16. aku menyukaimu

Eunwoo akhirnya memesan minuman dan duduk bersama Jaehyun di cafe Jungkook.

Ini permintaan Eunwoo sebenarnya, karna ia hendak mengenal Jungkook lebih dekat dari Jaehyun.

"Sebenarnya... aku sedikit kasihan pada Rose. Karna aku tau dari awal Jungkook memang tidak pernah menyukainya, yg ia sukai adalah gadis lain."

Eunwoo pun penasaran.

"Siapa?"

"Yeonni noona."

"A--APA?"

"Aku tau kamu adalah tunangannya Yeonni noona, tapi dulu mereka memang mempunyai hubungan seperti itu."

"T-tidak mungkin! Mereka kan noona dongsaeng!"

"Tapi mereka tidak mempunyai hubungan darah. Jungkook kan anak adopsi."

Eunwoo pun patah semangat setelah mendengar hal itu.

Ternyata itu alasannya.

Pantes saja Eunwoo selalu merasa kalau tidak mungkin saudara kandung bisa saling mencintai. Seperti dia dan Rei gitu, yg ada malah berantem!

Dan ternyata itu alasannya, karna mereka bukan saudara kandung.

Pantes saja!

"Terimakasih, Jae. Sudah memberitahuku hal ini," ucap Eunwoo kemudian.

,

Ayah Jungkook meminta Rose untuk pulang dulu, sedangkan Ibu Jungkook sedang bicara berdua dengan Jungkook.

"Sebenarnya apa yg sedang kamu lakukan, Kook? Walaupun sebentar lagi kalian menikah, kamu juga tidak boleh melakukan hal itu disini kan? Kamu hampir membuat umma dan appamu malu saja!" Ucap ibunya juga.

"Tidak! Aku tidak akan menikahi Rose, umma!"

"Loh? Jadi kenapa kalian melakukan hal itu tadi?"

"Sudah ku katakan, itu hanya salah paham. Kami tidak sedang melakukannya."

"Tapi, tetap saja kalian pernah melakukannya kan? Makanya appa Rose meminta kalian secepatnya menikah."

Jungkook pun terdiam.

Dulu ia sama sekali tidak mengira kalau Yeonni bakal kembali lagi bahkan mencintainya, makanya ia pasrah saja dengan jalan hidupnya dan sekarang ia mulai menyesali semua itu.

"Pokoknya aku tidak akan menikahinya, umma. Jangan paksa aku lagi."

"Apa alasannya, Kook?" Tanya ibunya juga mulai curiga. "Jangan jangan kamu--tidak mungkin kan?"

"Bila umma tau, kenapa bertanya lagi!" Jungkook pun langsung pergi setelah itu.

"Jungkook. Kook!" Bagaimana pun sang ibu memanggilnya, Jungkook tidak menoleh lagi.

,

Ruang kantornya Rei.

Rei baru saja hendak mengajak ayahnya untuk makan siang bersama, tapi sang ayah malah menolaknya.

"Appa ada janji dengan yg lain, lain kali saja ya," ucapnya.

Kebetulan saat itu Yeonni pun masuk ke ruangan tsb.

Tok tok

"Apakah kamu mencariku--ah, ajushi, kenapa kamu ada disini? Kapan pulang? Kenapa tidak memberitahuku, aku kan  bisa pergi menjemputmu." Tanya Yeonni senang sambil berjalan menghampiri calon ayah mertuanya ini.

Rei pun terlihat kesal menatapnya, mungkin ia iri dengan kedekatan mereka.

Padahal yg merupakan ayah dan anak kan dia.

"Ada apa kamu kemari, Yeon? Apakah ada yg ingin kamu katakan?" Tanya Rei juga.

"Ah, bukankah kamu yg memintaku kemari?"

"Bukan, bukan Rei. Tapi, ajushi. Aku tidak menganggu pekerjaanmu kan?" 

Yeonni pun mengelengkan kepalanya. "Ada apa kamu mencariku, ajushi?"

"Ah, kebetulan sebentar lagi waktunya makan siang. Bagaimana kalau kita bicara sambil makan saja?"

"Baiklah." Lagi lagi Yeonni menganggukkan kepalanya.

Ketika Yeonni berniat mengajak Rei, ayah Rei pun segera menariknya pergi.

"Ada yg ingin ku bicarakan berdua denganmu," ucapnya kemudian agar Yeonni mengerti kenapa Rei tidak diajak.

Setelah sang ayah dan Yeonni menghilang dari balik pintu, Rei pun langsung melempar semua dokumennya itu dengan kasar.

Sebenarnya aku putrimu atau Yeonni sih!

,

Yeonni sedang makan berdua dengan calon ayah mertuanya.

Ketika mereka selesai makan dan lagi nge-teh.

"Sebenarnya aku juga, ada yg ingin ku katakan padamu, ajushi," ucap Yeonni kemudian.

"Apa itu? Apakah mengenai pernikahan kalian?"

