5. Kehidupan Baru
"Inikah apartemenmu? Perlukah aku mengantarmu ke atas?" Mengingat Yeonni pingsan di jalan, Jimin jadi sedikit mencemaskannya.
Mana lagi hamil.
Yeonni pun mengelengkan kepalanya tidak perlu.
"Makasih ya atas tumpangannya, klo gitu--" Yeonni pun langsung naik ke lantai 10 dimana apartemennya berada.
Sedangkan Jimin baru saja hendak melajukan mobilnya dan pergi, tapi hapenya tiba tiba berbunyi.
Rrriinngg
Mom is calling...
Jimin langsung merutuk dalam hati.
Astaga! Daritadi aku lupa untuk mengabarinya, ia pasti sangat khawatir sekarang. Ditambah aku masih berada di Seoul lagi..
Jimin pun langsung menjawabnya, "ya, umma"
.
Yeonni terlihat mengeluarkan tas besarnya dan memasukkan barang barangnya, pada dasarnya barang Yeonni memang sedikit. Karna waktu keluar dari rumahnya dulu, ia memang tidak membawa apapun.
Tit tit
Hape Yeonni kembali berbunyi, ada pesan baru.
From : Jungkook
Tidak bisa, aku terlalu merindukanmu. Aku akan pulang sebentar lagi, apakah ada yg ingin kamu makan? biar sekalian aku beli.
Tapi Yeonni tidak membalasnya, gadis ini hanya menangis.
Tidak, Yeon. Kamu harus cepat, sebelum Jungkook kembali.
Yeonni sadar, bagaimana pun ia harus pergi. Karna ia tidak bisa membayangkan raut wajah Jungkook ketika mengetahui ia sedang hamil dan memintanya untuk mengugurkan kandungannya nanti, seperti di drama drama gitu loh.
Tidak, anakku tidak bersalah. Aku harus mempertahankannya! Dialah satu satunya keluargaku sekarang, yg tidak akan pernah mengkhianati dan berpisah dariku.
Setelah mengepak barang barangnya, Yeonni pun langsung keluar dari apartemen tsb.
Sebelum keluar ia sempat menoleh sebentar, menatap setiap sudut ruangan tsb, dimana banyak sekali kenangannya bersama Jungkook disana.
Selamat tinggal Jeon Jungkook, cinta pertamaku.
Yeonni pun nampak terburu buru membawa tas besarnya tsb untuk meninggalkan gedung apartemen ini.
Gadis ini berusaha mencari taxi, tapi tidak ketemu.
Mungkin karna jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, jadi, lumayan sepi.
Ketika ia sedang berusaha mencari sambil berjalan lebih jauh lagi, sebuah mobil pick up pun berhenti tepat di sampingnya. Yeonni mengenal mobil tsb, bukankah ini milik pria itu?
Iya, Jimin pun menurunkan kaca mobilnya. "Hei, apa yg kamu lakukan malam malam begini? Membawa tas sebesar lagi. Apakah kamu tidak tau itu bahaya? Mana suamimu?" Tanya pria ini panjang dan lebar banget.
Kepo banget ah 🤣
Tidak ingin membuang buang waktu lagi, Yeonni pun langsung masuk saja ke mobil Jimin dan memintanya untuk segera pergi meninggalkan tempat ini.
"Hah, tapi kan kamu baru saja kembali--"
"Jangan banyak tanya lagi! Aku mohon, cepatlah!"
"Tapi-- ah, ya, sudahlah." Jimin pun terpaksa melajukan mobilnya juga.
Ketika mereka sudah berada di jalanan yg sepi, Jimin menghentikan mobilnya, karna memang sedaritadi Yeonni tidak bilang mau kemana. Jimin kan tidak mungkin membawanya muter muter terus, ia juga harus pulang kerumah.
Emaknya uda cariin btw 😄
"Jadi kamu sebenarnya mau kemana? Ini sudah malam tau!"
Yeonni juga bingung, apakah ia pulang ke rumahnya aja ya? Tapi.. ayah tirinya 🤢 lebih parah dari Jungkook!
Tidak ingin menyusahkan Jimin, Yeonni pun keluar dari mobilnya tsb dan nampak berjalan ke halte terdekat, tapi ia hanya duduk disana tanpa melakukan apapun.
Jimin jadi binggung, bila di tinggalkan, ia juga takut nanti Yeonni kenapa napa. Bagaimana kalau besok di laporkan bahwa seorang wanita hamil ditemukan tewas iihhh, Jimin kan bisa menyesal seumur hidup!
Terpaksa ia pun ikut duduk dengannya.
"Pergilah, aku bisa kok sendirian. Aku sudah sangat merepotkanmu hari ini."
"Sebenarnya aku juga sangat ingin pergi, tapi aku tidak bisa. Aku khawatir padamu."
Yeonni bisa melihatnya, kalau Jimin bener bener adalah pria yg baik.
"Kamu adalah pria yg baik," ucapnya juga.
