin dengan gerakan yg mengoda.
Gimana junior Jimin gak naik coba?
Wkwkw
Dengan cepat, Jimin pun melepaskan pakaian serta celana jeansnya juga, ia langsung mengikuti Yeonni masuk ke dalam kamar.
Selanjutnya, kalian tau lah apa yg terjadi ya.
Unboxing.
Wkwkw
Jimin nampak berusaha membasahi area bawahnya Yeonni. Soalnya, mengingat kalau ini adalah pertama kalinya gadis ini, Jimin tidak ingin Yeonni terluka.
Jimin pun mulai menjilati milik Yeonni, lalu memainkannya dengan jari.
Setelah membuat Yeonni klimaks untuk pertama kalinya, barulah Jimin berani menelusupkan kejantannanya tsb.
Jimin mulai memasukkan miliknya ke dalam Yeonni.
Awalnya sangat kesusahan, tentu, mengingat gadis ini masih perawan.
"Sakit, Yeon?" Tanya Jimin berulang ulang kali.
Yeonni pun menganggukkan kepalanya. "Sakit. Tapi, gakpapa kok, Jim. Aku masih bisa menahannya nnnngg..."
Dengan pelan dan pastinya lembut, akhirnya Jimin pun berhasil mengambil keperawanan gadis ini juga.
Ia mulai memaju mundurkan batangannya tsb ke dalam milik Yeonni, membuat tubuh keduanya sedikit bergoyang di atas sana. "Enak, Yeon?" Tanyanya kemudian.
Walaupun awalnya sakit, tapi untunglah itu hanya sementara saja.
Yeonni pun menganggukkan kepalanya. "Enak, Jim aaahhh..." desahnya juga.
♡♡♡
Tahun ke-3 pacaran.
Bisa dikatakan hubungan mereka berjalan sangat lancar selama ini.
Bahkan Jimin sudah mengenalkan Yeonni kepada kedua orangtuanya.
Dan untunglah kedua orangtua Jimin nampak sangat mendukung hubungan mereka.
Yah tau kan ya, biasanya orangkaya kan tidak suka anaknya memiliki pacar yg miskin gitu wkwkw.
Yeonni jadi sangat bersyukur karna ia dipertemukan dengan orang orang yg baik.
Sejak unboxing 2 tahun yg lalu, Yeonni sudah tinggal bersama Jimin.
Ya tau lah ya anak muda jaman jigeum, mungkin untuk mempermudah mereka anuan kali ya, Yeonni pun tinggal bersama Jimin. Jadi, bisa dikatakan, mereka sebenarnya sudah tidak jauh berbeda dengan pasangan suami istri.
Mungkin yg berbeda itu hanyalah, mereka belum benar benar menikah hehe.
Tadinya sih Jimin sudah mengajaknya untuk menikah, bahkan ia sudah beberapa kali mencoba untuk melamar Yeonni, tapi setiap kali juga Yeonni selalu berusaha menolaknya.
Bukannya ia tidak mau, tapi, mengingat kalau mereka sama sama masih mahasiswa, rasanya gak wajar saja kalau menikah sekarang. Mungkin nanti, setelah mereka lulus kuliah.
Itu pun kalau Yeonni sudah berhasil mengejar impiannya untuk memiliki pameran lukisan sendiri hehe. Ya, itulah yg Yeonni katakan pada Jimin.
Ia ingin setidaknya mengejar impiannya dulu sebelum menikah. Soalnya ia tidak ingin menyesal nanti.
Tau lah kan setelah menikah kesibukannya seperti apa, mau urus anak dll lagi, itulah kenapa walaupun ingin Yeonni selalu menolaknya.
Kedengarannya sedikit egois memang, tapi, untunglah Jimin mengerti dan mendukung impiannya itu.
Awalnya, hubungan mereka memang baik baik saja, sampai malam itu, sikap Jimin tiba tiba berubah.
Saat itu keduanya baru saja pulang kuliah, Jimin pun membawa Yeonni untuk makan di subway terdekat.
Mereka mesan burger btw.
Soalnya Yeonni sudah kelaparan, jadinya milih fast food aja deh hehe.
"Makanlah yg pelan, Yeon. Ckck." Jimin pun menyapu noda di sudut bibir Yeonni.
Gadis ini hanya tersenyum imut.
"Dasar!"
Ketika keduanya sedang menikmati makanannya tsb, dua orang pria pun tiba tiba mendekati meja mereka.
"Jimin? Kamu Jimin bukan? Yah! Apa kabarmu? Kamu tiba tiba hilang saja kayak ditelan bumi, kirain sudah mat* wkwkw." Canda mereka yg terdengar sedikit kasar itu.
