Part 15
HAIII! ASTAGA AKU SENENG BANGET BISA UPDATE! Semoga kalian suka ya:) huhuuu makasi yang sudah bacaaa❤❤ borahae💜 Selamat buat BTS yang reached #1 billboard aku seneng banget sampe terhura, Dan happy bday kookie, tambah sayang sama dia. Guys, kalian sejauh ini enjoy baca gak si? btw aku naikin rate jadi R karena ya begitu guys😭.
Semoga hari kalian bahagia selalu❤
___
Nala masih memandangi ponsel yang menggelap, layarnya mati dan matanya menatap kosong. Dia baru saja menyetujui pertemuan dengan orang asing yang menyeramkan. Gadis berambut panjang itu mulai berganti pakaian lalu menarik koper keluar, menyiapkan beberapa berkas untuk check out dari hotel.
Nala benar - benar kosong. Yang ada dipikirannya adalah menemui Jungkook—atau tidak—malam ini.
Dia memesan taksi, pindah ke hotel yang lain untuk melanjutkan liburan berikutnya. Sepanjang jalan Nala memerhatikan gedung-gedung tinggi dan hiruk pikuk kota New York. Kota yang dulunya hanya hidup dalam khayalannya belaka.
Semua tugas sudah dia serahkan, ponsel kerjanya sengaja dimatikan agar tak ada orang yang mengganggunya pada hari-hari cutinya.
Bagaimanapun Nala hanya sendiri di New York, dia tidak mengenal seorang pun. Keputusannya untuk berlibur di Amerika agaknya memang aneh. Nala tak tahu firasat apa yang menuntunnya ke sana. Dia berharap Jungkook ada di dalam sebuah kamar diantara banyaknya apartemen di New York, atau bahkan di rumah terpencil yang jauh dari keramaian, mencari ketenangan untuk dirinya sendiri.
Nala dengan senang akan ikut dengan Jungkook, itupun kalau Nala belum terbangun dari tidurnya. Mimpi terus, mimpi kalau Jungkook bisa jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis korea yang menemuinya di penandatanganan album.
Nala mulai melupakan fakta bahwa lelaki matang itu telah mempunyai kekasih, kalaupun benar dia yang meneleponnya tadi, Nala sudah siap dijadikan pelampiasan kebosanannya, ataukah hanya jadi lelucon Jungkook di waktu senggang.
Jungkook dan Han Lily hanya pembohongan publik, Itu yang Nala tanamkan dalam otaknya. Benar ataupun tidak Nala suka berandai-andai Lily tak benar-benar kekasihnya. Hanya status yang Jungkook usung demi menghindar dari pertanyaan seputar kehidupan asmara dari tabloid yang selalu merundungnya.
Gadis itu menyiapkan gaun floral pendek casual untuk bertemu dengan Jungkook. Entah mau pergi kemana, namun lelaki itu berjanji menjemputnya di lobby hotel.
Gelisah, segala pemikiran datang dan bercampur menjadi satu. Nala ingin menghilang saja. Dia tak yakin akan selamat. Dia masih belum mau mati.
Dering telepon singkat menjadi pertanda bahwa lelaki itu kembali mengirimi pesan. Pesan beberapa patah kata saja, "Tunggu Aku..." mampu membuat gadis itu begidik menuruni tulang belakangnya.
Dia belum pernah melakukan kencan buta, apalagi bertemu dengan lelaki asing yang hanya meneleponnya selama beberapa menit.
Jam pun tak mau berhenti berdetak, tik tok tik tok, seakan nekat mencekik Nala hingga kehabisan napasnya. Jam itu berlari, hingga waktu sudah tersita setengah hari.
Beberapa jam lagi, Nala punya beberapa jam untuk lari dan sembunyi. Namun gadis itu enggan melakukannya. Tak ada yang tahu dinamakan obsesi ataupun cinta perilaku Nala sudah diambang gila.
Sekarang dia malah membayangkan Jungkook membuka bukunya, membaca, menyusuri tiap kata dengan mata terbelalak, terkesima dengan seberapa kotor imajinasi seorang gadis bisa berkembang.
Jungkook bisa saja kaget lalu melemparkan buku itu ke perapian, atau ketagihan dan membacanya semua. Mungkin Jungkook berakhir menyentuh dirinya sendiri, atau malah memanggilnya demi memuaskan napsu.
Kalau Jungkook punya lilinnya, Nala punya apinya.
Tik tok tik tok, detik jam terdengar nyaring di telinga Nala. Dia tahu napsu itu bagai dahaga, ingin segera dipuaskan. Namun dia tak siap, bagaimana jika Jungkook, atau siapa pun yang akan ditemuinya nanti hanya akan menggunakannya lalu membuangnya begitu saja. Terdengar kurang manusiawi memang. Namun Nala tak tahu bagaimana seorang Jungkook dibelakang layar.