"Ya, aku tau itu hehe makasih." dan keduanya pun hanya bisa tertawa mendengar hal tsb.
"Apakah kamu lagi ada masalah, mungkin.. kamu bisa bercerita padaku. Walaupun aku tidak bisa membantu banyak, setidaknya aku bisa menjadi pendengar yg baik kan?"
Merasa kalau bercerita tidak ada salahnya, Yeonni pun mencoba menceritakan semua masalahnya.
Dimana sekarang ia beneran tidak tau lagi apa yg harus ia lakukan dan tujuannya, Jimin pun mendengar dengan seksama.
"Tentunya kamu tidak boleh pulang ke rumahmu lagi, Yeon. Bagaimana kalau ayah tirimu--"
"Ya, aku tau. Makanya aku binggung harus kemana lagi, sedangkan Jungkook dia--hiks"
Ya, Jimin juga sudah mendengar soal Jungkook.
Menurutnya Yeonni kasihan, gadis secantik dan sebaik dirinya bagaimana bisa bertemu dengan dua pria bangsat seperti itu.
Untung Jimin baik eh
"Hm... bagaimana kalau kamu ikut denganku saja? Aku tidak berani menjamin dapat memberimu tempat tinggal, karna aku harus minta izin dulu pada ibuku. Tapi aku yakin, bila ibuku tau kisahmu, ia pasti akan mengizinkannya. Ibuku adalah wanita terbaik di dunia ini hehe."
"Ya, aku bisa melihatnya. Karna ia memiliki anak sebaik dirimu."
Seketika wajah Jimin merona don mendengar pujian itu, maaf ya jarang di gombal soalnya wkwkw
Dan Jimin pun membawa Yeonni pulang kerumahnya, tepatnya di desa Jeonju.
Desanya lumayan sepi karna kebanyakan rakyat disana cari makan dari hasil berkebun dan menanam padi, termasuklah keluarga Jimin salah satunya.
Setelah melakukan perjalanan yg cukup lama, akhirnya Yeonni sampai juga ke rumahnya Jimin.
Terlihatlah sang ibu yg nampak ketiduran menunggu sang anak yg tak pulang pulang.
"Umma, umma" panggil Jimin juga.
"Aigoo, Jimin ah, bagaimana bisa kamu pulang selarut ini? Apakah kamu tau sudah jam berapa ini? Apakah ada masalah di Seoul?" Tanya ibunya panjang lebar sampai tidak mendapati keberadaan Yeonni, terakhir Jiminlah yg mengenalkannya.
"Maaf, umma. Tapi, ada sesuatu yg terjadi di Seoul dan... ini Yeonni, apakah ia bisa tinggal disini mulai sekarang?" Tanya Jimin juga.
Mata ibu Jimin langsung membulat ketika mendengar pertanyaan anaknya, jangan katakan kalau gadis ini adalah--?
Belum apa apa, Yeonni sudah bersujud di depan ibunya Jimin. "Aku mohon, ajuhma. Mohon terimalah aku, aku beneran tidak tau harus kemana lagi. Aku berjanji akan mengerjakan apapun, aku tidak perlu gaji, aku hanya perlu tempat tinggal dan makan saja. Aku mohon."
Ibunya Jimin nampak berpikir sebentar lalu menarik anaknya menjauh.
"Jujurlah padaku, apakah ini adalah pacarmu di Seoul? Kamu menghamilinya lalu ia di usir dari rumah makanya kamu membawanya kemari, ya kan?"
"Dia memang lagi hamil, umma. Tapi, bukan aku ayahnya! Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya tadi. Percayalah padaku, apakah kamu tidak percaya dengan anakmu sendiri?"
"Tentu saja percaya! Kamu bahkan tidak pernah mengandeng tangan seorang perempuan, jadi bagaimana mungkin kamu berani melakukan hal lebih dari itu!"
"Umma!" Jimin pun langsung menyiku lengan ibunya ini.
Kamu tidak perlu mengatakannya sejelas ini, jangan buat malu ah.
Ibu Jimin pun memapah Yeonni untuk berdiri. "Aku sih tidak masalah membiarkanmu tinggal disini. Tapi sebagai orang yg berpengalaman, aku hanya ingin menanyakan satu hal padamu. Apakah kamu yakin ingin melahirkan anak ini sendirian? Kamu masih sangat muda dan janinmu juga kelihatannya masih kecil, bila kamu mau--"
"Tidak! Aku ingin melahirkannya, ajuhma. Dia anakku, aku menginginkannya."
"Tidak akan menyesal?"
Yeonni pun mengangguk dengan mantapnya.
"Ya, baguslah. Aku hanya ingin kamu tau, mulai sekarang kehidupanmu mungkin akan terasa berat, bila kamu tidak punya tekad yg kuat, aku takut kamu akan sulit melewatinya."
"Ayo, kita berusaha bersama, Yeonni ssi."
Yeonni pun mengangguk dengan senangnya.
Tbc
Dimana ya aku bisa ketemu pemuda desa sebaik dan setampan Jimin hehe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top