Teaser.

Author's Note:
Heyya! Kembali dengan AN receh ya😂. Gak tau kenapa nulis AN bawaannya ketawa mulu🙂

Enaknya cerita ini di lanjut setelah lebaran aja ya?? Gimanaaa?

atau malam aja kalau upload?

💜💜Makasi sudah mau mampir di sini! Borahae💜💜

Part teaser aman kok gengs.
LANZUT GAK?

___

Nala terlihat seperti wanita dewasa pada umumnya. Bahkan diumurnya yang menginjak 23 tahun pesona kecantikannya semakin bertambah. Tidak disangka, di balik wajah cantik itu, dia adalah seorang fans fanatik. Kelakuannya sangat memalukan kalau sudah menyangkut idolanya itu.

Obsesi beratnya pada seorang Jung Jungkook membuat Nala hampir kehilangan akal. Sudah sepuluh tahun dia tergila-gila pada penyanyi kebanggaan Korea Selatan itu.

Kamarnya dipenuhi dengan poster Jung Jungkook dalam berbagai pose, album, boneka, dan DVD film semua tertata rapi dalam kamarnya. Jungkook itu sebagian jiwanya. Alasannya untuk tertawa, menangis dan juga berteriak bagai orang gila.

Pergi ke negara lain demi konser juga dilakukannya semata-mata agar dia bisa menatap pemuda itu lebih lama. Secara lebih dekat, lebih dekat lagi. Untungnya Appanya bisa membiayai kebutuhan gila Nala. Kebutuhan candu Nala, karena Jungkook memang sepenting itu.

Hati Nala hanya untuk Jungkook. Hampir dua puluh lelaki tampan ditolaknya hanya karena mereka bukan Jungkook. Nala sering disebut sinting karena itu, namun dia tidak peduli. Nala mau Jungkook. Nala milik Jungkook. Dia sadar kok, Jungkook yang diimpikannya itu tidak menyadari eksistensinya di dunia ini sama sekali.

Bukan hanya temannya yang menganggapnya aneh, orang tuanya sering cemas melihat kelakuan anak semata wayangnya itu. Mereka menganggap Nala sakit jiwa. Dua tahun yang lalu Nala hampir dipanggilkan psikiater karena ibunya benar-benar muak melihat putrinya kecanduan lelaki itu.

Saking muaknya, ayah membelikannya apartemen untuk ditempati sendiri. Sekarang dia tinggal seorang diri. Nala bisa menonton dan berteriak sepuasnya. Mungkin tetangganya kini juga membencinya karena teriakan nyaring Nala setiap kali menonton Jungkook.

Dalam waktu senggangnya, Nala gemar sekali menulis, lagi-lagi, Jungkooklah pemeran utamanya. Ya, bayangkan saja peran seperti apa yang diberikan pada pria tampan itu. Pastilah liar dari imajinasinya. Menggairahkan.

Bisa dibilang, Jungkook adalah alasannya bertahan hidup. Nala memiliki monster, dan makhluk itu tinggal di kepalanya. Nala yakin hanya Jungkooklah yang bisa menjinakkan. Segila apapun cintanya pada Jungkook sekarang, semua bermula dengan cinta lugu yang murni layaknya jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia tahu Jungkook dan dirinya bagaikan bumi dan langit—Susah untuk digapai.

Terkadang imajinasinya membuat Nala hidup dalam dunianya sendiri. Dunianya dengan Jungkook di mana mereka dapat bertemu, saling mencinta dan hidup bahagia. Dia mencintai tiap inci pemuda itu. Wajah tampannya, bibir indahnya, hidung lucunya, mata tajamnya, rahang tegasnya, belum lagi suara Jungkook yang mampu membuat hatinya berdesir hebat, sesak, dan dipenuhi luapan ekspresi yang membeludak setiap kali dia melihatnya pada layar kaca. Nala jadi sakit jiwa.

Obsesi mungkin namanya. Tiap malam dia tidak bisa tidur membayangkan Jungkook. Saat tidur, dia pun memimpikan Jungkook. Harinya bermulai dengan Jungkook dan berakhir dengan Jungkook. Tidak bisa dihitung dengan jari ada berapa banyak mimpinya tentang Jungkook. Baik, ataupun buruk, indah ataupun kotor, Jungkook selalu menjadi pemeran utamanya.

Jungkook, ah Jungkook.

Perempuan cantik itu menggenggam foto lelaki dengan baju terbuka di bagian dadanya. Seksi. Jungkook itu sumber dosanya. Satu-satunya lelaki yang mampu membuatnya terbuai dan mabuk karena pesonanya.

Jungkook itu ada di mana-mana, di dompetnya, ponselnya, otaknya, matanya, hatinya, telinganya, kamarnya, dan ada satu yang belum terwujud. Keinginan gilanya hanya merasakan Jungkook di dalamnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top