5. Buat anak

"Apakah kamu punya teman yg bisa dijadikan saksi di pernikahan kita, Yeon? Perlu dua saksi kata pendetanya. Tapi, aku tidak punya teman dekat yg bisa aku minta bantuin. Kalau, kamu?"

Yeonni pun nampak berpikir, lalu ia teringat akan seseorang. "Ah, ada."

"Ohya, siapa?"

"Soogi, teman yg sudah aku anggap sebagai saudariku sendiri hehe."

"Tapi, kan perlu dua orang--"

"Tenanglah, dia bisa membawa pacarnya nanti."

"Ya, baguslah." Jimin pun mengecup kepala Yeonni. "Aku tidak sabar untuk segera menikahimu hehe"

"Ya, aku juga."

Keduanya pun mulai berciuman. Kebetulan keduanya memang sedang duduk di atas kasur.

Dengan sengaja Jimin pun mendorong tubuh Yeonni hingga gadis ini tiduran di atas kasurnya.

Ketika Jimin hendak membuka pakaian Yeonni, gadis ini pun mulai mendorong tubuhnya menjauh. "Kamu bau, Jim. Mandi dulu gih!" Pinta gadis ini.

Jimin pun memghirup bau badannya sendiri, sepertinya memang sedikit berbau.

Wkwkw

Karna tadi ia memang sibuk bolak balik ke dapur untuk mengatur para koki yg ada di restoran tempatnya bekerja tsb. Begitu pulang kerja, ia sama sekali belum sempat mandi hehe.

"Ya sudah, yuk mandi bareng." Ajak Jimin kemudian.

Yeonni pun tersenyum. "Ya sudah, yuk hehe."

Jangan tanyakan mereka berdua ngapain saja di kamar mandi, tidak mungkin cuman mandi kan? Hehe

☆☆☆

1 minggu pun berlalu begitu saja dan kini keduanya sedang berdiri di sebuah altar di depan seorang pendeta. Iya, Yeonni akan menikah dengan Jimin hari ini. Tapi, mereka tidak mengundang siapapun, selain Soogi dan Taehyung yg akan menjadi saksi mereka.

Masih ingat Soogi kan? Iya, anaknya Hoseok, yaitu pamannya Yeonni.

Yeonni sudah menceritakan semuanya kepada Soogi, termasuk latar belakangnya Jimin. Jujur, Soogi lumayan cemas ketika mendengar hal tsb. Tapi, ketika Yeonni mengatakan akan melepaskan dendamnya tsb demi Jimin, Soogi pun terlihat senang.

Ya, karna selama ini Soogi tau Yeonni berniat untuk balas dendam. Dan, gadis ini juga sudah selalu berusaha untuk membujuknya agar tidak melakukan hal itu.

Dan sekarang baguslah kalau Yeonni bisa melepaskan rasa bencinya tsb.

Hanya saja, kenapa ia harus jatuh cinta pada Jimin yg notaben adalah anak dari musuh terbesarnya itu?

Apakah mereka beneran akan baik baik saja?

Sang pendeta pun mulai membacakan janji suci atas nama kedua mempelai.

"Tuan Jimin, apakah kamu--"

"Ya, aku bersedia." Bahkan sebelum sang pendeta membaca semuanya, Jimin sudah memotongnya duluan.

"Kalau kamu, Yeonni-ssi. Apakah kamu bersedia--"

"Ya, aku juga." Sama halnya dengan Jimin, belum apa apa Yeonni juga sudah memotongnya duluan.

Dasar!

Sang pendeta pun hanya bisa tersenyum kecil. "Baiklah, aku nyatakan kalian sah menjadi suami istri. Sekarang, tuan Jimin. Kamu bisa menyium istrimu--"

Jimin pun langsung melumat bibir Yeonni, lalu keduanya sama sama tersenyum bahagia. Akhirnya, apa yg mereka nantikan terkabul juga hehe.

Yeonni memeluk Jimin dengan erat. "Terima kasih untuk semuanya, Jim."

Jimin pun melepaskan pelukannya dan menghapus air mata gadis ini. "Ini hari bahagia kita, Yeon. Kenapa kamu menangis? Tenanglah, mulai saat ini aku berjanji pasti akan membuatmu bahagia, aku akan selalu membuatmu tersenyum."

Yeonni pun menganggukkan kepalanya.

"Selamat ya, Yeon, Jim," ucap Soogi dan Taehyung bersamaan.

Tapi, belum juga sempat membalas ucapan selamat mereka, pintu gereja tsb pun tiba tiba terbuka dan muncullah beberapa pria berjas hitam disana.

Ada satu wajah yg sangat Yeonni ingat, sampai tanpa sadar ia meremas lengan Jimin begitu saja.

DIA!!

Mengira kalau Yeonni merasa takut, Jimin pun langsung menyembunyikan Yeonni di belakang tubuhnya. Padahal mah bukan takut, melainkan benci.

SANGAT!