Yeonni pun mengangguk ya.

"Sebenarnya aku--"

"-kalian ingin mengundurnya bukan? Ya, aku sudah mengetahuinya. Eunwoo meneleponku semalam. Kenapa? Apakah lagi ada masalah dengan Eunwoo? Ataukah kalian sedang bertengkar?" Tanya ayahnya ini.

Yeonni mengeleng tidak.

"Maaf, ajushi. Tapi aku... sepertinya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Karna aku-menyukai pria lain," ucap Yeonni sejujurnya.

Bukannya marah, ayah Eunwoo hanya tersenyum pahit sambil meneguk teh nya tsb.

"Kamu tau, Yeon. Membina satu pernikahan itu memang tidak gampang. Pasti ada saja masalah yg datang silih berganti. Seperti saat ini kamu merasa tertarik pada pria lain, mungkin suatu saat nanti Eunwoo juga bakal seperti itu. Jadi yg terpenting adalah, kamu tau kapan waktunya kamu kembali."
"Aku tau pernikahan ini adalah masalah kalian berdua, tidak seharusnya aku ikut campur, tapi aku hanya ingin kamu tau, Yeon. Kamu sama pentingnya dengan Eunwoo, kalian adalah putra putriku yg baik. Jadi, jangan buat ajushi kecewa, ya?"

Yeonni pun jadi terdiam tidak tau harus bilang apa.

Selama ini Ayah Eunwoo memang sangat baik padanya, kuliah di bayarin, kebutuhan hidup dikeluarin.

Setelah lulus di kasi pekerjaan, apalagi coba?

Yeonni sungguh tidak ingin mengecewakannya.

Tapi, cinta itu berbeda dengan balas budi kan?

Ketika Yeonni hendak berbicara lagi, Eunwoo pun tiba tiba datang.

"Oh, Woo! Kamu sudah datang. Sini, duduklah."

"Ah maaf aku terlambat, kalian sudah selesai makan ya," ucapnya.

"Tidak apa apa, kami akan menemanimu. Pergi pesanlah makananmu."

"Ya, appa."

Sebelum pergi, Eunwoo sempat melirik ke arah Yeonni. Ntah apa yg ia bicarakan dengan appa tadi, kenapa wajahnya terlihat muram sekali?

,

Ting nong.

Padahal Jimin sedang sakit, bahkan suhunya hampir mencapai 40 kemarin, itulah kenapa ia tidak masuk kerja selama dua hari ini.

Lagian klo dia masuk pun, sepertinya Jimin akan langsung mengundurkan diri. Ntah lah, setelah merasa di peralat oleh Rei, ia jadi tidak minat untuk bekerja disana lagi.

Padahal Jimin uda tulus mencintainya.

Jimin pun membukakan pintu dan ternyata yg datang itu adalah Rei.

"Untuk apa kamu kemari? Bukankah seharusnya kamu di kantor?"

Jimin pun nampak cuek dan hanya membukakan pintunya lebar membiarkan Rei masuk sendiri.

Setelah menutup pintunya, Rei pun langsung berlari ke arah Jimin dan memeluknya dari belakang. Jimin nampak terkejut, tapi juga berusaha menenangkan dirinya.

Ingatlah, Jim. Rei tidak menyukaimu, dia hanya memperalatmu saja. Jangan masuk perangkap lagi!

"Lepaskan, Rei!"
"Baguslah kamu datang. Ada yg ingin ku berikan padamu, surat pengunduran diriku." Jimin hendak mengambilnya, tapi Rei tetap memeluknya membuat Jimin kesusahan untuk berjalan.

"Tolong jangan lakukan hal itu, Jim. Bila kamu juga pergi meninggalkanku, aku beneran tidak punya siapa siapa lagi hiks."

"Mana mungkin! Jadi bagaimana dengan pria di apartemenmu waktu itu?"

"Siapa sih yg kamu maksud? Aku beneran tidak mengerti--ah! Atau jangan jangan pria yg kamu maksud adalah--Suga??"

Ah, apakah pria putih itu bernama Suga?

"Astaga! Kamu salah paham, Jim. D-dia adalah ajushiku!"

"Aku tidak pernah tau kamu punya ajushi setampan itu."

"Itu karna--"

"Sudahlah, Rei. Kamu tidak perlu menipuku lagi, aku sudah melihat semuanya. Ntah sudah berapa banyak pria yg kamu permainkan saat ini."

"Tidak! Aku serius, Jim. Lagian aku tidak pernah bermain dengan pria manapun, selain--dirimu."

Jimin pun menatap Rei tidak percaya. Apakah ia sedang membohongiku lagi?

"Aku menyukaimu," ucap Rei juga pada akhirnya.

Tbc

Nah loh, ayo tebak sebenarnya Rei beneran suka atau bermaksud memperalat Jimin lagi? Hehe

Jangan lupa setelah baca dikomen ya teman teman

Ditunggu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top