Jantungnya berdetak kencang sekali, dia hanya ingin mandi, membasuh tubuhnya lagi dengan air hangat untuk menenangkannya dari pikiran yang menghukumnya sejak tadi. Nala sudah menyianyiakan satu hari penuh dengan berbaring di kamar hotel, setidaknya tubuhnya butuh istirahat.
Menyesal, Nala menyesal memulai semua permainan bodoh ini. Dia bahkan takut keluar kamar, takut diculik dan ditarik paksa masuk mobil yang gelap seperti yang dilihatnya di film hollywood.
Nala menanggalkan bajunya, lalu mempersilakan air hangat menyapa kulitnya sekali lagi, diikuti dengan lembutnya busa dengan aroma mawar, menenangkan penghidunya.
Dia melihat ke belakang, mematikan pancuran air, memerhatikan sekeliling kamar mandi yang kosong. Sejak beberapa hari yang lalu dia merasa dikuntit.
Nala memperhatikan siluet tubuhnya dari kaca ruang pancuran, lalu membuka pintunya yang dilapisi frosted glass membuat bayangannya terlihat buram dari luar kaca, begitu pula sebaliknya.
Pikirannya selalu mencipta sosok lelaki yang menurutnya akan bersembunyi di bawah wastafel, dibalik kelambu ataupun di atas langit-langit.
Kali ini gadis itu tak peduli, dia menuang sejumlah besar sampo dan memijat kepalanya.
Kembali dia rasakan kehadiran sesosok tak terlihat, lalu mematikan pancurannya lagi. Dia takut menutup mata, lalu membukanya dan mendapati sesosok lelaki tersenyum di depan wajahnya. Menyeramkan. Tubuhnya kini tak terbalut apa-apa.
Uap langsung berhambur keluar begitu dia membuka pintu, menutup kaca depan wastafel menjadi buram. Saat kecil dia suka menggambar di atas kaca yang beruap dengan tangannya, kini dia membayangkan seseorang muncul dibelakangnya tepat saat kacanya kembali bersih.
Nala membalut tubuhnya dengan handuk, menyikat gigi, mengeringkan rambut dan melakukan segala macam kegiatan perawatan wajah.
Saat dia keluar dari kamar mandi, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, lelaki itu akan datang sebentar lagi.
Dia memilih bra berenda cantik, lalu pakaian dalam dengan motif serupa, lalu memandangi gaun pendek yang tersampir di atas tempat tidur.
"Tolong bawa aku keberuntungan hari ini..." Nala berkata pada gaunnya.
Dia menyesap teh yang baru saja diseduhnya, sudah berganti ke gaun pendek yang seduktif namun manis, menyesap tehnya lagi sebelum membubuhi pewarna bibir pada bibirnya.
Hari ini dia berniat memakai lipstick matte berwarna wine, lalu riasan pipi merah muda lembut. Matanya dirias cantik dengan eyeshadow emas yang sedikit gelap pada ujungnya.
Saat dia selesai memoles pipinya dengan highlighter, dering teleponnya berbunyi, "Aku di sini..."
"Oke, aku menuju lobby..."
Suara lelaki itu berat, bagaikan singa menunggu santapannya. Nala gelisah bukan main, dia menggunakan wewangian dan menatap wajahnya sekali lagi di cermin.
Satu, dua, tiga. Dia mengambil tas kecilnya, lalu kartu kamar, lalu melangkah keluar.
Bunyi elevator berdenting kencang, Nala sampai pada lobby. Cukup ramai, sepasang kekasih menunggu di sofa kecil, Seorang lelaki berdiri sedangkan istri dan anak-anaknya duduk di depan meja sambil menggenggam beberapa lembar kertas. Ibu tua yang menggenggam tongkatnya, lalu empat pria yang duduk berjauhan.
Namun tak ada yang terlihat seperti Jungkook. Pria dengan beanie merah dan jaket hitam besar, Pria dengan jaket kulit coklat, rambutnya dikuncir ke atas, Pria bermata biru dengan kacamata, lalu satunya lagi tertidur dengan mulut terbuka.
Tidak, tak ada Jungkook di sini.
Nala menggelengkan kepalanya.
"Tidak, tidak, tidak..."
Pesan singkat masuk lagi, "Aku di sini, aku melihatmu..."
Nala berbalik badan menyusuri semua sisi lobby dengan matanya.
"Tidak, tidak, itu bukan Jungkook..." bibirnya melafalkan kata-kata yang mencekiknya, lalu berjalan mundur ke belakang hingga punggungnya menabrak elevator yang terbuka.
Dia melihat salah satu lelaki di sana mulai beranjak dari kursinya, lalu dengan acak Nala menekan tombol elevator agar pintunya tertutup.
Gadis itu berlari ke kamarnya, mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal lalu bersembunyi di balik pintu kamar.
Ponselnya berdering lagi, namun tangannya menekan tombol tolak berulang kali, sampai akhirnya sebuah pesan muncul dengan sendirinya,
"Keluarlah Kim Nala, aku di depan kamarmu..."
____
DUGUN DUGUN GAK?🌚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top