14. Status
Eunwoo pun langsung melumat Yeonni, menjilati lehernya. Lalu ia mendorong Yeonni sampai terjatuh di atas sofa, selanjutnya ia pun hendak menurunkan celana dalam wanita ini.
Yeonni terus menahannya, tapi Eunwoo tetap saja melakukan aksinya tsb membuat Yeonni tidak tahan lagi dan akhirnya menamparnya juga.
PLAK//
"M-maafkan aku, aku bukan sengaja--" Yeonni hendak menyentuh pipi Eunwoo, tapi pria ini langsung bangkit berdiri.
"Maaf, mungkin karna terlalu merindukanmu makanya aku menjadi seperti itu. Lebih baik aku mandi dulu." Eunwoo pun berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Apakah sekarang kamu bahkan tidak ingin ku sentuh lagi, Yeon?
Eunwoo pun menghajar tangannya ke dinding dengan kesal.
Ketika ia keluar dari kamar mandi, ternyata Yeonni sudah menyiapkan ramen untuknya. "Makanlah, kamu pasti lapar."
Eunwoo pun mulai makan.
Yeonni duduk di hadapannya.
"Woo... ada yg ku katakan..."
"Aku lagi makan, Yeon! Kamu tau kan, aku tidak suka diganggu ketika sedang makan!"
Yeonni pun terpaksa menunggunya juga, sampai ia siap makan dulu.
Ketika Eunwoo sudah menghabiskan ramennya, Yeonni pun langsung menahan tangannya.
"Maafkan aku, Woo. Aku tau aku salah," ucap Yeonni juga.
"Baguslah bila kamu tau kamu salah. Jadi, tidak ada yg perlu kita bahas lagi kan?"
"Aku mencintaimu, Yeon. Aku beneran sangat mencintaimu. Aku tidak mungkin melepaskanmu!"
"Tapi, Woo--"
"Tolong! Jangan buat aku lebih marah lagi, Yeon. Ini peringatan pertama dan juga terakhirku. Aku tidak tau apa yg akan ku perbuat padanya nanti." Ancamnya kemudian.
"Aku akan tidur di kamar tamu hari ini. Selama tidur sendiri, pikirkanlah baik baik apa yg seharusnya kamu lakukan!" Dan Eunwoo pun masuk ke kamarnya juga.
Yeonni nampak kacau.
Kenapa jadi serumit ini!
☆☆☆
Eunwoo baru saja bangun tidur, ternyata Yeonni sudah pergi kerja.
Sebelumnya, ia sempat membuatkan sarapan untuk Eunwoo dan menaruhnya di meja makan.
Eunwoo pun menikmati sarapannya. Ya, Eunwoo sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini.
Ia sudah terbiasa ada Yeonni disampingnya.
Jadi, bila tiba tiba wanita itu pergi. Ia sungguh tidak tau apa yg terjadi pada kehidupannya nanti.
Selesai makan, Eunwoo pun keluar dari apartemen tsb. Ia pergi mencari Jungkook.
Sepertinya ini adalah waktu yg tepat untuk bicara dengannya.
,
Jaehyun baru saja masuk kerja, Jungkook pun menyapanya. "Pagi, Jae!" Sapanya terlihat senang.
Jaehyun pun heran, tak biasanya Jungkook kelihatan seceria itu.
"Apakah ada hal baik yg terjadi padamu, Kook? Kamu kelihatan senang sekali."
"Ah... apakah terlihat sejelas itu? Hehe." Senyumnya kemudian.
Ketika keduanya sedang bersiap untuk membuka cafe, hape Jungkook pun tiba tiba berdering.
Dari ibunya.
"Kook, ada apa ini? Apakah kamu akan menikah?" Tanya ibunya diseberang sana, Jungkook pun ikut terkejut.
"Apa maksudmu, umma? Siapa yg--"
"Appa Rose sedang berada disini sekarang dan ia mengatakan kalau kamu akan segera menikahi putrinya, benerkah itu? Kenapa kamu tidak memberitahu kami--"
Tidak mendengar lebih lanjut lagi, Jungkook pun segera keluar dari cafenya tsb. "Maaf, Jae. Tolong jagakan cafeku dulu ya. Aku harus segera ke rumah sakit sekarang."
Tak lama Jungkook pergi, dua orang pun mendatangi cafe tsb.
Mereka adalah Eunwoo dan Rose. Dan keduanya sama sama datang untuk mencari Jungkook.
"Jungkooknya ada?" Tanya mereka secara bersamaan.
"Tadinya ada, tapi barusan ke rumah sakit. Sepertinya ummanya menelepon," jawab Jaehyun seadanya.