Yeonni mengira ia bisa melepaskan rasa bencinya begitu saja. Tapi, setelah melihat wajah pria itu, ia baru sadar, ia sama sekali tidak bisa melupakannya.

Iya, pria itu, Park Jinyoung.

"Ada apa kamu kemari?" Tanya Jimin juga.

"Kamu bertanya 'ada apa?' Aku appamu, Jim. Sudah seharusnya aku kemari kan? Bagaimana pun kamu itu putraku, satu satunya putra yg aku miliki. Bagaimana bisa kamu menikah tanpa memberitahuku?"
"Ah, apakah ini menantuku?"

Jimin langsung berdiri menghadang ayahnya.

"Appa tidak ingin melakukan apapun, appa hanya ingin menyelamatimu. Akhirnya kamu menikah juga, appa senang melihatnya hehe."

Tapi sayangnya ketika Jinyoung hendak memeluk putranya tsb, Jimin pun menghindar. "Ya sudah, kamu sudah melihatnya kan sekarang? Kamu bisa pergi."

Yeonni pun langsung menahan tangan Jimin.

Iya, karna tiba tiba terbesit sebuah pikiran sesat di otak encernya tsb.

Pikiran yg sudah ingin ia kubur selamanya, tapi akhirnya tercuat kembali.

Niat untuk balas dendam.

Yeonni pikir ia bisa melupakan dendamnya begitu saja, tapi setelah bertemu dengan ayah Jimin, ia sadar, sampai mati pun ia tidak akan bisa melupakan kejadian itu dan memaafkan perbuatan ayah Jimin.

"Sudahlah, Jim. Bagaimana pun dia appamu, jangan seperti itu," ucap Yeonni dengan lembutnya, agar sang ayah mertua tidak curiga padanya.

Kini pandangan Soogi sudah terlihat berbeda melirik ke arah Yeonni, apa yg sedang ia rencanakan sekarang?

Soogi jadi cemas.

"Bagaimana kalau kalian ke rumah dan kita makan malam bersama?" ajak ayahnya kemudian.

Jimin ingin langsung menolaknya, tapi lagi lagi Yeonni menahannya.

"Ayolah, hanya makan malam. Appa hanya ingin makan malam dengan kalian, apakah itu juga sulit untukmu?" Pinta ayahnya ini.

Jimin nampak berpikir, sampai Yeonni mengajaknya barulah ia mau.

"Ayolah, sayang. Lagian cuman makan malam saja, seharusnya tidak akan terjadi apa apa kan."

Tidak, aku berbohong Jim. Pasti akan terjadi sesuatu. Karna malam ini, aku akan membunuh appamu!

"Ya sudah, baiklah klo begitu."

Yeonni dan Jimin pun pergi ke rumah ayah Jimin.

,

Soogi nampak cemas setelah pulang ke rumahnya. Gadis ini hendak menceritakan semuanya kepada sang ayah, ia takut Yeonni kenapa napa.

Tapi, daritadi ia cuman mondar mandir saja di depan ruang kerja ayahnya tsb.

Sampai tiba tiba ayahnya membuka pintu dan terkejut melihatnya disana. "ada apa Soo, kenapa tidak masuk?"

"Ah, appa. Itu... ada yg ingin ku bicarakan padamu."

"Ya sudah, masuklah "

Soogi pun masuk ke ruangan ayahnya. "Appa, sebenarnya... Yeonni dia--"

,

Selesai mereka makan malam, Yeonni dan Jimin pun diminta untuk bermalam satu hari di rumah megah milik ayahnya tsb. Jimin hendak menolakmya, tapi lagi lagi Yeonni menarik lengannya tsb. "Sudahlah, satu malam saja kok!" Ucapnya.

Mau gak mau Jimin pun menurutinya juga.

Padahal, ia sudah sangat malas berlama lama bersama ayahnya.

Apalagi dirumah ini.

Banyak kenangannya bersama sang ibu disini, tapi kebanyakan adalah kenangan yg pahit.

Ibunya selalu menangis karna perbuatan ayahnya.

Yeonni dan Jimin pun masuk ke kamar mereka.

Yeonni terlihat mengoda Jimin dengan merangkulkan kedua tangannya di tengkuk pria ini. 

"Jadi, kamu pernah tinggal disini bersama ummamu? Aku melihat banyak foto kecilmu di ruang tamu tadi," ucap Yeonni, Jimin pun hanya menganggukkan kepalanya.
"Ketika kecil, kamu manis sekali hehe," pujinya kemudian, Jimin jadi malu.
"Jadi--" Tanpa Jimin sadari, Yeonni sudah mendorongnya hingga tubuhnya jatuh di atas kasur. "Bagaimana kalau kita membuat Jimin kecil sekarang? Hehe," rayu Yeonni yg telah melepaskan semua pakaiannya tsb.

Dan tentunya Jimin tidak akan menolaknya 😁.

Tbc

Next uda the end ya 😁

Waktunya nanya, next mau buat cerita siapa ini? 😋


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top