Wajah Jimin pun langsung berubah setelah kedatangan kedua pria tsb.
Dengan lancangnya keduanya malah duduk bersama mereka.
"Oh... pantas saja tidak ada kabar, ternyata sekarang sibuk pacaran ya."
"Btw, pacarmu ini... boleh juga--" ketika pria tsb hendak menyalami Yeonni, Jimin pun langsung menahan tangannya tsb.
"Jangan seperti ini..." Jimin berusaha mengucapkannya dengan lembut. Tapi, sebenarnya ia sudah sangat marah saat ini.
Hanya saja, ia berusaha menahannya di depan Yeonni.
"Benerkah mereka temanmu? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?" Bisik Yeonni juga, dan ternyata kedua pria tsb dapat mendengarnya.
"Ya, tentu saja kami berteman. Kami bahkan sangat dekat dulu, ya kan, Jim? Hei, jangan karna kamu sudah berkuliah di jurusan seni, terus sekarang kamu melupakan teman sekolahmu ini ya? Kita bahkan sangat sering bermain bersama, apakah kamu melupakan semua itu? Hehe."
Jimin bener bener sangat kesal pada keduanya, tapi ia juga tidak bisa mengatakan apapun. Ia pun terpaksa menahan amarahnya saja.
"Ya, mereka adalah teman sekolahku dulu," jujurnya juga.
"Oh..."
"Hai, perkenalkan aku Kai. Klo kamu--" baru saja Kai hendak mengajaknya berkenalan, Jimin pun sudah memotong ucapannya duluan.
"Ohya, Yeon. Aku baru ingat. Aku tadinya memang sudah ada janji minum dengan mereka. Bagaimana kalau kamu pulang dulu? Aku akan meminta ajushi untuk mengantarmu."
Ajushi supir Jimin.
"Oh... ya, baiklah klo begitu. Tapi, ingat jangan minum kebanyakan ya. Kamu kan gak bisa minum."
"A ah, iya..."
Setelah menundukkan kepalanya kepada kedua teman Jimin ini, Yeonni pun permisi pulang juga.
Begitu Yeonni pergi, kedua pria tsb pun langsung tertawa ngakak di depan Jimin. "HAHAHA apa katanya? Gak bisa minum? Jimin gitu loh!"
"Dasar bajingan kamu, Jim. Bagaimana bisa kamu membohongi pacarmu seperti itu? Sepertinya... ia sama sekali tidak soal dirimu ya hoho."
Jimin pun langsung menarik kerahnya tsb dengan kasar.
"Tutup mulutmu!"
"Bila kamu masih ingin hidup, maka tutuplah mulutmu itu! Dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi, kamu mengerti!"
Setelah mengucapkan hal itu, Jimin pun pergi.
Menyusul Yeonni, Jimin juga langsung pulang ke apartemennya.
Ketika ia pulang, ternyata Yeonni sedang membuat susu hangat di dapur.
Jimin pun nampak memeluknya dari belakang.
"Oh, Jim! Kok cepat? Bukankah katanya mau pergi minum dulu?"
Yeonni juga tidak mencium bau alkohol btw.
"Bagaimana bisa aku meninggalkanmu sendirian dirumah. Jadinya aku langsung pulang saja," jujurnya.
Yeonni pun hanya bisa tertawa mendengar ucapannya tsb.
Memangnya aku masih anak kecil apa?
"Yeon, bagaimana kalau kita keluar negri saja? Tenanglah, aku akan membiayai semua kebutuhan kita. Kita juga bisa melanjutkan kuliah kita disana," ajaknya.
Yeonni tidak mengerti, kenapa Jimin tiba tiba bisa mengucapkan hal ini.
"Kenapa tiba tiba--"
"Aku hanya tidak ingin kehilangan dirimu, Yeon."
"Bodoh! Memangnya aku kemana? Bukankah daritadi hanya disini."
Melihat senyuman gadis tsb membuat hati Jimin semakin tidak enak.
Bagaimana kalau ia mengetahui semua tentang masa laluku, apakah ia bakal tetap setia berada disisiku?
Ah, Jimin beneran tidak ingin kehilangan gadis ini.
Apapun itu caranya, ia pasti harus mempertahankan Yeonni disisinya.
Tbc
Aku tau banyak yg menunggu kemunculan dedek, tapi nanti ya, untuk saat ini kita ceritaan masa lalunya Yeonni bersama Jimin dulu.
Karna darisinilah prosesnya ia bisa bertemu dengan Jungkook nanti.
Harap bersabar ya dan tetap ditunggu, makasi 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top