Part 18.
AN; Hai - hai guys, aku update, semoga tidak bosyan. Kalau udah baca part sebelumnya tahu pasti ini arahnya kemandose. Okeh baique, Borahae guys, Selamat bermalam minggu, jangan nakal kayak Jungkook!❤
___
"Sampai mana aku tadi?" Jungkook berbisik pada telinga Nala, memberi desiran napas halus yang menyapa lehernya secara tiba-tiba.
"Uhm, aku tidak tahu Jungkook..." dia menelan salivanya sendiri.
Jungkook meraba sisi samping tubuh gadis itu perlahan, membuat Nala memejamkan mata sembari menyandarkan tubuhnya, menghapus jarak antara mereka berdua.
"Sampai mana aku tadi?" tanyanya.
Jungkook memijat lembut kepalanya lalu menghadiahi kecupan sepanjang bahu telanjang Nala. Memberi ratusan kupu-kupu yang memenuhi rongga perutnya.
Nala malah menutup tubuh dengan kedua tangannya yang disilangkan, malu saat mata nakal Jungkook memerhatikannya sangat lekat.
Di bawah pancuran air yang deras, mereka menikmati sentuhan kulit ke kulit dengan aroma vanilla yang memenuhi ruangan itu.
"Berbaliklah," Jungkook berbisik kecil pada telinganya.
"Kenapa?" tanya Nala lugu. Dia bersiap untuk menerima serangan yang mengejutkan dari Jungkook, walaupun sebenarnya sentuhan Jungkook masih terasa begitu asing di kulitnya.
"Berbaliklah," Jungkook kini berhadapan dengan Nala yang masih menutup tubuh dengan tangannya sendiri. Mata Jungkook naik-turun, lalu berhenti pada bibirnya.
Rambut basah Nala tersisir ke belakang, menampilkan bahunya full on display. Terdorong keinginannya sendiri, dia berjalan mendekat, menjebak Nala hingga ke sudut ruang kaca sembari melekatkan tubuh mereka.
"Kau mau apa?" tanyanya. Suara Nala terdengar takut.
"Ingat janjiku? Aku tak akan melakukan sesuatu jika kau menolaknya.." ujarnya.
Wajah Nala bersemu, walaupun kedinginan, dikelilingi kaca yang berembun serta suara air yang masih menyala, dia terdiam menatap Jungkook yang kini menghapus bulir air yang memenuhi wajah dan bibirnya.
"Tanpa riasan pun kau sudah cantik Nala..." Jungkook semakin mendekat, buat Nala mendorong tubuhnya sedikit, lupa jika tadi sibuk menutupi tubuh dengan tangannya.
Jungkook menyukai pemandangan di depannya. Faktanya dia hampir gila saat akhirnya tangan Nala terlepas dari tubuhnya.
Napasnya tidak beraturan, tangannya ingin segera bermain nakal bersama Nala. "Kalau kau berkata 'iya' akan kulanjutkan..." ujarnya.
Pasalnya Nala hanya terpaku melihat tubuh Jungkook yang disuguhkan di depan matanya. Otot kencang yang semakin seksi terkena air, lalu rambut Jungkook yang jatuh di dahinya.
Dia malah menarik Jungkook untuk ciuman yang dalam, sambil mencengkeram rambutnya, lupa kalau tangan Jungkook sedang mencari bagian tubuhnya yang lain.
"Sudah pintar rupanya," Jungkook tertawa nakal, senang melihat gadisnya mulai terampil. Bagaikan dinyalakan api dan mereka terbakar bersama.
"Aku akan mulai perlahan, akan sakit sedikit..." Jungkook mengecup bibirnya, lalu turun pada tulang selangka Nala, membuat sebuah tanda di sana.
Jungkook bergerak perlahan. Tahu kalau pemula butuh ekstra hati-hati. Kalau tak ingat mungkin Jungkook sudah melahap Nala sejak tadi.
Kulit mulus Nala memang godaan terbesar untuk Jungkook. Jungkook ingin semuanya, ingin menandai gadis itu agar tak ada orang lain yang bisa menikmatinya.
Jemari panjang Jungkook menyapa kulit sensitif Nala yang lantas buatnya mengerjap lalu mencengkeram dada Jungkook sedikit terlalu keras.
Jungkook meringis, lalu melanjutkan tindakannya. "Mendesah saja, " ujarnya.
Satu jari lolos, Nala menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah. Desahan tertahan malah membuat Jungkook makin senang. Dia bergerak acak, liar, lembut, kasar, menikmati Nala yang hampir lemas.
"Sakit?" tanyanya.
"S-sedikit..." Dia menahan suaranya untuk keluar terlalu kencang.
"Hanya satu jari, bagaimana jika dua?" tanya Jungkook manis.
Nala menggeleng, memejamkan matanya dan bersandar pada tembok. Lututnya lemas, sekarang berat tubuhnya ditopang oleh Jungkook yang mengapitnya.
"Cantik sekali, " tangannya yang lain kini bermain pada buah dadanya. Nala semakin siap untuk meledak. Energinya terkuras habis.
"J-ungkook..." desahannya keluar, Jungkook puas. Setidaknya dia tahu Nala menyukai permainannya.
"Ya sayang?"
"Kau terlihat cantik sekali saat wajahmu merah seperti ini..." Jungkook mengecup hidung Nala lembut. "Jangan gigit bibirmu, nanti sakit..." ujar Jungkook.