"Ah, gawat!" Mendengar hal tsb, Rose pun segera bergegas ke rumah sakit.
Sedangkan Eunwoo nampak kebinggungan berdiri di cafe tsb.
,
Rose akhirnya berhasil mengejar Jungkook juga, sebelum pria ini memasuki ruangan pasien ayahnya, Rose pun menariknya pergi.
Mereka sedang berada ditangga darurat rumah sakit sekarang.
"Sekarang katakan, apa maksudnya aku akan menikahimu? Kenapa appamu mendatangi kedua orangtuaku?" Teriak Jungkook juga.
"Maaf, Kook. Tapi, aku juga tidak tau kenapa appa bisa mencari orangtuamu. Aku juga baru mengetahuinya tadi, makanya aku langsung mencarimu ke cafe."
Setelah Jungkook terlihat lebih tenang, Rose pun mengandeng lengannya tsb.
"Karna sudah seperti ini, bagaimana kalau kita menikah saja, Kook?"
"Tidak bisa!" Tolak Jungkook mentah mentah.
"Kenapa? Bukankah cepat atau lambat kita juga akan menikah?"
"Tidak! Aku--tidak bisa menikahimu, Rose."
"Kenapa? AKU TANYA KENAPA, KOOK?"
"Apakah--karna kamu menyukai orang lain? Siapa gadis itu--"
"Aku hanya tidak menyukaimu lagi, Rose! Jadi... maafkan aku!" Ucap Jungkook juga pada akhirnya yg membuat Rose langsung menangis badai.
"Hiks kamu jahat, Kook! Segampang itu kamu berkata tidak mencintaiku lagi. Apakah kamu lupa kalau kamu lah yg mengambil keperawananku dulu? Kita sudah bersama selama empat tahun! Itu bukan waktu yg sebentar, Kook! Pokoknya, aku tidak mau putus!" Teriak Rose juga.
Jungkook beneran tidak tau apalagi yg harus ia katakan.
Bila bisa jujur, ia juga tidak tau pasti bagaimana ia bisa mengambil keperawanannya dulu.
Jungkook cuman ingat, waktu itu mereka semua baru saja lulus SMA dan memutuskan untuk minum bersama di bar.
Merayakan kelulusan mereka gitu la.
Tapi tak lama, Jungkook pun mabuk. Jaehyun membawanya untuk menginap di sebuah hotel dan Jungkook pun ketiduran disana. Tapi, gak tau kenapa paginya Rose sudah berada di sampingnya dalam keadaan bugil sama sepertinya, Jungkook bener bener tidak ingat apa yg sudah ia lakukan.
Rose mengatakan kalau Jungkook telah mengambil keperawanannya. Yah begitulah, Jungkook pun terpaksa bertanggung jawab dan mereka pun pacaran.
Ia tau ia bersalah pada Rose.
Tapi, apabila hubungan ini dipertahankan, bukankah akan lebih menyakiti Rose ya? Jungkook kan memang tidak mencintainya, dari awal sudah ada seorang wanita yg menempati hatinya itu.
"Maafkan aku, intinya aku tidak bisa menikahimu. Lebih baik kita putus saja, Rose." Jungkook pun hendak pergi, tapi Rose langsung menahannya.
"Tidak, aku tidak terima!" Rose terus memeluknya membuat Jungkook gerah dan melepaskan kedua tangannya dengan kasar.
Jungkook tidak tau kalau hal tsb malah membuat Rose hilang keseimbangan dan akhirnya terjatuh dari anak tangga tsb.
Rose pun pingsan.
Jungkook nampak terkejut.
"Rose, sadarlah! Rose!"
Kebetulan ada seorang suster yg lewat darisana, ia pun segera menolong Rose.
,
Rei kelihatan tidak fokus seharian ini.
Bahkan ia tidak pergi kerja karna malas.
Biasalah anak direktur mah, suka suka dia aja.
Suga yg merupakan pamannya--yaitu adik dari ibunya tsb pun nampak menghampirinya. "Ada apa denganmu? Tidak bersemangat ya?"
"Kamu aneh. Aku bisa melihatnya. Semenjak kedatangan si boncel itu, kamu jadi seperti ini. Apakah kamu menyukainya?"
Tau kah siapa pria boncel yg ia maksud? Haha
"Apa sih yg kamu katakan, ajushi! Aku siapa, dia siapa. Mana mungkin aku menyukainya!"
"Ohya? Cinta itu tidak pandang status, Rei haha."
Tbc
Akhirnya bisa juga ku updet hehe
Apakah ada yg kangen dengan cerita ini? Gak ada ya keknya, ya sudahlah.
Selama masih ada yg komen bakal aku lanjut kok! Jadi, jangan lupa komennya ya hoho
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top