"A-aku,"
"Iya, sedikit lagi, " Jungkook masih enggan berhenti, malah melumat bibir gadis itu dengan liar, membungkam erangannya, lalu terkekeh saat Nala mendesah dalam ciuman. Gila, Jungkook hampir gila dibuat Nala.
Saat itu dia tahu Nala sudah dekat. Tangannya berhenti ketika merasakan cairan hangat mengalir pada jarinya, lalu menuruni kaki Nala yang kini gemetar, disertai cengkeraman Nala yang semakin kuat.
"Bagaimana?" tanyanya. "Besok kita lanjutkan permainannya..."
Nala tak menjawab. Tubuhnya lemas dan hampir tergelincir, Jungkook menangkap dan mengangkatnya ke ranjang, mengeringkan tubuhnya dengan handuk.
"Begini saja kau lemas," dia tertawa. "Belum juga merasakan yang lain..." ujarnya.
Nala sudah tak dapat berkata-kata lagi. Dia hanya ingin memejamkan mata dan terlelap, merengkuh tubuhnya sendiri dibalik selimut tebal pemberian Jungkook.
Saat Nala tertidur, Jungkook membuka buku pemberiannya lagi, membaca bait demi bait, lalu kembali ke kamar mandi untuk menyelesaikan hasratnya sendiri.
Nala masih tertidur, ditemani lampu kecil yang berpendar redup di samping kirinya. Jungkook menatapnya bingung, melihat gadis yang menyerahkan segalanya pada lelaki asing bernama Jungkook. Bahkan Jungkook merupakan orang pertama yang boleh menyentuhnya.
Sejujurnya, Jungkook melakukan ini semua demi napsunya belaka. Kasihan jika gadis lugu ini dimabuk cinta dan terbebani harapan palsu.
Jungkook dapat melihat dengan jelas tanda yang baru saja diberikannya pada Nala. Tanda merah membiru di pundak dan dadanya. Agak kecewa sepertinya, Jungkook berharap Nala adalah gadis yang nakal dan siap bermain kapan saja. Namun ternyata gadis lugu yang bucin akut.
"Jung-" Nala terbangun, menarik selimut untuk mendekap tubuhnya.
"Ada apa?" Jungkook mendekat, membantu dia untuk duduk di ranjang bersandar pada bingkai dipan.
"Aku kedinginan, aku mau ganti baju..." dia turun lalu membuka kopernya, mengambil piyama satin dan memakainya dengan cepat.
"Dingin? Selama kau denganku kau harus terbiasa tidur-"
"Terbiasa apa?" tanyanya. Mata besar Nala membelalak lugu.
"Tidur tanpa piyama," Dia terbawa terbahak-bahak, disusul Nala yang memandang penuh tanya.
"Aku bercanda..." jawab Jungkook.
Dia lalu menutup bukunya dan menaruhnya di atas sofa. "Kau sudah makan?"
"Belum..." Nala menggelengkan kepala.
"Pantas saja kau kedinginan..."
"Ada ayam goreng, nasi di dapur, bir dan kimchi di kulkas, kau mau makan?" Jungkook menimpali.
"Mau..." Nala berjalan kecil ke dapur. "Aku boleh makan ya?" tanyanya.
"Boleh, ambil saja sepuasmu..." Jungkook tersenyum.
Menemani Nala yang sedang melahap makanannya, Jungkook duduk di seberangnya dengan sekaleng bir dingin.
"Bagaimana tidurnya?"
"Nyenyak, tapi tidurku singkat sekali. Perutku sakit..." ujarnya.
"Kau membaca bukuku lagi?" Nala melihat bukunya tergeletak di atas sofa.
"Iya, baru saja..." ujar Jungkook malu-malu. "Kau tahukan untuk apa?"
"Ya," Nala tersenyum, hampir tersedak saat sadar apa maksud Jungkook tadi.
"Maaf belum bisa melakukannya denganmu..." ujar Nala.
"Tak apa, manis. Besok kita coba lagi..."
Wajah Nala bersemu. Lelaki di depannya memang pintar sekali menggoda. Dia tak mau membayangkan kalau Jungkook bisa saja menariknya berbaring di atas meja makan sekarang juga.
"Bagaimana jika?" Jungkook tersenyum pada ide di kepalanya.
"Jika apa?" Dia menghentikan makannya dengan segera.
"Jika aku melakukan semua adegan pada bukumu, satu persatu mulai dari bab 1?" ujarnya. "Semua adegannya, kau dan aku..." jelasnya.
"Apa?" sumpitnya jatuh ke meja. Nala ingat seberapa gila adegan yang ditulisnya. Mana mungkin sekarang dia mempraktekannya secara langsung dengan Jungkook?.
"Tapi Jung-"
"I will show you how..." ujarnya.
"Aku akan mengajarimu, jangan takut..." bujuknya.
Perlu beberapa menit untuk menimbang resiko yang akan di dapatnya, Namun Nala cinta Jungkook. Nala mau memberikan segalanya, bahkan jantungnya sendiri.
"Baiklah, tapi janji kau akan melakukannya sampai ending?" Gadis itu menyodorkan jari kelingking di depan Jungkook. Ide yang bagus juga untuk menghabiskan waktu bersamanya. Jungkook dan seks.
Tersenyum menunjukkan gigi kelincinya, Jungkook melarikan satu tangan ke rambut tebalnya, membuka mulut dan berkata lantang, "Aku Janji..."
____
An; guys aku buat ff taehyung baru, monggo di cek kalau bucin mas V. Btw instagramku @itsgeebooks boleh di follow kalo mau ngobrol2 cantik dan update wattpadku! 💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top